Hijabers Cantik Asal Uzbekistan Bernama Abdullayeva Dilafruz Bahodirjanovna. (Foto: Video YouTube)
Dream - Siapa yang tak kenal dengan negara Korea Selatan? 'Saudara kembar' Korea Utara ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit para turis dari berbagai belahan dunia.
Budayanya yang unik dan kehidupan masyarakatnya yang terlihat menyenangkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong.
Belum lagi dengan dunia hiburannya yang terkenal dengan K-Pop dan drama Korea (drakor) yang saat ini bisa dibilang mendominasi kawasan Asia dan bahkan Amerika.
Dengan berbagai kelebihannya tersebut, tak sedikit sebagian orang asing yang punya keinginan untuk menetap dan menjadi warga negara Korea Selatan.
Seperti hijabers cantik asal Uzbekistan bernama Abdullayeva Dilafruz Bahodirjanovna berikut ini. Abdullayeva sekarang sudah resmi mendapat status kewarganegaraan tetap dari pemerintah Korea Selatan sejak 2007.
Untuk menunjukkan kecintaan dan kekagumannya kepada Korea Selatan, Abdullayeva bahkan rela mengganti namanya menjadi Hong Hana.
Namun kisah Hong Hana saat awal-awal datang ke Korea Selatan tidak berjalan mulus seperti yang dia bayangkan ketika masih berada di Uzbekistan.
Ketika menjadi narasumber dalam program acara di KBS World yang tayang di kanal YouTube KBS Indonesian, Hong Hana menceritakan kisahnya yang mendapat perlakuan tak menyenangkan saat baru tiba di Korea Selatan.
" Halo perkenalkan nama saya Hong Hana, saya berusia 32 tahun dan berasal dari Uzbekistan.
" Akan tetapi saya berganti nama ketika pindah ke sini (Korea). Nama saya dulu Abdullayeva Dilafruz Bahodirjanovna," kata Hong Hana.
Menurut Hong Hana, nama muslimnya yang terdengar aneh dan panjang bagi orang Korea ini diambil dari nama kakek dan ayahnya.
Dalam video, Hana awalnya menjelaskan alasan dia pindah kewarganegaraan dan mengganti namanya menjadi mirip orang Korea Selatan.
Ketika berusia 26 tahun, Hana mengaku tidak mengerti sama sekali bahasa yang dipakai dalam drakor yang sering dilihatnya.
Karena itu, dia ingin mempelajari bahasa tersebut langsung dari asalnya, yaitu Korea Selatan. Maka pergilah ia ke negara tersebut.
" Saat itu aku menonton 'Dae Jang Geum' dan 'Winter Sonata'. Ketika saya datang pertama kali ke Korea, saya merasa sangat senang dan merasa nyaman," katanya.
Hana pun merasa senang dan bahagia karena akhirnya impiannya belajar bahasa di drakor tersebut menjadi nyata. Dia bahkan menyebut cuaca di Korea sangat dingin.
Namun, kebahagiaan wanita berhijab ini hanya berlangsung singkat. Dia malah mengalami berbagai macam diskriminasi ketika tinggal di Korea.
Diskriminasi itu dimulai saat dia masuk ke sebuah restoran, dia dipandang sebagai orang asing karena penampilannya yang memakai hijab.
" Saya bertanya apakah menu lauk pauk yang ada di restoran tersebut, ia malah memanggil staf lainnya untuk melayani saya.
" Ketika ada orang Korea baru dilayani dengan baik dan ramah. Saya merasa didiskriminasi dan sedih," tuturnya.
Tidak sampai di situ saja, Hana juga mendapatkan perlakuan yang sangat tidak menyenangkan ketika belanja di sebuah toko sepatu.
Ketika Hana bertanya harga sepatu yang dilihatnya, pelayan toko malah memandangnya dengan sinis dan seolah merendahkan dirinya.
" Saya bertanya ini harganya berapa? Dan pelayan toko tersebut malah mengatakan apakah saya mampu membeli sepatu tersebut? Karena sepatu itu harganya mahal. Padahal saya akan membeli sepatu itu," kenang Hana.
Hana merasa penampilannya sebagai wanita Muslim yang selalu memakai hijab menjadi penyebab dirinya menerima perlakuan yang tidak menyenangkan di Korea Selatan.
Diskriminasi itu seolah terjadi di mana pun Hana berada. Hana pernah berjalan sendirian di jalan, ada seorang pria yang menghampirinya sambil mengejek," Hey, apa yang kamu kenakan di kepalamu itu?"
Perlakuan tak menyenangkan itu terus berlanjut, bahkan ketika dia sedang belanja bahan makanan untuk keperluan sehari-hari di sebuah toko.
" Saya sedang membeli bahan makanan, ada wanita yang tiba-tiba menarik hijab saya (sambil memperagakannya).
" Saya terkejut dan bertanya ini ada apa? Lalu dia menyuruh agar saya melepaskan hijab saya. Kamu ini di Korea, harus lepaskan hijab itu," kata Hana sambil memperagakan aksi wanita tersebut.
Hana mengaku bekerja sebagai penerjemah bahasa. Kebetulan dia menguasai empat bahasa yaitu bahasa Inggris, Korea, Rusia, dan Uzbekistan.
Bahkan di lingkungan kerjanya, Hana masih sering menerima perlakuan buruk dari orang-orang yang ada di sana.
" Orang-orang selalu melihat saya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Ada yang sampai bertanya kepada rekan kerja saya, tentang siapa diri saya? Mengapa saya bekerja di sini dan apakah saya memenuhi standar?" ujar Hana.
Sejujurnya, Hana merasa sangat sedih dan sakit hati diperlakukan seperti orang asing hanya karena dia mempertahankan hijab yang dipakainya di setiap aktivitasnya.
Yang lebih parah lagi, ada salah satu staf wanita di kantor pemerintahan yang melabeli Hana sebagai seorang teroris hanya karena busana Muslim yang dipakainya. Saat itu Hana sedang mengurus dokumen.
" Dia bertanya apakah saya seorang teroris? Ini hal yang terdengar gila, itu terjadi pada saat 2013. Saya tak dapat berkata apa-apa," kenangnya.
Hana bahkan tidak habis pikir ketika wanita itu ingin memeriksa dompet isi dompetnya. Kejadian itu lagi-lagi membuat Hana sedih. Dia sempat tidak keluar rumah karena ketakutan selama sebulan.
Wanita cantik yang mempunyai dua orang anak itu mengatakan jika ia berhak untuk hidup seperti wanita lainnya. Hana juga pernah melepas hijabnya selama empat bulan, karena merasa depresi dan kesal.
Namun dia kembali memakai hijab karena mendapatkan komentar buruk dari orang-orang di sekitarnya karena rambutnya yang keriting khas wanita Timur Tengah.
Hana kemudian menceritakan latar belakang kenapa dia memakai hijab dan harus mempertahankannya, apa pun yang terjadi kepada dirinya.
" Dulu di kota tempat tinggal saya, semua wanita memakai hijab. Dan ketika saya masih berusia 10 tahun, saya diberikan hijab oleh nenek.
" Dan itu sangat berarti bagi saya dan membuat saya gembira. Hijab merupakan simbol dari agama saya," tegasnya.
Kini, Hana menjadi seorang ibu tunggal. Dia menghidupi kedua anaknya seorang diri. Hana sempat menikah dengan pria Korea Selatan sebelum bercerai dengan suaminya itu pada 2014.
Sumber: YouTube
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`