

Dream – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia digelar dengan berbagai tradisi yang rutin digelar masyarakat. Setiap daerah bahkan memiliki tradisi berbeda dalam memperingati hari kelahiran Rasululllah.
Menurut Prof Quraish Shihab, peringatan Maulid Nabi baru dirayakan dengan meriah pada masa Dinasti Abbasiyah, tepatnya pada masa kekhalifahan Al-Hakim Billah.
Inti dari perayaan Maulid Nabi ialah memperkenalkan Nabi Muhammad SAW kepada generasi muda dan mengingat kembali perjuangan dakwah beliau.
Momen Maulid Nabi juga sebagai pengingat kepada manusia untuk meneladani sikap dan perilaku Rasulullah agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Kiai Said, Maulid Nabi adalah sunah taqririyah yaitu perkataan, perbuatan yang tidak dilakukan nabi, tetapi dibenarkan Rasulullah SAW.
Memuji atau mengagungkan Rasullah SAW termasuk sunnah taqririyah karena tidak pernah dilarang oleh Rasulullah.
Seorang sahabat bernama Ka’ab bin Juhair bin Abi Salma memuji-muji Nabi Muhammad SAW dalam bait nadhom yang sangat panjang. Di hadapan Nabi Muhammad, Ka’ab mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang hebat dan mulia.
Saat mendengar pujian itu, Nabi SAW tidak melarang, justru malah membenarkannya. Bahkan Rasulullah SAW memberi hadiah selimut bergaris-garis yang sedang Nabi pakai, yang dalam bahasa Arab dinamakan Burdah.
Perlu diketahui, sampai sekarang burdah Nabi Muhammad itu masih tersimpan di Museum Toqafi, Istanbul, Turki. Atas dasar itulah, setiap qasidah atau syair yang isinya memuji Nabi Muhammad disebut qasidah burdah.
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman yang luar biasa, termasuk dalam acara perayaan Maulid Nabi. Tradisi unik Maulid Nabi ini terlihat dari beragamnya acara yang digelar masyarakat Muslim di Indonesia.
Contohnya tradisi weh-wehan di Kendal, Jawa Tengah, yang dilakukan dengan cara saling menukar makanan antar tetangga saat perayaan Maulid Nabi.
Ada pula tradisi masak nasi suci ulam sari di Pacitan, Jawa Timur, yang penuh dengan makna dan filosofi. Selain kedua tradisi itu, masih banyak tradisi Maulid Nabi di Indonesia yang tak kalah menarik.
Keraton Kasultanan Yogyakarta biasa menggelar Grebeg Maulud setiap perayaan Maulid Nabi. Perayaan ini sudah digelar sejak zaman kesultanan Mataram Islam. Acara yang sakral ini digelar di area keraton dan Masjid Gedhe Kauman dengan berbagai prosesi upacara yang sangat unik, sakral dan penuh filosofi.
Tradisi Maulid Nabi di Indonesia selanjutnya ialah Kirab Ampyang di desa Loran, Kudus Jawa Tengah. Tradisi ini konon sudah digelar sejak zaman Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadirin. Kirab Ampyang sendiri adalah sajian makanan yang dihias ampyang (nasi dan kerupuk). Lalu diarak keliling desa menuju Masjid Wali At-Taqwa. Nasi ampyang itu lalu dimakan bersama oleh warga.
Bungo Lado adalah tradisi Maulid Nabi yang tak kalah menarik di wilayah Sumatera Barat. Bungo Lado adalah pohon hias atau biasa disebut pohon uang. Perayaan ini menjadi kesempatan warga untuk menyumbang pembangunan rumah ibadah.
Tradisi Maulid Nabi di Madura, Jawa Timur dikenal dengan istilah Muludhen. Tradisi ini digelar dengan pembacaan maulid barzanji yang berisi biografi dan riwayat hidup Nabi SAW.
Muludhen juga biasanya diisi dengan ceramah bertemakan maulid nabi untuk mengingatkan para warga mengenai akhlak Rasulullah semasa hidupnya, kemudian dilanjutkan makan tumpeng bersama-sama.
Panjang Jimat adalah tradisi unik Maulid Nabi yang datang dari Keraton Cirebon. Upacara Panjang Jimat biasanya dihadiri ribuan masyarakat dari berbagai daerah.
Terdapat tradisi Maulid Nabi di Desa Tambak Oso, Sidoarjo, Jawa Timur, yang tak kalah menarik yaitu Berayaan. Dalam prosesi Berayaan, masyarakat bersama-sama membaca sholawat Mahallul Qiyam. Setelah pembacaan sholawat selesai, jamaah berebut bahan makanan pokok yang telah digantung di atas mereka.
Maudu Lompoa adalah tradisi unik Maulid Nabi yang dilaksanakan di Desa Cikoang, Sulawesi Selatan. Perayaan puncak Maulid Nabi ini dilakukan dengan mengarak replika perahu pinisi yang dihiasi kain sarung di tepi sungai, dilengkapi dengan seni musik Gandra Bulo. Sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat Takalar sebagai puncak perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sementara di Desa Pejengkolan Kabupaten Kebumen, setiap tanggal 12 Rabiul Awal diadakan tradisi rolasan untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Warga membawa makanan seperti nasi gilig, ayam panggang, opak, dan pisang. Selain sebagai peringatan Maulid Nabi, tradisi rolasan juga sebagai momen warga untuk menjaga kekompakan dan kekeluargaan.
Momen Maulid Nabi sebagai pengingat kepada manusia untuk meneladani akhlak Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembacaan yasin dan tahlil menjadi tradisi yang memiliki akar kebudayaan dan agama.
Baca SelengkapnyaPeringatan Maulid Nabi sebagai pengingat umat Islam untuk meneladani akhlak mulia Sang Rasul.
Baca SelengkapnyaDalam pandangan Islam, Gerbang Lod di Kota Lod dianggap sebagai lokasi di mana Nabi Isa akan membunuh Dajjal pada akhir zaman.
Baca SelengkapnyaTak seperti malam-malam biasanya yang gelap gulita. Malam itu cahaya terang memancar di langit mengiringi kelahiran sosok mulia.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, umat Islam dianjurkan memperbanyak membaca doa Maulid Nabi.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH M Cholil Nafis dengan tegas bantah angkat Oklin Fia jadi Duta
Baca SelengkapnyaSahabat Dream, ada gak sih temen kalian yang se-open minded ini? Kamu seterbuka Dreamitie ini nggak sih?
Baca SelengkapnyaKeberadaan kubah hijau yang megah dan kompleks masjid yang luas mencerminkan kekuatan dan kebesaran Islam sebagai agama global.
Baca Selengkapnya