Uji Vaksin Covid-19, Peneliti Gunakan Darah 'Fosil' Hidup Ini
Dream - Para ilmuwan terus berlomba menemukan vaksin dan obat untuk mengatasi penularan virus SARS-CoV-2 atau corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Untuk meneliti efek dari vaksin atau obat yang dibuatnya, sebagian ilmuwan mengambil darah kepiting tapal kuda atau horseshoe crab.
Selama beberapa dekade para ilmuwan menggunakan kepiting unik bermata 10 ini. Darah kepiting tapal kuda yang berwarna biru pucat sangat membantu dalam penelitian obat.
Bahkan hingga saat ini, darah kepiting tapal kuda dianggap sangat membantu para ilmuwan dalam meneliti vaksin virus corona.
Sayangnya, ekploitasi besar-besaran terhadap kepiting tapal kuda selama beberapa dekade mengancam keberadaannya di alam liar.
Berguna dalam Penelitian Obat
Kepiting tapal kuda telah ada sejak lebih dari 300 juta tahun yang lalu. 'Fosil' hidup ini menjadi penting karena darahnya berguna bagi dunia penelitian obat.
Darah kepiting tapal kuda membantu dalam memastikan tidak ada bakteri berbahaya dalam obat yang baru dibuat. Karena sekecil apa pun bakteri berbahaya terdapat dalam obat yang dibuat, dapat membunuh manusia.
Ekstrak dalam sel darah kepiting bereaksi secara kimia terhadap hal-hal berbahaya bagi manusia. Darah kepiting tapal kuda adalah satu-satunya jenis darah yang bisa melakukannya.
Oleh sebab itu para ilmuwan menggunakannya untuk menguji apakah obat-obatan yang baru dibuat aman bagi manusia.
Ratusan Ribu Ditangkap Setiap Tahunnya
Setiap tahun ratusan ribu kepiting tapal kuda ditangkap dan dibawa ke laboratorium di Amerika.
Sebagian darah kepiting ini disedot dari pembuluh darah di dekat jantung mereka. Lalu mereka dilepaskan kembali ke alam liar.
Awalnya, para pakar yakin sebagian besar kepiting tapal kuda yang sudah ditangkap dan dilepaskan lagi akan selamat di alam liar.
Namun, melalui penelitian dalam beberapa tahun terakhir, diperkirakan hingga 30 persen yang pernah ditangkap tidak bisa bertahan hidup.
Spesies yang Terancam Punah
Penelitian lain bahkan menemukan kemungkinan kepiting tapal kuda betina untuk kawin menjadi semakin kecil.
Masalah ini semakin diperparah dengan 'pemerahan' darah kepiting tapal kuda untuk menemukan vaksin Covid-19.
"Sekarang ini, perusahaan farmasi 'memerah' sekitar setengah juta kepiting tapal kuda," kata Dr Barbara Brummer, ketua tim konservasi alam Amerika.
Menurut Brummer, negara bagian New Jersey merupakan daerah yang paling banyak melakukan penangkapan terhadap kepiting tapal kuda ini.
Kepiting tapal kuda Amerika sekarang hampir secara resmi dianggap sebagai spesies yang terancam punah.
Pengganti Darah Kepiting Tapal Kuda
Namun beberapa perusahaan besar menyatakan statistik menunjukkan jumlahnya tetap sama selama beberapa tahun terakhir.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menciptakan zat buatan manusia yang dapat menggantikan darah kepiting tapal kuda.
Hasilnya mereka menemukannya pada 2016. Ilmuwan pun menggunakan darah alternatif ini untuk digunakan di Eropa. Beberapa perusahaan obat di AS bergabung juga.
Populasi Kepiting Tapal Kuda Kembali Terancam
Sayangnya, pada bulan lalu, perusahaan yang membuat darah alternatif ini tidak bisa membuktikan bahwa darah buatan mereka bisa bekerja dengan baik.
Setiap perusahaan obat-obatan di AS diberitahu bahwa mereka harus tetap menggunakan darah kepiting tapal kuda untuk pengujiannya.
Artinya, jika ingin membuat vaksin atau obat Covid-19, maka perusahaan-perusahaan ini kembali mengandalkan darah kepiting tapal kuda.
"Jadi kekhawatiran saya adalah tentang populasi kepiting tapal kuda - karena mereka adalah bagian penting dari ekosistem," pungkas Brummer.
Sumber: BBC
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penampakan Fosil Makhluk Tertua di Bumi, Diduga Berusia 890 Juta Tahun dan Tinggal Dalam Laut
Ilmuwan menemukan fosil hewan ini dan menyebut sebagai makhluk pertama dan tertua di Bumi.
Baca Selengkapnya10 Jenis Daun yang Bisa Bantu Turunkan Level Gula Darah
Berikut ini beberapa daun yang dapat membantu menurunkan kolesterol dan gula darah yang sering dijadikan bahan jamu.
Baca SelengkapnyaTernyata Badak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan
Temuan fosil badak ini buktikan bahwa hewan tersebut sudah ada sejak 14 juta tahun lalu!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Heboh Penemuan Tempat Tinggal Manusia Zaman Batu, Banyak Jarum dan Tombak
Kelompok arkeolog di wilayah utara Spanyol menemukan salah satu "lokasi hunian zaman Paleolitikum yang paling terjaga dengan baik di seluruh dunia".
Baca SelengkapnyaRacikan Es Blewah Segar Buka Puasa, Simpel dan Ekonomis
Meski bersaing dengan es buah lainnya seperti es mangga dan es semangka yang sedang viral, es blewah tetap menjadi pilihan yang tak tertandingi.
Baca SelengkapnyaPenemuan Fosil 72 Juta Tahun Lalu, Bukti ada Makhluk Purba yang Selamat dari Kepunahan Massal
Para ilmuwan menemukan spesies siput darat yang telah lama punah, usianya mencapai 72 juta tahun.
Baca SelengkapnyaMisteri Pohon 'Fosil Hidup' yang Dibekukan 66 Juta Tahun Akhirnya Terungkap
Inilah penjelasan mengenai Pohon Wollemi yang diperkirakan telah punah 2 juta tahun yang lalu.
Baca SelengkapnyaPenampakan Fosil T-Rex dan Sisa Makanan di Perut yang Masih Utuh, Ternyata Ini yang Dimangsa
Ditemukan dalam kondisi baik, makanan terakhir T-rex ini disebut seperti paha kalkun
Baca Selengkapnya