Jepang Diguncang Gempa Hebat, Listrik 800 Ribu Rumah Padam

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 14 Februari 2021 07:33
Jepang Diguncang Gempa Hebat, Listrik 800 Ribu Rumah Padam
Berdasarkan skala intensitas seismik Jepang, kekuatan guncangannya mencapai 6, atau level tertinggi kedua.

Dream - Jepang diguncang hebat tepatnya di Prefektur Fukushima dan Miyagi pada Sabtu malam, 13 Februari 2021. Kekuatan gempa mencapai magnitudo 7,1. Episentrumnya berada di lepas pantai Fukushima, sekitar 220 kilometer utara Tokyo.

Berdasarkan skala intensitas seismik Jepang, kekuatan guncangannya mencapai 6, atau level tertinggi kedua. Gempa yang juga dirasakan di Tokyo (dalam skala 4), terjadi pada pukul 23.08 waktu setempat.

Dikutip dari Merdeka.com, guncangan lebih besar dirasakan di dekat episentrum, yakni di Miyagi, Nakadori, dan Hamadori di wilayah pesisir di Fukushima (skala 6). Badan Meteorologi Jepang tidak mengeluarkan peringatan tsunami.

Meski demikian, masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir diimbau untuk mengevakuasi diri ke lokasi yang lebih tinggi. Sebab, dikhawatirkan gempa susulan akan terjadi.

 

1 dari 5 halaman

Pemadaman listrik dilaporkan terjadi di beberapa bagian prefektur Fukushima, Miyagi, Iwate, dan Tochigi, yang berdampak pada 800 ribu rumah. Perdana Menteri Yoshihide Suga segera menginstruksikan badan-badan pemerintah untuk memantau kerusakan, mengevakuasi korban.

Gempa yang mengguncang Fukushima Sabtu malam terjadi kurang dari sebulan sebelum peringatan 10 tahun gempa dahsyat pada 11 Maret 2011 atau Great East Japan Earthquake.

2 dari 5 halaman

Jepang Temukan Varian Baru Covid-19 Asal Afrika Selatan

Dream - Pada Senin lalu, 28 Desember 2020, Jepang mendeteksi adanya varian virus Corona baru asal Afrika Selatan. Kasus ini menjadi kasus penemuan pertama di Jepang setelah ditemukannya selusin kasus varian virus Corona baru asal Inggris.

Dikutip dari Merdeka.com, Rabu 30 Desember 2020, menurut keterangan Kementerian Kesehatan Jepang, seorang wanita berusia 30 tahun yang tiba di Jepang pada 19 Desember 2020, diidentifikasi telah terinfeksi varian baru virus Corona.

Otoritas kesehatan Afrika Selatan mengatakan, varian tersebut mungkin jadi penyebab adanya lonjakan infeksi baru di Jepang.

Akibat munculnya kasus tersebut, pemerintah Jepang mulai Senin, 28 Desember 2020 melarang wargan negara asing non-residen untuk masuk ke wilayahnya.

3 dari 5 halaman

Imbauan untuk Tetap Waspada

Perdana Menteri Yoshihide Suga mendesak penurunan kasus jelang libur tahun baru. Menurutnya, saat ini rumah sakit sedang kekurangan tenaga kesehatan dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada meski vaksin meski vaksin sudah ditemukan.

" Tidak ada bukti vaksin tidak efektif melawan varian baru ini. Tetapi langkah untuk menekan perebaran masih dibutuhkan," jelas Suga.

" Virus tidak mengenal liburan akhir tahun. Saya meminta setiap menteri untuk meningkatkan urgensi mereka dan melakukan tindakan cepat melawan virus ini," katanya dalam pertemuan tetang tanggapan virus Corona, dikutip dari merdeka.com.

 

4 dari 5 halaman

Terkait Pembatasan Negara

Meski saat ini Jepang telah melakukan berbagai upaya untuk menekan persebaran kasus, seorang pelancong bisnis Jepang yang baru terbang dari India mengungkapkan pendapatnya terkait perbatasan.

" Meskipun Jepang sedang melakukan sesuatu untuk melawan varian tersebut, hingg akini masih ada laporan kasus di Jepang," kata Seiji Oohira.

" Jadi saya pikir lebih baik untuk memperketat pebatasan sedikit lebih jauh."

 

5 dari 5 halaman

Kondisi Jepang Saat Ini

Diketahui hingga hari ini Jepang tengah menghadapi gelombang ketiga infeksi virus Corona baru. Kasus harian mencapai rekor 3.881 pada Sabtu, 26 Desember 2020 menurut berita harian NKH.

Jumlah kematian mencapai titik tertinggi semenjak pandemi Covid-19 menyerang jepang yakni sebesar 64 jiwa, pada Jumat 25 Desember 2020.

Salah seorang mantan menteri transportasi Yuichiro Hata, dan putra mantan Perdana Menteri Tsutomo Hata, meninggal akibat terpapar Covid-19 pada Minggu, 27 Desember 2020 lalu.

Sumber: merdeka.com

 

Beri Komentar