Etika Berhubungan Intim Yang Sering Diabaikan Suami (Foto Ilustrasi: Freepik.com)
Dream - Imam Al-Ghazali pernah menjelaskan bahwa berhubungan seksual tidak hanya sekadar aktivitas rutin untuk melepaskan syahwat saja. Tetapi menurutnya hubungan seksual adalah aktivitas fisik juga psikis yang cukup kompleksitas. Di mana melibatkan perasaan, bahasa tubuh, bahasa verbal, dan berdimensi ibadah serta medis.
Oleh karena itu, bagi pasangan suami istri yang hendak melakukan hubungan intim hendaknya mempersiapkan dengan baik dan tentunya mengetahui adab-adab yang diajarkan dalam agama Islam. Dalam hal ini penting untuk mempelajarinya terlebih dahulu demi menghindari kesalahan-kesalahan, seperti melanggar hal yang sudah dianjurkan oleh Rasulullah saw.
Nah, berikut adalah penjelasan lebih lanjut terkait apa saja yang kerap dilanggar oleh suami saat berhubungan sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.
Hal yang perlu diperhatikan dalam etika berhubungan suami istri adalah tidak mendatangi istri saat sedang butuh saja. Di mana aktivitas tersebut hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nafsu suami tanpa memerhatikan bagaimana kondisi istrinya. Hal ini bukanlah masalah yang sederhana, karena dampaknya sangatlah besar pada hubungan suami istri tersebut ke depannya.
Karena pada dasarnya, seorang perempuan memiliki syahwat yang sama seperti laki-laki. Hal itu dijelaskan dalam hadis berikut:
" Sesungguhnya wanita itu saudara kandung laki-laki." (HR. Ahmad)
Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan juga bahwa perempuan memiliki kebutuhan seksual yang lebih besar. Namun, biasanya perempuan merasa malu jika harus mengatakannya secara terang-terangan dan lebih memilih untuk diam saja.
Dalam berhubungan suami istri, seorang suami diperintahkan agar memerhatikan dan bermuamalah secara baik pada istrinya. Dalam hal ini termasuk juga dalam memberikan nafkah batin. Seperti yang dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 19 berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
Artinya: " Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya." (QS. An-Nisa: 19)
Selain itu, bisa juga dengan mengambil hikmah dari kisah Abu Darda yang baru saja menikmati ibadah, lalu lupa dengan istrinya. Kemudian ia pun ditegur oleh sahabatnya yang bernama Salman agar memberikan nafkah batin pada istrinya. Tapi Abu Darda tidak memedulikan teguran sahabatnya dan justru mengadukannya pada Nabi saw.
Nabi saw pun membenarkan teguran yang dilakukan oleh Salman kepada Abu Darda. Beliau bersabda:
" Sesungguhnya Rabb-mu memiliki hak atasmu, dan dirimu memiliki hak atasmu, dan istri/keluargamu juga memiliki hak atasmu, maka hendaknya engkau tunaikan setiap hak kepada pemiliknya." (HR. Bukhari)
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas