Ini Bahaya Percaya Hari Sial

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 7 November 2018 08:00
Ini Bahaya Percaya Hari Sial
Setiap hari adalah milik Allah SWT. Tidak ada hari sial bagi orang beriman.

Dream - Dalam Islam, tidak ada perbedaan antara satu hari dengan hari lainnya. Semua hari mengandung keberkahan di dalamnya.

Sayangnya, ada sebagian dari masyarakat yang masih percaya hari tertentu mengandung kesialan. Karena pemikiran tersebut, orang menjadi terlalu khawatir dalam menjalani hari.

Pandangan semacam ini sangat dilarang dalam Islam. Secara akidah, pandangan ini dinyatakan rusak dan seperti menyekutukan Allah SWT.

Sebab, kesialan atau keberuntungan tidak ditentukan berdasarkan hari, namun semata karena kehendak Allah SWT dengan sifat iradah-Nya atau Maha Berkehendak.

Dikutip dari NU Online, Syeikh As Suhaili dalam Kasyaf Al Khafa' mengingatkan bahaya mempercayai adanya kesialan pada hari-hari tertentu. Dia mengutip pendapat Imam Al Munawi untuk menguatkan pandangannya.

1 dari 1 halaman

Percaya Hari Sial Malah Bisa Sial Betulan

" Kenahasan atau kesialannya hanya bagi orang yang meyakini bahwa hal itu membawa sial (tasya’um) dan bagi orang yang meyakini tanda-tanda kesialan (tathayyur) berupa kebiasaannya untuk meyakini adanya kesialan melalui tanda-tanda dan meninggalkan ikut Nabi yang meninggalkan keyakinan seperti itu. Ini adalah sifat orang yang sedikit tawakalnya, maka orang itulah yang tertimpa kesialannya ketika melakukan sesuatu di hari itu."

" Kemudian Imam Al Munawi berkata, 'Kesimpulannya, bahwa orang yang menjaga diri di hari Rabu dengan alasan thiyarah (menjadikannya sebagai tanda kesialan) dan meyakini aqidah ahli nujum adalah tindakan yang sangat haram. Sebab, seluruh hari adalah milik Allah Ta'ala, tak bisa memberikan celaka atau manfaat secara independen dan tanpa hal itu maka tak ada kecelakaan atau pun larangan. Siapa yang meyakini adanya tanda-tanda sial (tathayyur), maka kesialan akan mengepungnya. Siapa yang meyakini bahwa tak ada yang dapat memberi kecelakaan atau manfaat kecuali Allah, maka semua hal itu tak berpengaruh baginya."

Secara tegas, Imam Al Munawi menyatakan hari sial itu tidak ada. Pandangan semacam itu muncul pada masyarakat jahiliyah.

Imam Al Munawi juga mengingatkan kesialan justru bisa datang pada orang yang percaya suatu hari mengandung kesialan. Sedangkan orang yang tidak mempercayainya, maka tidak ada hari sial bagi dirinya.

Selengkapnya...

Beri Komentar