Nisa Wahyuni Dan Ayahnya (foto: Merdeka.com)
Dream - Tak ada yang tak mungkin bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Semua perjuangan pasti akan ada hasilnya.
Seperti kisah perjuangan Nisa Wahyuni, wanita yang belakangan ini ramai jadi perbincangan di media sosial.
Nisa Wahyuni yang karib dipanggil Nisa, baru saja menyelesaikan program beasiswa S2 di Imperial College London, Inggris. Banyak yang kagum karena ia merupakan anak dari seorang sopir ojek online (ojol).
Bukan hanya sebagai lulusan Inggris, prestasinya pun semakin menginspirasi. Diketahui ia bekerja sebagai konsultan vaksinasi Covid-19 di lembaga kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO). Baca Juga: Dulu Anak Punk, Kini Jadi Prajurit TNI Gagah dan Tampan Dijuluki Si Tompel karena Wajah Penuh Noda Hitam, Gadis Cantik Tetap 'Pede' Berkat Motivasi dari Nenek 28 Tahun Kerja di SPBU, Karyawan Paling Setia Dapat Hadiah Umroh dari Majikan
Kesuksesan merupakan milik siapa saja, kisahnya viral berawal dari cerita Nisa yang membagikan perjuangannya di platform LinkedIn. Ia membuktikan kepada semua orang bahwa ia bisa sukses walaupun hanya anak dari sopir ojol.
Nisa membagikan potretnya bersama sang ayah. Terlihat ia berfoto di samping ayahnya yang memakai seragam khas ojol. Ia pun mengatakan foto tersebut adalah foto favoritnya bersama sang ayah.
" Jadi ini foto favoritku bersama ayah. Bagi kalian orang Indonesia pasti akrab dengan seragam yang dipakai ayahku. Seragam sopir ojek online yang kita tahu sebagai Gojek," tulisnya.
Nisa pun tak malu, ia justru bangga dengan sosok ayahnya. Ia mengungkapkan, sebelumnya sang ayah merupakan merupakan petugas keamanan alias satpam di sebuah sekolah.
Nisa yang merupakan lulusan Inggris pun bercerita kedua orang tuanya hanya lulusan Sekolah Dasar (SD). Namun kedua orang tuanya memiliki impian yang besar, untuk melihat Nisa dapat meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Nisa pun mengatakan tujuannya memperkenalkan orang tua bukan untuk menunjukkan latar belakang ekonomi. Tapi ingin berbagi perjuangannya bahwa kerja keras pasti akan terbayarkan.
" Tujuan dari unggahan ini bukan untuk menunjukkan latar belakang ekonomi orangtuaku, tapi lebih kepada pelajaran bahwa kerja keras pasti akan terbayarkan," tulisnya.
Gadis cantik ini mengungkapkan orang tuanya telah banting tulang agar ia bisa mendapat pendidikan sebaik mungkin. Orang tuanya sangat menanamkan nilai etos kerja kepadanya sejak kecil. Hal inilah yang membuatnya selalu semangat untuk terus belajar.
Sebelum melanjutkan S2 di Inggris, Nisa merupakan sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia angkatan 2015.
Ia pun berhasil lulus dan menorehkan prestasi dengan predikat cumlaude pada tahun 2017. Saat masih menjadi mahasiswa S1 ia pun kerap menjadi asisten dosen.
Setelah dua tahun berselang, Nisa pun melanjutkan S2 dengan keberhasilannya mendaftar beasiswa LPDP. Nisa pun diterima di Imperial College London, Inggris, dengan jurusan Epidemiologi.
Kehidupan kuliahnya di negeri Eropa, Inggris, ia jalani selama dua tahun. Selain menjadi mahasiswa, ia pun terpilih menjadi duta mahasiswi MSc Epidemiology, yang merupakan sebuah program kolaborasi UNICEF dengan kampusnya.
Perjuangannya tak sia-sia, ia pun mendapatkan tawaran untuk berkarier di Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sebagai konsultan vaksinasi Covid-19 level A.
Nisa berpesan kepada siapa saja yang sedang berjuang, bahwa kerja keras pasti akan terbayar dan jangan lupa untuk percaya pada sebuah proses.
" Lakukan dan berikan yang terbaik karena kerja keras akan terbayar, satu lagi jangan lupa untuk percaya sebuah proses," pesannya.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur