Markas Kostrad (Kostrad.mil.id)
Dream - Kepala Penerangan Komando Cadangan Strategis (Kostrad) TNI AD, Kolonel Inf Haryantana, menyatakan hilangnya patung tokoh nasional di Museum Darma Bhakti Kostrad bukan dikarenakan menyusupnya paham komunis di instansinya. Dia menegaskan pembongkaran dilakukana karena permintaan dari pengusul berdirinya patung tersebut.
Tuduhan paham PKI menyusup di kalangan Kostrad pertama kali muncul dari pernyataan Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dalam sebuah diskusi. Gatot mendasarkan pandangannya dari temuan fakta hilangnya patung tokoh yang berkaitan dengan penumpasan PKI yaitu Soeharto, Sarwo Edhi Wibowo, dan Abdul Haris Nasution.
Menurut Haryantana, KOstradi tidak pernah memiliki keinginan untuk menghilangkan ketiga patung tokoh nasional tersebut. Menurut dia, tiga patung tersebut dibongkar atas permintaan dari pembuatnya yaitu Letnan Jenderal (Purn) Azmyn Yusri Nasution.
" Pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," ujar Haryantana.
Haryantana menegaskan Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution menyampaikan permintaan itu langsung kepada Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman. Permintaan disampaikan pada 30 Agustus 2021 lalu.
" Patung itu yang membuat Letjen TNI (Purn) AY (Azmyn Yusri) Nasution saat beliau menjabat Pangkostrad," kata Haryantana.
Setelah menerima permintaan yang diajukan demi ketenangan lahir dan batin tersebut, Kostrad beberapa hari kemudian melakukan pembongkaran.
" Pak AY (Azmyn Yusri) Nasution meminta kepada Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrahman untuk diserahkan kembali pada Letjen TNI Purn AY (Azmyn Yusri) Nasution," ucap dia.
Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman sebelum telah membantah tuduhan Gatot. Dia menyebut pernyataan mantan panglima TNI itu termasuk tudingan yang keji.
" Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," kata dia.
Sebagai seorang perwira senior, Dudung menyatakan Gatot seharus mengklarifikasi terlebih dahulu penyebab hilangnya patung tersebut. Dudung bahkan bersedia ditemui Gatot jika berniat menanyakan pembongkaran itu sebelum menyebar tuduhan tersebut.
" Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah dan menimbulkan kegaduhan," kata dia.
Dudung juga mengaku telah mendapat permintaan langsung dari Letjen Azmyn terkait tiga patung buatannya tersebut. Dia bisa memahami alasan Azmyn yang merasa berdosa sudah membuat patung-patung tersebut berdasarkan keyakinan agamanya.
" Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata dia, dikutip dari Merdeka.com.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR