Ketua PBNU: Pilkada DKI Proses Politik, Bukan Perang

Reporter : Sandy Mahaputra
Rabu, 19 April 2017 09:46
Ketua PBNU: Pilkada DKI Proses Politik, Bukan Perang
Dua pasangan yang bertarung di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua tidak mewakili etnis tertentu.

Dream - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj meminta masyarakat Jakarta memahami Pilkada DKI Jakarta sebagai proses politik. Pilkada DKI Jakarta, kata dia, bukanlah medan peperangan.

" Pilkada DKI 2017 adalah bagian dari proses politik, bukan perang," kata Said dalam keterangan tertulisnya, Selasa 18 April 2017.

Menurut dia, proses politik merupakan upaya memperbaiki kehidupan demi menuju keselamatan. Mengutip Imam Al Ghazali, politik menjembatani dua kutub pengandaian, kutub ideal-normatif dan kutub praktis-empiris.

Selain itu, riuhnya Pilkada DKI Jakarta sekaligus untuk menguji kedewasaan dalam bernegara dan berkontitusi. Dia menganggap wajar jika eskalasi politik cenderung meningkat.

" Pilkada DKI Jakarta menunjukkan adanya optimisme pada diri masyarakat Jakarta. Masyarakat Jakarta adalah warga yang aktif dan optimis," ucap dia.

Said mengingatkan masyarakat dua pasangan yang bertarung di Pilkada DKI Jakarta tidak mewakili etnis tertentu. Menurut dia, Basuki Tjahaja Purnama bukanlah etnis Cina dan Anies Baswedan merupakan etnis keturunan Arab.

" Tidak, mereka adalah orang Indonesia," kata dia.

Dia menganjurkan, setiap warga negara memiliki hak memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya. Tidak hanya sebelum maupun saat di dalam bilik suara.

Untuk itu, dia berharap Pilkada DKI Jakarta 2017 tidak disertai nafsu politik dengan sifat menuhan-nuhankan diri. " Sebab kekuasaan politik bersifat nisbi," ujarnya.

Beri Komentar