Temuan Langka, Ikan Kembar Siam

Reporter : Maulana Kautsar
Sabtu, 17 Juni 2017 05:02
Temuan Langka, Ikan Kembar Siam
Kasus yang terjadi pada ikan tersebut merupakan yang kesepuluh.

Dream - Para nelayan di lepas pantai Belanda menangkap temuan mengejutkan berupa ikan kembar siam. Temuan ikan berjenis porpoises (Phocoena phocoena) dengan satu badan dan dua kepala itu disebut-sebut sangat langka.

" Kasus kembar sangat langka di cetacea," peneliti dari Erasmus Medical Center, Univesitas Pusat Kesehatan, Rotterdam, Erwin Kompanje. " Tidak ada cukup ruang di tubuh betina untuk memberi ruang lebih dari satu janin."

Menurut Erwin kasus kembar siam pada famili cetacea itu tercatat yang kesepuluh.

" Anatomi cetacea sangat berbeda dengan mamalia darat yang mempu beradaptasi untuk tinggal di laut sebagai mamalia. Banyak yang belum diketahui," kata Erwin kepada New Scientist. " Kasus itu diketahui akan membawa lebih banyak pengetahuan tentang mamalia laut ini."

Ikan porpoises yang tertangkap itu sayangnya diduga mati. Para nelayan segera membuang tubuh hewan itu ke laut karena takut mengenai aspek hukum yang akan dijatuhkan. Tetapi, spesimen ikan itu untungnya telah difoto.

" Kami tahu bahwa si kembar meninggal tak lama setelah kelahiran, karena ekor mereka tidak menegang - yang diperlukan agar lumba-lumba yang baru lahir bisa berenang," kata dia.(Sah)

1 dari 3 halaman

'Monster di Dunia Nyata' Berwujud Ular Berkepala Dua

'Monster di Dunia Nyata' Berwujud Ular Berkepala Dua © Dream

Dream - Cerita tentang ular berkepala dua mungkin sudah banyak bermunculan di dunia maya. Namun temuan ular langka di Kansas, Amerika Serikat ini berbeda dari hewan-hewan aneh sebelumnya.

Kabar kemunculan ular berkepala dua ini muncul setelah sebua video diunggah di akun media sosial. Uniknya dua kepala ular itu memiliki sifat yang berbeda satu sama lainnya.

Menurut fotografer asal Kansas, Amerika Serikat, Jason Talbott, anak ular itu seolah monster di dunia nyata. Dia mengatakan seorang temannya menemukan anak ular itu di sebuah hutan di Kansas.

" Ular ini ditemukan oleh temanku saat berada di hutan. Ketika mendengarnya, aku tidak membuang-buang waktu untuk mendapatkan beberapa foto ular itu," kata Jason dikutip dari laman Mirror.

Dalam video terlihat anak ular itu merayap di sekitar tangan Jason. Anehnya, masing-masing kepala anak ular itu bergerak secara sendiri-sendiri.

Pria 43 tahun itu mengatakan tanpa bekerja sama, anak ular itu tidak bisa menggigit secara efektif. Sebab, kedua kepalanya dibutuhkan untuk menggerakkan tubuhnya.

Meski terlihat mengerikan, anak ular itu tidak berbahaya. Jason mengakui gigitan anak ular itu tidak cukup kuat untuk menembus kulit manusia.

" Salah satu dari kepala anak ular itu lebih agresif dari yang lainnya dan sering menggigit," kata dia.

" Kabarnya ini langka, mungkin 1 dibanding 10.000. Tapi sulit mengetahui angka perbandingan pastinya karena mereka hewan liar dan sulit dipahami. Lagi pula tingkat kelangsungan hidupnya juga rendah," ucap dia.

Jason dikenal sebagai penggemar hewan berbentuk aneh, termasuk ular. Dia telah mengabadikan ratusan ular berbentuk aneh dan sering digigit saat melakukan pemotretan.

Untungnya, sebagian besar adalah ular yang tidak berbisa.

Ular berkepala dua tidak hanya sekali ini pernah ditemukan. Pada tahun 2015 lalu, seekor ular berkepala dua menetas di sebuah peternakan ular di Yulin, China.

Tetapi, dua kepala ular itu saling menyerang satu sama lain hingga salah satunya mati. Bahkan kepala yang masih hidup memakan kepala ular yang sudah mati.

2 dari 3 halaman

Ditemukan! Hewan `Monster` 200 Tahun Bisa `Nangis` Mirip Bayi

Ditemukan! Hewan `Monster` 200 Tahun Bisa `Nangis` Mirip Bayi © Dream

Dream - Seekor salamander raksasa ditemukan oleh nelayan China di Chongqing, wilayah sebelah barat daya Negeri Tirai Bambu itu. Binatang ini diduga sebagai makhluk yang paling tua di dunia.

Binatang yang diduga berusia 200 tahun ini ditemukan oleh Wang Yong di sebuah gua terpencil. Nelayan ini kemudian memanggil peneliti binatang liar untuk menangkap hewan amfibi itu.

Para peneliti yang tiba di gua itu nyaris tak percaya dengan apa yang mereka saksikan dengan mata kepala sendiri itu. Mereka terkejut karena ada salamander langka dengan panjang hampir 1,4 meter itu.

Binatang ini kemudian ditangkap oleh peneliti satwa liar, kemudian dibawa ke pusat pemeliharaan setelah diketahui dalam kondisi sakit. Hewan ini bisa bertahan hingga dua abad diduga karena hidup di dalam kolam pasang surut di gua yang terisolasi.

Hewan yang disebut-sebut seperti monster ini diberi nama Wa Wa Yu, yang artinya ikan bayi. Sebab, salamander ini disebut-sebut bisa mengeluarkan suara seperti tangisan bayi.

Namun, dalam video yang beredar itu tak pernah terdengar suara binatang itu. Sebab, dalam video yang beredar di laman Youtube, binatang ini tak pernah mengeluarkan suara. Hewan ini hanya bergerak-gerak dalam air. (Ism, Sumber: Daily Star)

 

3 dari 3 halaman

Misteri Jutaan Ikan Mati di Laut Ancol Terkuak!

Misteri Jutaan Ikan Mati di Laut Ancol Terkuak! © Dream

Dream - Masyarakat Jakarta tengah digegerkan dengan fenomena jutaan ikan yang mati dan terdampar di tepi Pantai Ancol, Jakarta Utara sejak kemarin.

Lantas apa yang menjadi penyebabnya?

Ternyata, matinya ikan-ikan tersebut dipicu oleh pencemaran air laut oleh lumpur yang mengandung hidrogen sulfida atau H2S.

" Ada pemasukan air yang sangat besar dari sungai-sungai ke daerah muara Ancol akibat pembalikan atau pengangkatan lumpur-lumpur. Lumpur ini mengandung H2S. Racun itu," terang Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemprov DKI Jakarta, Lilik Litasari, saat berbincang dengan Dream, Selasa 1 Desember 2015. 

Lumpur yang mengalir dari sungai itu kemudian mengotori pesisir laut dan merusak habitat di daerah tersebut. Ikan-ikan tak mampu bernapas karena kandungan oksigennya sangat tipis. 

Fenomena itu, memang bisa terjadi di musim hujan seperti sekarang usai kemarau panjang. Peristiwa semacam ini sebenarnya sudah pernah terjadi tahun lalu di Pantai Ancol, hanya saja intensitasnya tidak sebanyak sekarang. (Ism) 

Beri Komentar