Universitas Udayana / Foto: Instagram/@fisip_unud, @univ.udayana
DREAM.CO.ID - Berita duka datang dari Universitas Udayana (Unud), Bali. Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Timothy Anugerah Saputra, meninggal dunia pada Rabu 15 Oktober 2025. Ia diduga melompat dari lantai dua gedung fakultasnya. Kepergian mahasiswa Program Studi Sosiologi angkatan 2022 ini meninggalkan duka mendalam bagi sivitas akademika.
Sebagai bentuk penghormatan, mahasiswa dan alumni FISIP Universitas Udayana menggelar Renungan Malam pada Jumat, 17 Oktober 2025 di depan Gedung FISIP Kampus Sudirman, Denpasar.
Mereka datang mengenakan pakaian hitam sambil membawa lilin putih dan bunga sebagai simbol duka. Suasana haru menyelimuti kegiatan yang dihadiri puluhan mahasiswa, dosen, dan alumni, sebagai wujud empati sekaligus harapan agar kejadian serupa tidak terulang di lingkungan kampus.
Namun, di tengah suasana berduka itu, publik justru digemparkan oleh beredarnya tangkapan layar percakapan yang diduga berisi komentar nir-empati dari sejumlah mahasiswa terkait kematian Timothy. Menanggapi situasi yang memicu keresahan tersebut, Universitas Udayana merilis pernyataan resmi pada melalui akun Instagram resminya, @univ.udayana.
Dalam rilis tersebut, pihak kampus menegaskan bahwa isi percakapan yang beredar di media sosial memang berasal dari mahasiswa Unud, namun kejadian itu terjadi setelah almarhum meninggal dunia, bukan sebelum insiden.
“ Berdasarkan hasil rapat koordinasi, percakapan tersebut dipastikan terjadi setelah almarhum meninggal dunia,” tulis pihak universitas.
Pihak kampus juga menolak anggapan bahwa percakapan itu menjadi pemicu kematian Timothy. “ Ucapan nir-empati yang beredar di media sosial tidak berkaitan atau menjadi penyebab almarhum menjatuhkan diri dari lantai atas gedung FISIP,” tegas pihak universitas.
Meskipun demikian, Universitas Udayana tetap mengambil langkah serius terhadap mahasiswa yang terlibat dalam percakapan tersebut. Pihak kampus menugaskan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) untuk menyelidiki lebih lanjut dugaan pelanggaran etika dan perilaku yang tidak pantas di lingkungan akademik. Proses pemeriksaan akan dilakukan sesuai aturan perundang-undangan dan tata tertib universitas yang berlaku.
Dalam keterangannya, Universitas Udayana menegaskan bahwa kampus tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan, perundungan, maupun tindakan nir-empati baik di dunia nyata maupun digital. “ Universitas Udayana mengecam keras segala bentuk ucapan, komentar, atau tindakan nir-empati, perundungan, kekerasan verbal, maupun tindakan tidak empati, baik di dunia nyata maupun di ruang digital,” tulis pihak universitas.
Rektor Universitas Udayana, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D., turut menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kepergian Timothy. Ia menegaskan bahwa kampus berkomitmen menjadi ruang aman bagi seluruh mahasiswa.
“ Kami sangat berduka atas kepergian salah satu mahasiswa terbaik kami. Universitas Udayana turut merasakan kesedihan yang mendalam bersama keluarga dan seluruh civitas akademika. Kampus harus menjadi ruang aman, berempati, dan bebas dari segala bentuk kekerasan,” ujar I Ketut Sudarsana.
Selain menyelidiki kasus ini, pihak kampus juga mengambil langkah pembinaan terhadap mahasiswa yang terlibat serta memperkuat sosialisasi etika komunikasi publik dan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab. Unud menegaskan bahwa setiap tindakan kekerasan atau ujaran yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan kehormatan akademik akan ditindak tegas.
Lebih lanjut, universitas juga berjanji memberikan pendampingan psikologis kepada mahasiswa dan civitas akademika yang terdampak atas peristiwa ini. Upaya ini dilakukan untuk menjaga kesehatan mental serta meningkatkan literasi digital di lingkungan kampus.
Dalam penutup rilisnya, Universitas Udayana mengajak seluruh civitas akademika untuk menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran penting. “ Kami mengajak semua pihak untuk menghentikan penyebaran konten atau narasi spekulatif yang dapat memperburuk suasana duka,” tulis pihak universitas.
Kasus kematian Timothy kini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang dan Satgas internal kampus. Publik pun berharap kejadian ini menjadi momentum penting bagi seluruh perguruan tinggi untuk memperkuat budaya empati, mencegah perundungan, dan menjaga keselamatan mahasiswa di lingkungan akademik.
Advertisement
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen, Prabowo: Masih Tinggi Dibandingkan Seluruh Dunia