Foto: Instagram.com/AmandaRawles
Dream – Saat mendengar nama Amanda Rawles, para penikmat film Indonesia pasti sudah tidak asing dengan perannya sebagai anak sekolah di beragam judul film. Meski masih bermain peran yang sama, Amanda mendapat tantangan memainkan karakter pelajar di serius terbaru garapan Vidio berjudul, Love is A Story.
Di video tersebut, Amanda ditantang memerankan sosok Gendis sebagai seorang pelajar yang rajin dan pintar. Sebagai sosok artis yang tak menyukasi pelajaran matematika di kehidupan nyata, Amanda mendapat tantangan memerankan Gendis yang mampu menghafal semua rumus-rumus sulit di luar kepala.
Chief of Content Vidio, Tina Arwin mengatakan, Love is A Story merupakan Vidio Original Series bergenre drama komedia yang sedikit menyentuh alur fantasi.
“ Alur ceritanya ringan, cocok jadi tontonan hiburan untuk di tonton sendiri maupun bersama keluarga,” jelas Tina pada media launchee via zoom online, Senin, 13 September 2021.
© Dream.co.id/Delfina Ramadhani
Selain Amanda, series ini juga dibintangi artis ternama seperti Jerome Kurnia, Chicco Kurniawan, dan Rebecca Klopper.
Meski seringkali mendapat karakter yang sama, Amanda mengatakan watak tokoh dari peran-peran yang dilakoninya selalu berbeda-beda.
“ Kadang aku jadi tomboi, kadang aku jadi cewe yang humble,” ujar Amanda di acara yang sama.
© Dream.co.id/Delfina Ramadhani
Menurutnya series ini menjadi tantangan yang mengharuskannya untuk lebih banyak belajar.
“ Soalnya aku dulu di sekolah nggak suka matematika, tapi di series ini banyak banget script rumus-rumus matematika,” imbuhnya.
Tantangan itu terbukti ketika Amanda sering terbelit mengucapkan naskah sekanrio berisi dialognya saat menyampaikan rumus matematika. Sampai-sampai, kru produksi sering mengulang adegan kesalahan pengucapan rumus matematika yang disebutkan Amanda.
“ Untungnya krunya pada baik dan malah dibawa happy aja,” lanjut Amanda.
© Instagram.com/vidiodotcom
Amanda merasa proses syutingnya kali ini menjadi pengalaman yang berbeda dari biasanya. Menurutnya syuting di series ini seperti mengeluarkan sisinya yang berbeda.
Karena ia harus memainkan peran yang sangat berbeda dengan dirinya di dunia nyata. Tapi hal itu bukan jadi hambatan justru memotivasinya untuk segera menyelesaikannya.
Series yang memakan waktu produksi sekitar tujuh bulan itu berhasil dibungkus dan siap disajikan untuk dinikmati pemirsa Indonesia yang bakal tayang pada Rabu, 15 September 2021 besok cuma di Vidio.com.
Laporan: Delfina Rahmadhani
Dream - Beberapa tahun terakhir ini dunia perfilman di Indonesia terus menunjukan peningkatan yang sangat pesat. Para sineas muda dengan ide-ide lebih segar menawarkan berbagai tontonan kreatif lewat karya-karyanya.
Di Indonesia, tidak sedikti sineas muda yang memiliki ide brilian dan mampu membuat karya gemintang. Jika biasanya mereka menunjukan karya film berbentuk fiksi, salah satu sineas muda Indonesia, Alya Faridisa Cholid, membuat karya film dokumenter.
Film dokumenter memiliki perbedaan utama dengan film fiksi terutama dari segi cerita yang menghadirkan kenyataan dalam karyanya.
Membuat film dokumenter tak melulu soal kisah seseorang atau sebuah daerah. Film ini memiliki beberapa gaya untuk ditampilkan seperti dokumenter personal, politik, partisipartri, dairy, dan sejarah.
© shutterstock
Dari banyaknya jenis film dokumenter, Alya yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di jurusan Film dan TV di ISI Yogyakarta memiliki ketertarikan lebih kepada dokumenter personal.
“ Aku memang jatuhnya lebih suka dokumenter personal, karena lebih intim dan itu yang aku terapin dalam film dokumenter yang lagi aku garap, dokumenter warisan,” ungkap Alya Faridasa Cholid di #NgobrasDream Rabu, 1 September 2021.
Ketika pertama kali membuat proyek film dokumentari pertamanya yang berjudul ‘I am what i eat', pada tahun lalu Alya merasa komunikasinya dengan keluarga jadi lebih terbentuk, dan ia juga merasa film dokumenter ini mengubah hidupnya.
Kini, hampir setahun Alya tengah jalani sebuah film dokumenter dengan judul ‘Warisan’, film dokumenter personalnya kali ini merupakan tugas akhirnya dalam kuliah.
Di dokumenter warisan ini, Alya ingin menceritakan tentang warisan trauma yamg diperlihatkan lewat interaksi sehari-hari Alya dengan ibu dan kakaknya.
Dalam membuat proyek kali ini, Alya membutuhkan waktu cukup lama karena dalam dokumenter ini ia harus memperhatikan interaksinya dengan keluarganya.
Alya banyak bercerita tentang dunia perfilman, keterlibatan perempuan dalam perfilman, film dokumenter, dan juga dokumenter ‘Warisan’. Untuk kamu yang penasaran, bisa langsung cek siaran ulangnya di IGTV @dreamcoid berikut ini!