Usai Diliput Media, Bupati Jember Tarik Bantuan Korban Banjir

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 17 Februari 2020 13:28
Usai Diliput Media, Bupati Jember Tarik Bantuan Korban Banjir
Mohon maaf, ini sementara saya tarik kembali ya pak.

Dream - Bantuan yang diserahkan Bupati Jember dr Faida kepada korban banjir ditarik kembali setelah dia pulang. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, 7 Februari 2020.

Dari keterangan resmi yang diberikan Pemerintah Kabupaten Jember, Bupati Faida mengunjungi warga di dua RT yang terdampak banjir di Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates.

Dalam kunjungan pada Jumat tersebut, Faida menyerahkan sebanyak 40 paket sembako, 40 kasur lipat, selimut serta nasi bungkus.

" Banjir masuk perkampungan warga, sehingga 52 kepala keluarga terdampak. Setelah dikunjungi, rumahnya memang terendam. Barang-barang juga basah karena air masuk hampir satu meter," ujar Faida sebagaimana dikutip dari website jemberkab.go.id.

Salah satu titik yang dikunjungi Faida adalah sebuah pesantren bernama Baitul Ilmi, yang diasuh Ustaz Mastur.

" Saya tidak tahu persis, warga waktu itu ramai-ramai, ternyata ada kunjungan bupati. Lalu Bu Faida ke tempat kita dan sempat berdialog," ujar Mastur, dilaporkan Merdeka.com, Jumat, 14 Februari 2020.

1 dari 3 halaman

Maaf Saya Tarik Kembali

Dalam dialog itu, Faida bertanya tentang jumlah penghuni pesantren yang diasuh Mastur. " Saya jawab, santrinya ada 18 anak. Lalu spontan beliau perintahkan ke anak buahnya agar (seluruh santri) dikasih bantuan satu-satu," tutur Mastur menirukan dialognya dengan Faida.

Saat berkunjung ke korban banjir itu, Faida juga membawa rombongan wartawan cetak, elektronik dan televisi. " Saat itu juga ada Pak Camat, Lurah, dan RT-RW. Lalu diserahkan bantuan secara simbolis berupa selimut, kasur dan paket sembako," ujar pria yang juga dosen di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUAH) IAIN Jember.

" Saya hitung untuk simbolis, masing-masing ada lima kasur, lima selimut dan dua dus paket sembako," kata Mastur.

Seperti lazimnya bantuan Pemkab Jember selama ini, seluruh bantuan juga tertera foto Bupati Faida pada kemasannya. Tetapi, keunikan terjadi sesaat setelah Faida dan rombongan wartawan pulang dari lokasi banjir. " Kemudian setelah bubar, ada salah satu petugas yang datang ke saya. Dia bilang, " Mohon maaf, ini sementara saya tarik kembali ya pak," ujar Mastur.

Kepada Mastur, pegawai Pemkab yang menarik kembali bantuan itu beralasan, bantuan nanti akan diserahkan kembali, sesuai data yang ada. " Saya pikir, kalau bantuan sudah ditarik lagi, masak iya bisa kembali lagi," tutur Mastur.

 

2 dari 3 halaman

Kesalahan Komunikasi?

Hingga beberapa hari kemudian, Mastur tidak lagi memikirkan perihal bantuan itu. Namun cerita tentang insiden bantuan yang ditarik kembali itu kadung menyebar di masyarakat.

" Ya mungkin karena pimpinan kan tidak tahu realitas yang di lapangan. Spontan saja kasih bantuan satu persatu. Saya tidak tahu, apa karena pencitraan jelang Pilkada," ujar dia.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Kaliwates, Asrah Widono langsung tanggap. " Ini sekarang kita lagi di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jember. Sebentar lagi akan kita berikan lagi bantuan tersebut," ujar Asrah kepada Merdeka.com.

Asrah membantah, penarikan karena bantuan itu hanya bersifat simbolis. " Memang di pesantren itu banyak yang KK (Kartu Keluarga) dari luar kelurahan Mangli. Tetapi kan instruksi bupati, suruh memberi, meski bukan warga Jember. Sekarang ini sedang dipenuhi," ujar Asrah.

 

3 dari 3 halaman

Penjelasan Bupati

      View this post on Instagram

Assalamualaikum wr wb , ijin melaporkan klarifikasi atas berita yg sdg beredar di media sebagai berikut : 1. *Miss komunikasi* yg benar adalah distribusi bantuan kpd korban yg terdata sesuai yg ada KK yg sdh terkumpul di BPBD 2. Pondok Pesantren yg di huni oleh 18 Santri yg berasal dari luar kota Jember pada saat itu belum terdata yg di lampiri KK karena pengasuh ponpes tdk bertempat tinggal di pondok tsb dan bangunan pondok tersebut kontrak pd salah satu warga 3. Bantuan simbolis dari Ibu Bupati pada hari jumat di berikan 5 pcs , dan atas inisiatif RT 01 RW 06 untuk sementara diambil 3 pcs untuk memenuhi warga / korban yg terdata yg ada data KK dengan disampaikan kpd pengasuh pondok pada saat itu bahwa kekuranganya yg 16 pcs akan di koordinasikan dengan kecamatan dan BPBD untuk memenuhi kekuranganya. 4. Saat ini Kekurangan bantuan ke ponpes tersebut sdh terpenuhi sejumlah 18 santri

A post shared by dr. Faida Official (@dr.faidaofficial) on

Asrah kembali membantahpenyerahan bantuan yang tertunda beberapa hari itu karena bantuan kurang. " Ini di kantor BPBD banyak sekali kasur dan selimut. Sebenarnya tadi pagi mau kita distribusikan. Cuma saya pas lagi banyak agenda kegiatan, macam-macam," ujar dia.

Bupati Jember, Faida segera mengonfirmasi kejadian ini. Melalui Instagram pribadinya, dia menulis bahwa berita yang beredar terjadi karena kesalahan komunikasi. " Yang benar adalah distribusi bantuan kepada korban yang terdata sesuai yang ada KK yang sudah terkumpul di BPBD," tulis dia.

Faida menyebut, pondok pesantren yang dihuni oleh 18 santri yang beradal dari luar kota Jember itu belum terdata yang dilampiri KK. Kondisi ini, kata di, pengasuh pondok pesantren tidak bertempat tinggal di pondok tersebut dan bangunan pondok tersebut kontrak kepada salah satu warga.

" Saat ini kekurangan bantuan ke ponpes tersebut sudah terpenuhi sejumlah 18 santri," kata dia.

Beri Komentar