Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Ahli geologi, Graham Andrews dan Sarah Brown, menemukan aliran es di bawah gurun di Namibia. Menurut penelitian, aliran es itu disebut menyaingi Antartika modern.
Dikutip dari laman Science Alert, Kamis 7 Februari 2019, sekitar 300 juta tahun lalu, selatan Afrika bergabung dengan Amerika Selatan. Dua ahli geologi dari Universitas Virginia Barat ini membuktikan teori itu dengan khas bukit-bukit yang panjang dan curam di kawasan tersebut. Umumnya, perbukitan pasir semacam itu dikenal di Namibia.
" Kami dengan cepat menyadari apa terlihat karena kami berdua tumbuh di daerah (yang dulunya) gletser, saya di Irlandia Utara dan Sarah di Illinois utara," kata Andrews.
Meskipun asal usul lanskap asing ini tampak jelas bagi Andrews, dia terkejut menemukan bahwa topik tersebut belum pernah diteliti.
" Orang-orang jelas tahu bahwa bagian dunia pernah tertutup es pada suatu waktu, tetapi tidak ada yang pernah menyebutkan apa pun tentang bagaimana perbukitan itu terbentuk," kata dia.

Andrews menganalisis bentuk dan ukuran lanskap unik di gurun itu menggunakan informasi dari Google Earth. Setelah itu, Andrews dan timnya mencari tahu mengapa perbukitan itu muncul dan gletser itu menyusut.
Para peneliti menemukan alur besar dan panjang di wilayah bebatuan. Bukti ini diduga disebabkan oleh bentuk es purba yang bergerak sangat cepat sekitar 800 meter per tahun.
Temuan ini merupakan bukti pertama dari aliran es besar yang menutupi Afrika bagian selatan selama Zaman Paleozoikum akhir.
Aliran es itu memutar dan membelok sekitar dua ratus kilometer ke arah barat laut. Aliran es di wilayah itu bermuara di suatu tempat yang kini bernama Brasil.
Tidak hanya mengkonfirmasi ikatan lain antara dua benua selatan, penelitian itu juga menegaskan lokasi Afrika bagian selatan selama 300 juta tahun yang lalu. Afrika bagian selatan berimpitan dengan Amerika Selatan tepat di atas Kutub Selatan.
" Sangat menarik untuk berpikir bahwa ini adalah karya perintis dalam arti tertentu, bahwa ini adalah salah satu makalah pertama yang membahas karakteristik dan memberikan beberapa pengetahuan mengenai terbentuknya kawasan ini," kata co-penulis Andy McGrady, ahli geologi lain dari West Virginia University.
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
