Kemuliaan Kakek Penjual Krupuk Yang Beri Makan ODGJ (Foto: Merdeka.com Dan Kitabisa.com)
Dream – Penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdampak pada ekonomi masyarakat. Tak sedikit pedagang yang mengalami penurunan omzet karena pembatasan sosial.
Seperti halnya yang dialami Mbah Saidi, seorang kakek penjual kerupuk di Bandarlampung. Meskipun ia dan istrinya hidup dalam kondisi yang kekurangan, hati mereka sangatlah mulia dengan selalu berbagi makanan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Tak hanya itu saja, pasangan lansia ini bahkan sampai rela kelaparan dan makan seadanya dengan nasi garam atau ikan asin saja agar ODGJ bisa makan dengan layak. Kisah inilah yang kemudian menarik simpati para warganet di media sosial.

Dilansir laman kitabisa.com, Mbah Saidi setiap harinya berjualan kerupuk di Bandarlampung. Dia harus berkeliling menjajakan dagangannya sampai puluhan kilometer.
Tak hanya harus berjalan jauh untuk menjual beragam krupuknya, Mbah Saidi terkadang juga harus menerima kekecewaan karena barang dagangannya tidak ada satu pun yang terjual.
Alhasil, ia pun harus mengalami rasanya kelaparan karena tak bisa membeli makanan dan hanya mengisi perut dengan air putih saja.
“ Kerupuk yang saya jual ini yang besar saya jual 15 ribu dapat untung 2 ribu, yang kecil saya jual 7 ribu dapat untung seribu. Kalo lagi mujur, seharian keliling bisa dapat untung 30 ribu. Kalo sekarang sulit, laku 5 bungkus aja udah alhamdulillah, pulang malem bisa bawa uang 10 ribu,” jelas Mbah Saidi pada tim kitabisa.com.

Meskipun hidup Mbah Saidi dan istrinya tergolong kekurangan dan sulit untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, hati mereka sangatlah mulia. Mereka ingin tetap berbagi pada orang yang membutuhkan, salah satunya para ODGJ. Diketahui ODGJ tersebut kerap datang ke rumah saat siang dan sore hari untuk mengambil makanan.
Terkadang Mbah Saidi merasa sedih saat pulang dan tidak membawa uang sama sekali. Mau tidak mau Mbah Saidi dan istrinya pun rela hanya makan nasi dan garam atau ikan asin saja supaya para ODGJ tersebut bisa makan dengan layak.
“ Kasihan mereka mas, saya dan istri masih bisa hidup normal dan tidur dengan layak, mereka (ODGJ) itu butuh perhatian dan kasih sayang kita,” ucap Mbah Saidi pada tim kitabisa.com.
Mbah Saidi dan istrinya tinggal di sebuah rumah yang mereka sewa dengan biaya Rp 10 juta setiap tahunnya. Diketahui mereka juga memiliki seorang anak yang kini sudah hidup berumah tangga. Namun, kondisi ekonomi sang anak pun tak berbeda jauh.
Melalui kisah hidup Mbah Saidi tersebut, kamu juga berkesempatan untuk bisa membantu meringankan bebannya dengan cara melalui link kita bisa.com.
Advertisement
Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau