Murka `Pahlawan` Israel Kembalikan Medali Kehormatan

Reporter : Syahid Latif
Senin, 18 Agustus 2014 09:02
Murka `Pahlawan` Israel Kembalikan Medali Kehormatan
"Sungguh sangat mengejutkan dan tragis bahwa hari ini, setelah empat generasi, keluarga kami dibunuh di Gaza. Pembunuhan yang dilakukan oleh Negara Israel"

Dream - Seorang pria asal Belanda mengembalikan medali kehormatan Righteous Among the Nations yang diterimanya dari Israel. Lelaki bernama Henk Zanoli itu mendapat medali kehormatan karena pernah menyelamatkan seorang bocah Yahudi dari Nazi selama Perang Dunia (PD) II.

Pria berusia 91 tahun ini terpaksa mengembalikan medali kehormatan tersebut karena rudal-rudal Israel telah membunuh keenam sanak keluarganya di Jalur Gaza.

Zanoli mengirimkan medali ke Kedutaan Besar Israel di Den Haag disertai sebuah surat yang bernada kekecewaan atas sikap Israel.

" Dengan kesedihan yang mendalam, saya mengembalikan medali yang saya terima sebagai suatu kehormatan dan tanda penghargaan dari Negara Israel," bunyi surat Zanoli yang diterbitkan oleh Haaretz, seperti dikutip Dream, Senin, 18 Agustus 2014.

Zanoli dan mendiang ibunya, Johana Zanoli-Smit, mendapat medali kehormatan dari museum Yad Vashem Holocaust pada tahun 2011. Penghargaan itu diserahkan karena Zanoli dan ibunya menyelamatkan seorang anak Yahudi, Elhanan Pinto, selama pendudukan Nazi di Belanda.

Keluarga Zanoli menyembunyikan anak tersebut dari 1943 hingga 1945. Aksi ini tentu membahayakan keluarganya karena mereka sudah berada di bawah pengawasan Nazi.

" Dengan latar belakang ini, sungguh sangat mengejutkan dan tragis bahwa hari ini, setelah empat generasi, keluarga kami dibunuh di Gaza. Pembunuhan yang dilakukan oleh Negara Israel," tulis Zanoli kepada Duta Besar Haim Davon.

Zanoli memiliki hubungan keluarga di Gaza melalui keponakannya, Angelique Eijpe, seorang diplomat Belanda yang menikah dengan ekonom Ismail Ziadah, yang lahir di kamp pengungsi Al-Bureij di Gaza tengah.

Sebuah jet tempur Israel dilaporkan membom rumah keluarga Ziadah di Al-Bureij pada 20 Juli. Serangan itu menewaskan enam anggota keluarga Zanoli, termasuk seorang nenek 70 tahun dan anak laki-laki 12 tahun.

" Cicit dari ibuku telah kehilangan seorang nenek, tiga paman, seorang bibi dan seorang sepupu di tangan tentara Israel."

" Bagi saya, merupakan sebuah penghinaan terhadap keberanian ibu saya jika tetap memegang kehormatan yang diberikan oleh Negara Israel. Itu juga menjadi penghinaan terhadap orang-orang dalam keluarga saya selama empat generasi yang kehilangan tidak kurang dari enam kerabat mereka di Gaza di tangan Negara Israel."

Zanoli meminta Tel Aviv untuk berhenti menekan orang-orang Palestina di Tepi Barat dan di Gaza yang hidup di bawah pendudukan sejak tahun 1967. Zanoli juga meminta Israel memberikan hak yang sama kepada semua orang yang tinggal di negara bagian Israel.

Jika hal itu dilakukan Israel, Zanoli siap menerima kembali kehormatan dan penghargaan kepada keluarganya atas keberanian yang dilakukan ibunya selama Perang Dunia II.

Belanda menggelar salah satu demonstrasi solidaritas Gaza terbesar di Eropa pada tanggal 29 Juli. Saat itu sekitar 12.000 orang berkumpul di pusat kota Rotterdam untuk memprotes serangan udara pasukan Israel ke Jalur Gaza.

Beri Komentar