Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Imam Prancis, Hassen Chalgoumi, menyatakan seorang guru yang tewas dipenggal akibat menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas sebagai martir kebebasan bersuara. Dia juga membuat seruan ditujukan kepada masjid di seluruh Prancis untuk mendoakan guru tersebut saat sholat Jumat.
Chalgoumi, imam masjid di Drancy, kawasan sub-urban Paris, memberi peringatan kepada kelompok ekstremis Islam. Dia juga menyeru agar para orangtua tidak menanamkan kebencian terhadap Prancis.
Pernyataan tersebut disampaikan Chalgoumi saat berziarah bersama sejumlah pemimpin Islam Paris ke sekolah yang menjadi lokasi pembunuhan guru tersebut. Usai meletakkan bunga di depan pagar sekolah pada Senin, 19 Oktober 2020, dia mengingatkan umat Islam untuk segera bangun dan tersadar akan bahaya ekstremisme Islam.
" (Guru) adalah martir bagi kebebasan berekspresi, dan orang bijak yang telah mengajarkan toleransi, peradaban, dan rasa hormat kepada orang lain," ujar Chalgoumi.
Dia menegaskan, petinggi Islam harus melihat insiden pemenggalan tersebut sebagai seruan untuk bertindak.
" Rektor (pimpinan) masjid, para imam, para orangtua, kelompok masyarakat sipil, bangun, masa depanmu dipertaruhkan," kata Chalgoumi.
Dia juga mengingatkan ekstremis di Prancis terorganisir dengan baik dan tahu bagaimana memanfaatkan sistem hukum serta seberapa jauh mereka bisa melangkah. Chalgoumi juga menegaskan sudah saatnya umat Islam Prancis mengakhiri diskursus viktimisasi.
" Kita semua punya hak di Prancis, sebagaimana orang lain. Para orangtua seharusnya mengajarkan anak-anak mereka tentang kebaikan di republik ini," ucap dia.
Awal Oktober, guru di Conflans-Sainte-Honorine, teridentifikasi sebagai Samuel Paty, menjadi korban pembunuhan. Pelaku terindentifikasi sebagai Abdoullakh Abouyezidevitch Anzonov, pemuda 18 tahun berdarah Chechen, Rusia.
Insiden pembunuhan ini dipicu aksi guru tersebut menunjukkan karikatur Nabi Muhammad yang dimuat di buletin Charlie Hebdo di dalam kelas. Gambar tersebut merupakan materi untuk pembelajaran mengenai kebebasan berekspresi.
Tetapi, hal itu ditanggapi berbeda oleh Anzonov dan menuding guru tersebut menghina Islam. Anzonov pun tega membunuh gurunya, merekam aksinya dan menyebarkan ke media sosial.
Sumber: National Post.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik