Suasana Parkiran Warung Mi Ayam Tumini Yang Ramai Setiap Hari. Foto: Fathi Mahmud.
Dream - Pemilik Mi Ayam Tumini Sarirasa Jatiayu Yogyakarta, Tumini, dikabarkan meninggal dunia. Kabar itu pertama kali diunggah akun Twitter @InfoMieAyamYK pada Sabtu, 8 Februari 2020 pukul 07.27 WIB.
" Innalillahi wa innailaihirojiuun Begitu banyak kenangan dengan mie ayam Tumini. Semoga Almarhumah Bu Tumini diampuni segala dosanya, diterima amal dan ibadahnya dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya," tulis akun tersebut.
Innalillahi wa innailaihirojiuun
Begitu banyak kenangan dengan mie ayam tumini.
Semoga Almarhumah Bu Tumini diampuni segala dosanya, diterima amal dan ibadahnya dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi-NYA.
:(((((((((((((((— Info Mie Ayam YK (@InfoMieAyamYK)February 8, 2020
Akun tersebut juga menyebut bahwa mi ayam buatan Tumini memiliki penyajian bergaya baru, atau dalam istilah bahasa Jawa, gagrak.
Klaim ini muncul karena penyajian mi ayam dengan kuah ayam yang kental, berbeda dengan kebanyakan mi ayam yang bergaya Wonogiri, dengan kuah gurih dan bening.
" Pelopor gagrak Sariroso Jatiayu," kata akun tersebut.

Gaya tersebut diambil dari nama warung Bu Tumini yang berada di sebelah utara Terminal Giwangan Yogyakarta. Sementara itu, Jatiayu merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
" Jadi dapat dipastikan bahwa nama warung mie ayam yang menggunakan nama Mie Ayam Sarirasa Jatiayu merupakan warung mie ayam yang penjualnya atau pemiliknya berasal dari Gunungkidul," tulis Team Touring.
Dilaporkan Liputan6.com, mi ayam Tumini mampu menorehkan 700 mangkok tiap harinya.
" Sehari bisa 500-700 mangkok. Kalo ayamnya habis ya sudah tutup. Tergantung ayamnya," kata karyawan mie ayam Tumini, Triyanto.
Triyanto mengatakan setiap hari warungnya buka mulai pukul 10.00 wib. Namun jam tutupnya bisa bervariasi antara jam 6 petang. Seringnya warungnya tutup sekitar pukul 16.00 WIB.
Mi ayam Tumini sudah buka sejak 1990-an. Tak banyak foto wajah pemilik mi ayam ini, alias Tumini, di media sosial. Tapi, kesan mendalam cita rasa masakannya membuat warganet terngiang.
Dream - Bagi pecinta bulu tangkis, Debby Susanto bukanlah sosok asing. Wanita kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, ini merupakan salah satu bintang Indonesia di olahraga tersebut.
Atlet berparas ayu ini jago dalam menyabetkan raket. Pukulan smash-nya kerap membuat lawan bertekuk lutut.
Kini, wajah Debby tak akan lagi terlihat dalam sejumlah laga bulu tangkis. Dia memutuskan untuk pensiun di usia 30 tahun.
Kesuksesan di dunia bulu tangkis telah diraih. Prestasi segudang sudah pula dia torehkan, salah satunya gelar juara All England 2016.
Siapa sangka, di balik prestasi cemerlang itu ada cerita pilu. Debby bahkan pernah hidup dalam kondisi yang serba sulit.
" Sampai sekarang setiap ketemu orang, pasti mereka akan bilang, 'Enak ya jadi atlet, tiap bulan ke luar negeri, penghasilan juga oke.' So i will tell you some story about my journey," tulis Debby di akun Instagram, diakses Dream, Senin 25 Juni 2019.
Debby menceritakan awal mula meniti karier. Kala itu, Debby baru lulus dari bangku SMP dan harus merantau seorang diri dari Palembang ke Jakarta.
" Setelah aku lulus SMP, pertama kali tinggal di asrama, enggak punya teman, enggak ada yang bisa diajak cerita," kata Debby.
Di tengah kesendirian, Debby kecil berjuang mewujudkan cita-citanya. Dia memulai langkah meraih sukses dengan modal sendiri.
Mulai dari biaya tempat tinggal hingga pertandingan, semua harus dipenuhi Debby sendiri. Tak ada kucuran dana dari siapun.
" Itu yang jadi beban terberat saat itu, karena aku tahu gimana kondisi keluarga aku, yang ortu masih harus biayain koko-koko (kakak-kakak) ku sekolah, adik sekolah, belum lagi harus keluarin biaya perbulan buat aku," kata dia.
View this post on InstagramA post shared by 💖 Debby 💖 (@debbysusanto) on
Saking tak mau merepotkan orangtuanya, Debby sampai enggan meminta kiriman uang. Padahal, di kantong celananya hanya tersisa Rp2.000.
" Bahkan untuk beli mie ayam gerobak aja kurang, jadi waktu mau makan mie ayam aku bilang dulu ke abangnya, mau beli setengah bisa enggak? Uangnya cuma 2.000, untung abangnya baik," ujar dia.
Perjalanan hidup yang sulit telah dilewati Debby. Kini semua terbayar sudah. Debby meraih sukses lewat bulu tangkis. Dia telah menikmati buah manis kesuksesan dari perjuangan keras tak kenal lelah.
" So, memang kebanyakan orang akan melihat dan komentar 'enak ya jd atlet', yes, it is. Tapi perjalanannya yang enggak mudah sama sekali, sulit bahkan kita mengalami keterpurukan dan kegagalan berkali kali di usia yang terbilang masih muda," ucap dia.
Advertisement
Kenalan dengan Satu-satunya Nahkoda Perempuan di Dishub Jakarta

GenBI, Komunitas Penerima Beasiswa Bank Indonesia

Kemenag Bakal Monitoring Jaminan Produk Halal MBG

Menkeu Purbaya Salurkan Rp200 Triliun ke Bank Himbara, Ini Tujuannya

7 Benda di Kamar Tidur yang Wajib Dibersihkan Lebih Sering dari yang Kamu Kira


Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University

Mantan PM Kanada Justin Trudeau dan Katy Perry Akhirnya Mesra di Depan Publik

Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo

Kenalan dengan Satu-satunya Nahkoda Perempuan di Dishub Jakarta

