Prajurit Baret Merah Dan Pak Tanto (Foto: Instagram @penkopassus)
Dream - Ingat seorang ayah yang berkeliling kampung mencari pakaian seragam bekas untuk digunakan anaknya yang bersekolah SMA. Kabar baik kini menghampirinya pria yang bernama Tanto Gunawan (47) setelah kisahnya menjadi viral di sosial media.
Kisah pilu warga Bayah Barat, Bayah, Lebak, Banten ternyata turut dilihat seorang Komandan Kopasus Kolonel Inf I Gede Putra Yasa, Dangrup 1 Kopassus.
Tanpa basa-basi, sang komandan memerintahkan anak buahnya untuk turun langsung mendatangi rumah Pak Tanto.
" Sebelumnya saya melihat keluh kesah Bapak Tanto dari media sosial. Kemudian saya memerintahkan Danyon 12 Grup 1 Kopassus yang saat ini melaksanakan Latihan daerah Bayah Kab. Lebak untuk datang langsung ke rumah Bapak Tanto dan membantu kebutuhannya," kata Kolonel Inf I Gede Putra.
Menurut Kolonel Inf I Gede Putra, tindakan Pak Tanto merupakan bukti perjuangan seorang ayah yang patut diapresiasi. Terlebih, Pak Tanto akan melakukan apapun demi mengutamakan pendidikan sang putra sulung, Bagas Panca Wijaya, 16 tahun.
" Saya sangat bangga terhadap Bapak Tanto, karena masih mempunyai semangat juang yang tinggi untuk mendorong putranya untuk melanjutkan sekolah di tengah keterbatasannya," tuturnya.
Bagi Tanto, bantuan yang diberikan Kolonel Inf I Gede Putra beserta jajarannya itu merupakan sebuah kejutan.
Ia tak pernah menyangka, para prajurit baret merah akan datang ke rumah dan memberikan sejumlah bantuan bagi keluarganya.
" Kami sangat terkejut karena malam-malam ada yang datang ke rumah kami dengan memakai baju tentara berbaret merah. Segala dukungan dan perhatian dari Kopassus sangat membantu kami dalam meneruskan cita-cita anak kami," ungkap Tanto.
View this post on Instagram
Dream - Belakangan kisah pilu Tanto Gunawan, 47 tahun, seorang ayah di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, mencuri perhatian publik. Pasalnya, ia harus bekeliling desa demi mencari seragam bekas untuk anak sulungnya.
Penghasilannya sebagai seorang nelayan serabutan menyebabkan dirinya tak bisa berbuat banyak. Kantongnya kerap kering, padahal harus mencukupi kebutuhan keluarga.
" Saya enggak punya uang, Pak. Butuh seragam sekolah buat anak saya saja si Bagas, baju bekas aja, asalkan bisa dipakai sekolah," katanya, dikutip dari akun Instagram @top_world.id, Minggu 29 Agustus 2021.
Mengetahui hal ini, Billy M Martono yang terkenal dengan sebutan 'Sultan Banten' tak tinggal diam. Ia bergegas menemui Tono beserta keempat anaknya.
Billy memberikan sejumlah uang serta beberapa barang yang dibutuhkan dalam tas kemasan berwarna kuning. Hal ini terungkap dalam unggahan akun Instagramnya @billymmartono.
" Terima kasih semuanya atas support dan infonya. Semoga bantuan dari saya dapat membuat Pak Tanto dan Baga sekeluarga terbantu. Semakin berkah ya pak Tanto! Semangat terus," tulisnya dalam akun Instagram @billymmartono.
Dream - Seorang ayah di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten harus keliling kampung mencari baju seragam sekolah bekas ke warga. Hal ini dilakukan Tanto Gunawan, 47 tahun, lantaran dirinya tidak memiliki uang untuk membelikan sang anak seragam sekolah.
Sejumlah sekolah di Kabupaten Lebak memang sudah menggelar kegiatan belajar tatap muka sejak Senin, 23 Agustus 2021 lalu seiring mulai menurunnya kasus Covid-19.
Diketahui, SMKN 1 Bayah juga sudah menerapkan sistem tatap muka. Sehingga putranya, Bagas Panca Wijaya, 16 tahun, memerlukan sebuah seragam.
Demi sang anak, Tanto pun harus berkeliling kampung mencari baju sekolah bekas ke warga. Seharian mencari baju, tak satu pun warga yang bersedia memberikan baju bekas sekolah.
Tanto sendiri diketahui bekerja sebagai nelayan serabutan dan memiliki tiga anak masih sekolah. Ia juga diketahui ditinggal istrinya dan mengurus ketiga anaknya seorang diri.
" Saya nggak punya uang, Pak. Butuh seragam sekolah buat anak saya saja si Bagas, baju bekas aja, asalkan bisa dipake sekolah," katanya, dikutip dari akun Instagram @top_world.id, Minggu 29 Agustus 2021.
Kisah pilu Tanto pun membuat publik merasa miris. Tak sedikit dari mereka yang prihatin dengan keadaan Tanto.
" nilah knp dr kecil gue ga mau coret2 baju seragam pas lulus, di tempatku dlu banyk yg masih blm bisa pake seragam layak lalu aku ksh adek2 itu.," tulis akun @angela_Waruwu98.
" Ini alasan kenapa gak pernah mau ikutan Corat coret pas perpisahan
Mamak & emak beli susah payah demi sekolah, udah lulus malah di kotorin
Klo di simpen bisa jadi kenang2an, bisa turun temurun ke sanak sodara klo masih laya pk, atau ky gini, buat orang yg bener2 membutuhkan, syukur2 bisa belikan baru
Sing arageung milik ah," tutur akun @deriwulandar.
" kalau anaknya sudah fix masuk di sekolah tersebut, sebenarnya bisa minta bantu ke pihak sekolah untuk menanyakan seragam pada alumni sekolah tersebut. Atau bisa juga dibantu oleh guru2 sekolah tersebut. Seperti di sekolah tempat saya mengajar. Kalau ada siswa baru yang tidak mampu, kami swadaya bersama rekan2 untuk mengumpulkan dana untuk membeli seragam bagi siswa yang kurang mampu. Tinggal komunikasi aja dengan pihak sekolah, insyaAllah mungkin bisa dibantu," ucap akun @miyati_rhose memberikan saran. (mut)
Berikut video kisah Tanto mencari seragam sekolah untuk anaknya:
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR