Ilustrasi Minum Obat. (Foto: Shutterstock)
Dream - Semakin banyak peneliti tahu tentang bagaimana virus SARS-CoV-2 (corona baru) menguasai sel inangnya, semakin cepat dan efektif penemuan obat untuk melawannya.
Sejak dua bulan yang lalu para ilmuwan di Amerika Serikat mulai membuat peta cara kerja virus penyebab Covid-19 itu masuk ke sel manusia.
Hal itu diungkapkan oleh Nevan Krogan, Profesor dan Direktur Quantitave Biosciences Institute, University of California, di San Francisco.
Peta tersebut akan memperlihatkan semua protein virus corona yang bisa berinteraksi dengan protein yang ada pada sel di dalam tubuh manusia.
Secara teori, setiap titik interaksi antara protein virus dan protein manusia adalah tempat di mana obat-obatan dapat masuk melawan virus corona.
Tetapi alih-alih mencoba mengembangkan obat baru yang bisa bekerja pada titik-titik interaksi ini, Krogan dan rekan ilmuwan melirik ke lebih dari 2.000 obat unik yang telah disetujui aman untuk manusia oleh Badan Obat dan Pangan AS, FDA.
" Kami percaya bahwa di suatu tempat dalam daftar panjang ini akan ada beberapa obat atau senyawa yang bisa berinteraksi dengan protein manusia seperti yang dilakukan oleh virus corona," kata Krogan.
Dugaan Krogan dan rekan-rekannya ternyata benar. Tim ilmuwan multidisiplin di University of California, yang disebut QCRG, mengidentifikasi 69 obat dan senyawa yang berpotensi bisa digunakan untuk mengobati Covid-19.
" Sebulan yang lalu, kami mulai mengirim obat-obat ini ke Institut Pasteur di Paris dan Mount Sinai di New York untuk melihat apakah itu benar-benar bisa digunakan untuk memerangi virus corona," kata Krogan.
Dalam empat minggu terakhir, tim Krogan telah menguji 47 obat dan senyawa ini di laboratorium terhadap virus corona hidup.
" Dengan senang hati saya melaporkan bahwa kami telah mengidentifikasi beberapa petunjuk tentang obat yang kuat, dan mengidentifikasi dua mekanisme terpisah tentang bagaimana obat ini memengaruhi infeksi SARS-CoV-2," kata Krogan.
Temuan Krogan dan tim ilmuwan dari QCRG ini dipublikasikan di jurnal Nature pada 30 April 2020.
Peta yang dikembangkan Krogan dan katalog obat FDA yang diseleksi menunjukkan bahwa ada interaksi potensial antara virus corona, sel manusia dan obat atau senyawa yang tersedia di pasar.
" Tetapi kami tidak tahu apakah obat yang kami identifikasi ini akan membuat seseorang lebih kebal terhadap virus, lebih rentan atau tidak berdampak apa pun," kata Krogan.
Untuk mencari tahu jawabannya, Krogan dan timnya butuh ketiga unsur tadi untuk diuji pada manusia. Namun, para ilmuwan belum tahu sel manusia mana yang paling cocok untuk mempelajari virus corona di laboratorium.
Sebagai gantinya, para ilmuwan menggunakan sel monyet hijau Afrika, yang sering digunakan sebagai pengganti sel manusia untuk menguji obat antivirus.
Sel monyet hijau Afrika memiliki perilaku yang sangat mendekati sel manusia ketika disuntik dengan virus, termasuk virus corona.
Setelah menginfeksi sel-sel monyet ini dengan virus hidup, setengah dari mereka diberi obat dan sisanya dibiarkan sebagai kontrol.
Tim ilmuwan kemudian mengukur jumlah virus dalam sampel sel dan jumlah sel yang hidup.
Jika sampel sel yang sudah disuntik obat memiliki jumlah virus yang lebih rendah atau lebih banyak sel yang hidup dibandingkan dengan yang dikontrol, artinya obat tersebut berhasil mengganggu virus corona untuk memperbanyak dirinya.
Setelah memilah-milah dari ratusan percobaan menggunakan 47 obat tersebut, prediksi para ilmuwan terbukti benar. Beberapa obat mampu bekerja untuk melawan virus corona, sementara yang lain membuat sel lebih rentan terhadap infeksi.
" Namun perlu diingat bahwa apa yang kami lakukan ini adalah temuan awal dan belum diuji pada manusia. Jadi, tidak perlu repot memborong obat yang digunakan dalam percobaan ini," ujar Krogan.
Sumber: Live Science
Advertisement
Pidato Pertama Erick Thohir Jadi Menpora: Saya di Sini Bukan untuk Memimpin
Bosan Traveling Sendiri? Ini Enam Komunitas Jalan-Jalan yang Wajib Kamu Tahu
5 Penyebab Anak Menjadi Perfeksionis, Orangtua Harus Tahu
Ajak Anabul Main Bareng Komunitas Bekasi Dog Lovers Yuk!
Tas Hitam Ikoniknya Direbut Jusuf Kalla, Tom Lembong Hanya Bisa Pasrah
Kisah Haru Suami yang Setia Rawat Istri Buta Selama 12 Tahun
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Aksi Menteri Kesehatan Rusia Bantu Penumpang yang Kena Serangan Hipertensi di Pesawat
Demo Ojol 17 September 2025: Tuntutan, Jalur Aksi, dan Imbas Bagi Warga Ibu Kota
Save Janda, Komunitas Bagi Ibu Tunggal untuk Saling Berdaya dan Menguatkan
Pidato Pertama Erick Thohir Jadi Menpora: Saya di Sini Bukan untuk Memimpin
Pola Hidup Tidak Sehat Bisa Sebabkan Rambut Rontok, Ini Penjelasannya
Bosan Traveling Sendiri? Ini Enam Komunitas Jalan-Jalan yang Wajib Kamu Tahu