William Sunito, CEO TokoWahab.com Dua Kali Jadi '30 Under 30' Forbes untuk e-Commerce

Reporter : Edy Haryadi
Senin, 28 Februari 2022 18:17
William Sunito, CEO TokoWahab.com Dua Kali Jadi '30 Under 30' Forbes untuk e-Commerce
Usaha dimulainya dengan satu karyawan.

Dream -  Masuklah ke mesin pencari Google. Lalu ketikan kalimat “ toko bahan kue grosir.” Maka, muncullah sejumlah situs penjual bahan kue grosir di halaman satu mesin pencari Google. Dan nomor dua dari atas di di mesin pencari Google itu tertera " Tokowahab.com: Toko Bahan Kue Online Grosir #1,"

Lalu, cobalah ketikan kalimat “ toko bahan kue eceran” di Google. Dan kembali, di peringkat satu halaman satu mesin pencari Google itu tertulis: “ Jual Bahan Kue Grosir dan Eceran Harga Murah - Tokowahab.com “

Ajaib. Karena Tokowahab.com, menurut Chief Executive Officer atau CEO Toko Wahab, William Sunito, tak memiliki anggaran untuk memasang iklan atau marketing.

“ Kami tidak punya bujet untuk iklan dan marketing,” kata William saat dihubungi Dream.co.id pekan lalu.

Tapi, mengapa di mesin pencari Google untuk toko bahan kue grosir dan toko bahan kue eceran, Tokowahab.com selalu muncul di halaman satu Google?

Semuanya, kata William, terjadi murni karena alamiah. Karena TokoWahab.com adalah situs e-commerce pertama yang menjual bahan kue secara grosir maupun eceran di Indonesia.

Karenanya, Google selalu menampilkan Toko Wahab di halaman satu. Tentu saja, ini merupakan iklan gratis dan cuma-cuma bagi perusahaan William. Tanpa biaya pemasaran sama sekali.

Saat masuk ke dalam Tokowahab.com, pembeli akan langsung disodori foto berbagai bahan makanan. Lengkap dengan harga. Di sudut kecil kanan bawah, ada ruang untuk melakukan percakapan atau chat dengan karyawan Toko Wahab. Mirip seperti e-commerce atau toko online lainnya. Bedanya, situs ini khusus hanya melayani pembelian bahan kue. Baik secara grosir, maupun eceran.

Dengan prestasi ini, majalah Forbes dua kali berturut-turut menobatkan  William Sunito selaku pendiri dan CEO Tokowahab.com sebagai tokoh muda berpengaruh di Asia yang berada di bawah usia 30 tahun atau “ 30 Under 30” untuk kategori retail dan e-commerce.

William Sunito memperoleh gelar itu pertama pada tahun 2020. Lalu mendapatkan kembali gelar serupa pada April 2021. Sungguh, ini bukan gelar main-main.

***

William Sunito lahir di Jakarta 11 Agustus 1992. Sekarang umurnya 29 tahun.

William sempat sekolah kelas I sampai kelas III di SD di Malaysia. Hal itu karena pada tahun 1998 meletus kerusuhan rasial di Indonesia, termasuk di Jakarta, tempat tinggal William.

Saat Jakarta diguncang kerusuhan, papa dan mama William memutuskan untuk tetap tinggal di Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Tapi William sebagai anak bungsu dan dua kakaknya disekolahkan di Malaysia.

Selain karena adanya goncangan politik, tujuan William sekolah di Malaysia karena orangtuanya ingin anaknya bisa bahasa Mandarin dan Inggris, selain Indonesia.

William pindah kembali ke Jakarta kelas IV SD. Ia lalu menamatkan SD dan menghabiskan SMP di Jakarta.

Saat kelas 2 SMA, William pindah ke Amerika untuk melanjutkan sekolah menengah atasnya  di Edmonds College di Lynnwood, Washington.

Setelah selesai SMA, William kuliah di University of Washington. Ia mengambil jurusan Finance and Financial, Ia kuliah sejak tahun 2013 sampai 2014. Ia lulus Magna Cum Laude dengan IPK/GPA: 3.86.

Setelah lulus kuliah, tahun 2015, William pulang ke Indonesia. Ia mulai terjun membantu bisnis keluarga.

Usaha keluarganya sudah mulai sejak tahun 1957. Usaha itu awalnya  didirikan oleh kakek William. Waktu itu bisnisnya masih bisnis sembako.

Tahun 1989, saat bisnis diserahkan ke orang tua William, orang tua William mulai menjalankan bisnis menjual bahan-bahan pembuat kue.

William memutuskan membantu bisnis keluarga dengan tujuan untuk membantu bisnis keluarga lebih efisien. Banyak hal yang menurut dia  bisa diubah. Salah satunya bidang akunting. Dulu dikerjakan secara manual, setelah William masuk akunting diperbaiki dengan memakai program komputer.

Pada saat membantu bisnis keluarga, dia juga melihat bahwa bisnis masa depan adalah bisnis digital. Karena itu dia mencoba meyakinkan orang tuanya untuk berinvestasi di dunia digital. Akhirnya orang tua dia setuju. Itu terjadi awal tahun 2016..

Dulu, investasi orang tuanya ke dunia digital juga tidak mahal. Cuma perlu menggaji satu tenaga IT yang bertugas membangun situs tokowahab.com. Lalu sewa server di luar negeri yang masih murah saat itu.  Saat itu sewa server cuma Rp 300 ribu sebulan.

“ Kita tidak memiliki bujet marketing. Jadi tidak ada ads atau iklan yang kita buat,” ujarnya.

Jadi, pada Juli 2016, meluncurlah versi beta tokowahab.com.

Saat itu e-commerce Indonesia baru saja bangkit. Situs e-commerce di Indonesia kala itu tengah mendapat suntikan modal baru oleh investor dari luar negeri.

William Sunito di depan tokonya


Pada saat itu William mengaku cukup sulit mencari teknisi IT untuk membantu dia mendirikan tokowahab.com. Karena tenaga IT belum banyak yang mengerti Search Engine Optimization atau SEO dan virtual account.

William memutuskan berkantor di Jalan Gunung Sahari I No 40, Jakarta Pusat. Menumpang kantor milik keluarganya yang tak terpakai. Di situlah dia dan petugas IT berkantor sehari-hari.

Agak sesak memang, karena lazimnya ruangan itu hanya ditempati satu orang. Karena karyawannya cuma dua orang termasuk dirinya sendiri, tak jarang William juga turun langsung melayani chat sebagai customer support.

Toko bahan kue orang tua William dulu hanya menyasar toko kue atau pabrik kue besar. Karena itu mereka biasa menjual dalam bentuk grosir dalam jumlah besar.

“ Dengan tokowahab.com, saya mulai menyasar pasar baru: usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),” ujar William.

Hikmah membuka pasar baru itu dirasakan William saat pandemi Covid-19 mulai masuk Indonesia. Pada tahun 2020 saat pandemi, banyak karyawan yang dipecat.

Mereka kemudian membuka usaha baru menjual kue. Mereka kemudian jadi pelanggan baru Tokowahab.com. Karena toko keluarga melayani usaha besar dengan pembelian grosir. sementara Tokowahab.com juga melayani UMKM dengan jumlah pembelian sedikit atau eceran.

Kenaikan penjualan mulai terasa. Pada tahun 1999, pasar UMKM yang dipasarkan secara online mencapai 20 persen dari seluruh omzet, sementara bahan kue yang dijual secara offline masih 80 persen dari seluruh bahan yang tahun itu terjual.

Tapi pada tahun 2020, porsi penjualan pasar UMKM sudah 30 persen. Tahun 2021, bahkan sudah 40 persen. Padahal saat tokowahab.com diluncurkan sumbangannya masih kecil, di bawah 10 persen.

Pasar UMKM adalah pasar baru dari bisnis keluarga William. Ini diharapkan William bisa menimbulkan dampak sosial atau social impact. Karena itu dia juga melakukan edukasi pada UMKM. Ia memberikan edukasi tentang cara UMKM bisa berbisnis kue lebih efisien.

Pilar tokowahab.com kata dia ada empat. Pertama, harganya murah. Kedua lebih efisien, karena pembelian dilakukan via e-commerce. Ketiga, lebih aman karena produknya halal dan sudah lulus Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Keempat, informatif dan edukatif, karena Tokowahab.com juga membantu memberdayakan UMKM.

“ Kenapa kita melirik UMKM? Karena kita melihat kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia itu 60 persen,” terangnya.  

Saat itu, katanya, tidak banyak yang melirik UMKM. Dulu UMKM pedagang kue biasa membeli bahan kue 15-20 persen lebih mahal. Setelah ada tokowahab.com, para pengusaha UMKM kue bisa membeli dengan harga murah dan dalam jumlah eceran.  

Untuk menaungi Tokowahab.com, William kemudian mendirikan PT Global Digital Lestari.

Pada tahun 2020, PT Global Digital sahamnya dibeli oleh keluarga William. Ia kemudian mendirikan holding company bernama PT Multi Makmur Abadi yang salah satunya membawahi PT Global Digital Lestari.

Sekarang, Tokowahab.com melayani pembelian bahan kue secara nasional. Dari Papua, Medan sampai Bali.

Saat memulai usaha, jumlah karyawannya cuma 2 orang. Kini jumlah karyawannya sudah berkembang jadi 25 orang.

Meski ini usaha keluarga, William selalu menekankan untuk bekerja secara profesional.  Karena itu meski ada karyawan masih ada hubungan saudara, tapi saat bekerja harus profesional.  Mereka harus memenuhi target yang ditentukan.

“ Inilah poin mendasar yang memperkuat bisnis sebuah keluarga. Karena dengan sikap profesional sebuah usaha keluarga akan bisa bertahan lama. Jika tidak profesional, usaha keluarga itu akan runtuh,” ungkapnya.

William juga percaya bisnis yang besar belum tentu bisnis yang kuat.  Tapi bisnis yang kuat, sudah pasti bisnis yang besar.

Hal di atas pula menurut William yang membedakan perusahaannya dengan perusahaan rintisan atau startup. Perusahaan rintisan selalu menilai dari valuasi, dan selalu ada desakan untuk segera melantai di pasar saham atau IPO. Perusahaan miliknya tidak demikian. Kalaupun ada investor mau masuk, itu merupakan keputusan yang harus diambil bersama keluarga, bukan keputusan William sendiri.

Saat ini perusahaanya sudah memiliki mitra 4.000 UMKM yang bekerjasama dengan tokowahab.com. “ Tapi, itu masih kecil sekali,” ujarnya, merendah. Karena masih ada ratusan ribu hingga jutaan UMKM di luar sana. Itulah yang ingin dijangkau tokowahab.com.

“ Saya optimistis penjualan UMKM akan melewati proprorsi mereka yang membeli grosiran dari tokowahab.com,” ujarnya, semangat.

Ia yakin dalam tempo dua tahun ke depan, proporsi pembeli UMKM di situsnya akan 60 persen, sementara perusahaan besar hanya menyumbang 40 persen.

***

Saat ditanya kiatnya sebagai pengusaha, William menegaskan dia percaya akan kerja keras. Itu modal pertama yang harus dimiliki.  Ia mengaku tidak percaya keberuntungan cuma didapat dari hoki.

Yang kedua, setiap perusahaan harus punya nilai atau value. Jadi dia yakin sebuah perusahaan harus ada nilainya dulu, baru bicara uang. “ Pemberdayaan UMKM adalah nilai usaha kami,” katanya.

Soal keterpilihannya di majalah Forbes, William mengaku yang memilih Forbes sendiri. Ia terpilih berturut-turut untuk tahun 2020 dan 2021, dua tahun berturut-turut.

Ia mengaku memang bangga dengan gelar itu. Tapi gelar itu bukan tujuan utama William.

“ Saya ingin dikenal sebagai pengusaha kreatif yang membantu UMKM berkembang. Gelar itu hanya bonus bagi tokowahab.com dan bonus bagi saya,” katanya.

Ada yang unik saat dia menjadi orang yang terpilih oleh Forbes. Saat dia mendapat gelar dari Forbes, kedua orang tuanya sama sekali tidak tahu. Dan William tak memberitahu mereka.

Orang tua William agak kuno. Fokus pekerjaan mereka hanya berdagang. Mereka tidak terlalu menaruh perhatian dengan berita.

Orang tua William baru tahu pertama kali mereka karena ada teman mereka yang mengirim berita William kepada mereka. Lalu mamanya mendatangi William untuk menanyakan apakah benar itu William.

Saat William membenarkan, mamanya bilang, " Hebat juga."

Setelah itu orang tuanya kembali sibuk dengan pekerjaannya dan melupakannya.

Bagi William, menjadi orang berpengaruh Asia di bawah umur 30 tahun mungkiin memang bukan tujuan hidupnya. Tapi, tak semua anak muda yang bisa mendapatkan gelar itu. Sebuah gelar yang didapat dari kerja keras dan keyakinannya sebagai pengusaha muda. (eha)

Beri Komentar