Juli 2023 Jadi Bulan Terpanas dalam Sejarah, Cetak Rekor Suhu Global Baru

Reporter : Sugiono
Minggu, 30 Juli 2023 14:00
Juli 2023 Jadi Bulan Terpanas dalam Sejarah, Cetak Rekor Suhu Global Baru
Analisis terbaru ilmuwan iklim menyebutkan bahwa suhu global Juli 2023 berada di atas suhu rata-rata bulanan.

Dream - Analisis terbaru ilmuwan iklim menyebutkan bahwa suhu global Juli 2023 berada di atas suhu rata-rata bulanan.

Kisaran suhu bulan Juli 2023 diproyeksikan menjadi 1,3 sampai 1,7 derajat celcius dan akan mencetak rekor suhu global baru.

Perkiraan ini lebih panas dari rekor sebelumnya pada Juli 2019. Kenaikan suhu global tahun ini mencapai 0,2 derajat celcius.

1 dari 3 halaman

Artinya, suhu rata-rata global pada bulan Juli 2023 diperkirakan mencapai 1,5 derajat celcius.

Namun kenaikan yang cukup signifikan ini bukan berarti program pembatasan suhu global dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement) telah gagal.

Masalahnya, rata-rata suhu global tersebut diukur dalam skala waktu jangka panjang.

2 dari 3 halaman

Kenaikan suhu bulan Juli 2023 yang berada pada tingkat maksimum menunjukkan bahwa tindakan mengurangi emisi masih belum memadai.

Selain itu, dunia kemungkinan akan gagal dalam menegakkan kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Paris tersebut.

Sebelumnya, beberapa ilmuwan iklim sudah memperingatkan bahwa Juli 2023 kemungkinan akan menjadi bulan terpanas sepanjang sejarah.

Dr Karsten Haustein, ilmuwan iklim dari Universitas Leipzig, Jerman, yang pertama mengonfirmasi hal itu sekaligus memperkirakan suhu rata-ratanya.

Berdasarkan data awal Dr Karsten, termasuk prakiraan suhu hingga akhir bulan, hampir dapat dipastikan bahwa Juli 2023 akan menjadi bulan Juli yang terhangat.

3 dari 3 halaman

Dr Karsten menyebutkan bahwa ada selisih yang lebar dengan -0,2 derajat celcius, (+/-0,1 derajat celcius) di atas catatan suhu sebelumnya.

" Tidak hanya akan menjadi Juli yang terhangat, tetapi juga bulan terhangat yang pernah ada dalam hal suhu rata-rata global absolut.

" Kita mungkin harus kembali ribuan bahkan puluhan ribu tahun untuk menemukan kondisi hangat serupa di planet kita," jelas Dr Karsten.

Beri Komentar