Mardani Ali Sera: Fenomena Bendera One Piece Tak Perlu Dibesar-besarkan, Rakyat Kita Cerdas

Reporter : Daniel Mikasa
Senin, 4 Agustus 2025 18:21
Mardani Ali Sera: Fenomena Bendera One Piece Tak Perlu Dibesar-besarkan, Rakyat Kita Cerdas
Menjelang perayaan kemerdekaan Indonesia ke-80, beredar luas di media sosial aksi pengibaran bendera Jolly Roger—simbol bajak laut dari serial anime Jepang One Piece.

Menanggapi maraknya pemasangan bendera One Piece menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Anggota DPR RI Mardani Ali Sera mengimbau masyarakat untuk tidak gegabah dalam menyikapi fenomena ini. Ia mengajak publik untuk melihatnya dengan sudut pandang yang lebih bijak dan mendalam.

" Di era digital semua punya akses pada informasi. Makanya ojo kesusu (jangan terburu-buru) menyimpulkan. Jangan cepat menilai itu buruk," ujar Mardani dalam pernyataan tertulis yang diterima Parlementaria, Senin (4/8/2025).

Sebagaimana diketahui, menjelang perayaan kemerdekaan Indonesia ke-80, beredar luas di media sosial aksi pengibaran bendera Jolly Roger—simbol bajak laut dari serial anime Jepang One Piece. Bendera bergambar tengkorak dengan dua tulang bersilang tersebut terlihat dipasang di berbagai kendaraan dan rumah warga.

Bagi sebagian masyarakat, bendera ini menjadi simbol kritik terhadap kondisi sosial-politik saat ini dan sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja pemerintah. Dalam sejarah global, bendera bajak laut kerap dipakai sebagai penanda perlawanan atau peringatan bahaya. Dalam konteks One Piece sendiri, simbol ini melambangkan kebebasan, solidaritas kru, dan perlawanan terhadap ketidakadilan.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan menilai aksi ini sebagai bentuk provokasi yang berpotensi merendahkan martabat Bendera Merah Putih. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kehormatan simbol negara yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan.

Menanggapi pernyataan tersebut, Mardani menekankan bahwa generasi muda Indonesia adalah generasi yang cerdas, kritis, dan peka terhadap isu-isu sosial. Ia mendorong pendekatan yang lebih empatik dalam merespons ekspresi publik.

" Harus ada hati terbuka bahwa rakyat itu cerdas dan punya hati. Bisa jadi ada pesan yang ingin disampaikan. Mesti ngaji rasa. Jangan merasa pintar, tapi seharusnya adalah pintar merasa," tutur politisi dari Fraksi PKS tersebut.

Menurut Mardani, fenomena ini tak perlu dibingkai sebagai ancaman. Selama tidak ada tindakan kriminal, kekerasan, atau anarkisme, ekspresi masyarakat melalui bendera fiksi semacam ini seharusnya bisa menjadi pemicu dialog dan refleksi bersama antara rakyat dan negara.

" Nikmati aja. Kadang cuma perlu didekati dan didengar. Nanti akan kembali," lanjutnya.

Sebagai anggota DPR yang menangani isu-isu pemerintahan, Mardani juga menilai bahwa pemasangan bendera One Piece tidak melanggar aturan hukum. Ia mengibaratkan aksi tersebut sebagai ulah anak-anak yang butuh perhatian lebih.

" Nggak melanggar hukum. Kadang anak itu berulah karena kurang perhatian. Kasih perhatian saja nanti kembali dekat,” ucap Legislator dari Dapil DKI Jakarta I ini.

Mardani pun menegaskan pentingnya mengapresiasi masyarakat yang berpikir kritis dan kreatif, selama dilakukan dalam koridor damai.

“ Saat ini memang zamannya masyarakat semakin kreatif. Dan kan sebenarnya bagus kalau punya rakyat yang kritis. Yang penting kita bisa menjaga bersama, dan tidak boleh ada aksi anarkis," pungkasnya.

Beri Komentar