Sekjen PBB: Konflik Gaza Membuat Malu Dunia

Reporter : Editor Dream.co.id
Jumat, 8 Agustus 2014 21:02
Sekjen PBB: Konflik Gaza Membuat Malu Dunia
"Kematian dan kehancuran besar-besaran di Gaza mengejutkan dan membuat malu dunia," kata Ban. "Siklus penderitaan yang tidak masuk akal di Gaza dan Tepi Barat, serta di Israel, harus diakhiri."

Dream - Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki Moon menilai aksi gencatan senjata antara Israel dan pejuang Hamas di Gaza mahal harganya. Agresi Israel itu dibayar mahal dengan kematian dan kehancuran dari pertempuran hampir satu bulan penuh. Peristiwa yang disebutnya sangat `mengejutkan` sekaligus `memalukan` dunia.

Gencatan senjata Gaza yang memasuki hari kedua pada Rabu kemarin terjadi setelah Mesir menggelar pembicaraan perdamaian tak langsung, dengan perwakilan Israel dan Palestina. Pembicaraan itu bertujuan untuk mengakhiri perang secara permanen.

" Kita harus berusaha agar masa tenang ini berubah menjadi gencatan senjata berkesinambungan," kata Ban Ki-moon dalam pertemuan informal dengan 193 anggota Majelis Umum PBB. " Gencatan senjata ini harus dibayar mahal dan terlalu berat untuk ditanggung."

Ban menyerukan diakhirinya serangan roket dari Gaza dan penyelundupan senjata, serta mengangkat blokade Israel dan Mesir di Gaza. Dia juga menyerukan Gaza kembali di bawah satu pemerintah Palestina, yang menerima dan mematuhi komitmen internasional terhadap perdamaian yang dibuat oleh Organisasi Pembebasan Palestina.

Hamas merebut Jalur Gaza pada tahun 2007 dari pasukan yang setia kepada Presiden Mahmoud Abbas yang didukung Barat. Abbas adalah ketua faksi Fatah yang menguasai Tepi Barat di Palestina. Pada bulan April, Fatah dan Hamas, yang menganjurkan penghancuran Israel, mengumumkan persatuan dan Abbas melantik pemerintah Palestina bersatu pada bulan Juni.

Utusan PBB untuk perdamaian Timur Tengah Robert Serry mengatakan, kehadiran delegasi Palestina bersatu di Kairo merupakan perkembangan yang menggembirakan terhadap Otoritas Palestina, yang didukung Barat terkait tanggung jawabnya di Gaza.

" Sangat tidak bertanggung jawab jika nantinya hasil pembicaraan akan membawa kita kembali ke status quo," kata Serry.

Pejabat Gaza mengatakan, perang telah menewaskan 1.867 warga Palestina, kebanyakan warga sipil. Israel mengatakan 64 tentara dan tiga warga sipil telah tewas sejak pertempuran dimulai pada tanggal 8 Juli.

" Kematian dan kehancuran besar-besaran di Gaza mengejutkan dan membuat malu dunia," kata Ban. " Siklus penderitaan yang tidak masuk akal di Gaza dan Tepi Barat, serta di Israel, harus diakhiri."

Pierre Krähenbühl, Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa bendera PBB di wilayah Palestina terbang setengah tiang pada hari Rabu. Ini untuk mengenang 11 staf PBB yang tewas dalam konflik.

Sebanyak 90 bangunan PBB telah rusak. Ada serangan terhadap enam sekolah PBB yang menewaskan puluhan warga sipil Palestina yang mencari perlindungan. (Ism)

Beri Komentar