Pembuat Parodi Indonesia Raya Ditangkap, Ternyata Pelajar WNI, Ini Motifnya

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Jumat, 1 Januari 2021 16:39
Pembuat Parodi Indonesia Raya Ditangkap, Ternyata Pelajar WNI, Ini Motifnya
Pelaku MDF diamankan di Cianjur, Jawa Barat.

Dream - Polisi menangkap pelaku pengunggah parodi lagu Indonesia Raya di You Tube. Pelaku MDF diamankan di Cianjur, Jawa Barat. Pelaku pelajar salah satu sekolah menengah di sana.

Pemilik akun YouTube My Asean yang berstatus pelajar ini dibawa ke Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Penangkapan MDF adalah hasil joint investigation polisi Malaysia atau PDRM dengan Siber Bareskrim Polri.

PDRM mulanya memeriksa saksi WNI berusia 11 tahun di Malaysia yang menyatakan pelaku parodi Indonesia Raya adalah pemilik akun YouTube MY ASEAN berada di Indonesia. MDF diamankan pukul 20.00 WIB di Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat. Sejumlah barang bukti diamankan dan dibawa polisi.

Antara lain 1 buah handphone Realme C2, 1 SIM card, 1 perangkat PC rakit yang terdiri atas CPU, monitor, dan speaker, 1 akta kelahiran atas nama MDF dan 1 KK atas nama MDF

“ Membawa tersangka ke Bareskrim untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Kabareskrim Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo dikutip dari pojoksatu.id, Jumat 1 Januari 2020.

 

1 dari 4 halaman

Polisi kemudian akan mempersiapkan administrasi untuk proses penyidikan. Polisi juga akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah barang bukti yang disita saat penangkapan.

Dittipidsiber Bareskrim Polri mengamankan pelaku pada Kamis, 31 Desember 2020 kemarin sekitar pukul 20.00 WIB. Pelaku ditangkap di kediamannya di Cianjur, Jawa Barat.

“ Tersangka atas nama MDF/pemilik akun YouTube MY ASEAN yang diamankan jam 20.00 WIB,” kata Komjen Listyo Sigit.

2 dari 4 halaman

Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti saat penangkapan. Barang bukti berupa handphone hingga perangkat komputer.

Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Slamet Uliandi menyebut, Polri bekerja sama dengan Polis Diraja Malaysia (PDRM) dalam proses pengungkapan kasus ini.

Dasar polisi melakukan penangkapan adalah laporan polisi nomor LP/B/0730/XII/2020/Bareskrim tanggal 30 Desember 2020. 

Ada motif balas dendam di balik parodi lagu 'Indonesia Raya' tersebut. MDF awalnya terlibat saling ejek dengan sesama netizen di YouTube. Pelaku kemudian menyebarkan nomor handphone (HP) netizen yang saling ejek dengan dia, dengan menyatakan netizen tersebut adalah pemilik akun MY ASEAN yang mengunggah parodi 'Indonesia Raya'.

Sumber: pojoksatu.id

3 dari 4 halaman

Kepolisian Malaysia: Parodi Lagu Indonesia Raya Dibuat WNI

Dream - Polisi Diraja Malaysia (PDRM) mengeluarkan pernyataan terbaru perihal insiden parodi lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' yang viral di media sosial.

Berdasakan hasil investigasi awal, pihak kepolisian Malaysia menyatakan bahwa video tersebut dibuat oleh Warga Negara Indonesia (WNI).

Investigasi melibatkan seorang TKI berusia 40 tahun yang ditangkap di Sabah pada Senin, 28 Desember 2020. Namun pihak kepolisian Malaysia masih belum menindaklanjuti WNI yang diduga sebagai pelaku kasus parodi lagu 'Indonesia Raya'.

" Perbuatan yang mengaibkan sebuah negara itu adalah sebuah kesalahan yang sangat berat," ujar Tan Sri Abdul Hamid Bador, Kepala Polisi Negara Malaysia lewat pernyataannya di Bernama TV.

Video parodi tersebut mengandung perubahan lirik lagu 'Indonesia Raya' dengan memakai kata-kata provokatif. Selain itu, Burung Garuda yang menjadi lambang negara diganti menjadi ayam. Pelaku kemudian menuliskan kalimat 'Bhinneka Tunggal Ika' secara terbalik.

 

 

4 dari 4 halaman

Jangan Terprovokasi

KBRI menyatakan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk meminta Polisi Diraja Malaysia (PDRM) mengusut pelaku pembuatan video itu.

" Kita sudah ada komunikasi dengan Kemenlu dan memang pihak PDRM akan melakukan investigasi," kata Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya (Korfungsosbud) di KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar.

Mengingat kedekatan hubungan antar kedua negara, KBRI Malaysia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan memerhatikan kepentingan bilateral yang lebih besar.

" Ada baiknya juga didalami unggahan-unggahan content media sosial, termasuk YouTube di Indonesia yang offensive terhadap negara lain, termasuk ke Malaysia," ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah.

Sumber: Liputan6.com

Beri Komentar