Novel Baswedan (Foto: Merdeka.com)
Dream - Penyidik KPK Novel Baswedan dijemput paksa dari rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada sekitar pukul 00.00 WIB dini hari tadi.
Diduga penjemputan paksa dan juga penangkapan terhadap Novel dilakukan sejumlah penyidik Bareskrim terkait kasus dugaan penganiayaan yang sempat disangkakan kepadanya, saat menjabat Kasat Reskrim Polres Kota Bengkulu pada 2004.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Novel nyaris tak diberi kesempatan berganti pakaian. Penyidik Bareskrim berjumlah 13 orang meminta Novel bergegas cepat hingga ditunggui di luar kamar.
Setelah beberapa saat melakukan diskusi, Novel kemudian menyampaikan kepada pihak keluarga bahwa tim dari Bareskrim akan melakukan penangkapan terhadapnya. Novel kemudian langsung dibawa menuju ke Bareskrim, Mabes Polri.
Menurut Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Pol Budi Waseso, penangkapan Novel Baswedan telah sesuai dengan prosedur undang-undang yang berlaku.
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah melakukan dua kali pemanggilan, namun yang bersangkutan mangkir.
" Yang bersangkutan tidak proaktif dan selalu menghindar. Itu berarti menghambat proses hukum," kata Budi dikutip Dream dari akun resmi Divisi Humas Mabes Polri, Jumat 1 Mei 2015.
Dream - Sepupu Novel Baswedan sekaligus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, angkat bicara terkait kasus yang membelit Novel. Sebagai keluarga, Anies mengaku terus mendukung Novel.
" Saya bisa komentar sebagai sepupu, kami kemarin sudah berkomunikasi dengan keluarga. Terakhir ketemu sebulan yang lalu. Ini risiko perjuangan," jelas Anies selepas upacara peringatan hari Pendidikan Nasional di Kemendikbud, Jakarta, Sabtu 2 Mei 2015, seperti dikutip merdeka.com.
Namun, kini pembelaan Anies sedikit berbeda dari sebelumnya. Anies mengaku tidak bisa lagi mengintervensi proses hukum secara terbuka.
" Jadi dulu saya bisa mengerjakan bisa datang kapan saja, sekarang saya membawa institusi. Karena itu saya mengerjakan, tapi dalam sunyi, saya komunikasi," kata dia.
Saat ditanya apa Anies juga mencoba berhubungan dengan Kapolri, dia hanya tersenyum simpul dan enggan menjelaskan lebih lanjut.
Anies Baswedan mengaku sudah dekat dengan Novel Baswedan sejak kecil. Oleh karena itu, keduanya sering berbagi cerita soal pekerjaannya masing-masing.
" Novel yang saya tahu anak yang lurus dan berani," ucap dia.
Kepada Anies, Novel pun tahu bahwa pekerjaan polisi tidak mudah. Novel pernah bercerita hampir mati saat bekerja sebagai polisi.
" Dia cerita risiko besar yang dikerjakan. Katanya, Bang saya pernah tugas, ada kontak senjata. Sebuah peluru mengenai rambut saya. Kalau peluru naik dua senti lagi, hidup saya berakhir. Hidup dia adalah hidup tambahan, makanya dia mau hidup untuk perangi korupsi," cerita Anies.
Anies pun yakin, dengan nama baik keluarga Baswedan yang dikenal sebagai pendiri Partai Arab Indonesia, Novel tidak akan berani berbuat seperti yang dituduhkan.
" Yang kita cuma punya cuma nama baik orang tua ini, merupakan tugas untuk meneruskan," tutup dia.
Seperti diberitakan, Novel Baswedan ditangkap penyidik Bareskrim Polri pada Jumat dini hari, 1 Mei 2015. Setelah sempat ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, pada sore hari kemarin Novel diterbangkan ke Bengkulu untuk menjalani rekonstruksi.
Karena malam hari kemarin hujan, dan Novel menolak didampingi pengacara yang ditunjuk polisi, rekonstruksi urung digelar kemarin. Dan rencananya rekonstruksi baru digelar hari ini. Tidak jelas tentang status Novel saat ini, apakah status dia ditahan atau hanya terperiksa.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri kemarin telah memerintahkan kepada Kapolri Jenderal Badrodin Haiti agar tidak menahan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Mantan Wali Kota Solo tersebut juga meminta kepada Kapolri agar proses hukum yang diterapkan kepada Novel harus transparan dan adil.
" Saya sudah perintahkan kepada Kapolri, agar tidak ditahan. Saya juga minta agar proses hukum yang transparan dan adil," ujar Jokowi, kepada wartawan, usai melakukan salat Jumat di Masjid Kottabarat, Solo, Jumat 1 Mei 2015.
Selain memerintahkan agar tak menahan Novel, Jokowi juga meminta kepada Kapolri agar tidak membuat pernyataan atau hal-hal yang kontroversial di masyarakat. " Saya sudah perintahkan kepada Kapolri agar tidak membuat hal-hal yang kontroversial di masyarakat," tegasnya.
Jokowi menegaskan, Kapolri dan KPK harus saling bersinergi bersama Kejaksaan. Mereka harus bekerja sama untuk memberantas korupsi. " Sudah sudah saya perintahkan kepada Kapolri tadi," pungkasnya.
Seperti diketahui, Novel Baswedan ditangkap di rumahnya kawasan Jakarta Utara, sekitar pukul 00.00 WIB, oleh penyidik Bareskrim yang berjumlah 13 orang. Kasus yang menjerat Novel bermula saat dia menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Bengkulu pada 2004. Novel dituduh melakukan penganiayaan dengan menembak dan menyiksa seorang pencuri sarang burung walet hingga tewas.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal