Ilustrasi (Foto: Pixabay)
Dream – Hong Kong terkena dampak signifikan akibat wabah virus Covid-19. Terutama pada sektor pariwisata Hong kong yang masih ditutup hingga saat ini.
Dengan segala upaya yang dilakukan, Hong Kong berharap sektor pariwisata dapat pulih. Otoritas setempat menargetkan situasi pariwisata kembali normal pada Juli mendatang.
Beberapa langkah yang coba dijalankan otoritas pariwisata Hong Kong seperti membuka pasar baru yang dapat memberikan dampak positif.
Direktur Eksekutif Dewan Pariwisata Hong Kong, Dane Cheng, mengatakan akan fokus pada peningkatan konsumen lokal. Juga menarik lebih banyak pengunjung daratan dan mempromosikan kota ke pasar baru seperti India dan Vietnam serta meningkatkan promosi pariwisata bagi turis Muslim.
Krisis virus Covid-19 telah melumpuhkan sektor perekonomian terutama pariwisata. Sejak berbulan-bulan melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pembatasan perjalanan, kini Hong Kong diharapkan mampu kembali normal.
" Yang terbaik yang bisa kita harapkan adalah pada bulan Juni atau Juli," kata Cheng.
Diharapkan pada bulan Juli keadaan sudah kembali normal. Segala bentuk pembatasan perjalanan juga dapat kembali dibuka. Layanan penerbangan juga dapat dilanjutkan kembali.
Sektor pariwisata menyumbang sekitar 4,5 persen dari produk domestik bruto Honkong dan mempekerjakan sekitar 260 ribu orang.
Dalam upaya memberantas virus Covid-19, Presiden Hong Kong, Carrie Lam telah memberlakukan pembatasan ketat. Termasuk melarang semua kedatangan wisatawan dan melarang segala bentuk pertemuan yang melibatkan lebih dari empat orang.
Kedatangan wisatawan di Hong Kong menurun 96,4 persen. Pada Februari menjadi 199.123 pengunjung.
Data terakhir menunjukkan jumlah wisatawan dari darat turun sebesar 97,8 persen. Pada bulan Febaruari menjadi 98.804 pengunjung.
" Ini adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya," kata Cheng.
Penurunan pendapatan di sektor pariwisata membuat penjualan ritel pun anjlok. Dengan rekor sebesar 44 persen pada Februari dibanding tahun sebelumnya.
Penjualan perhiasan, jam tangan, hingga hadiah berharga lainnya sangat bergantung pada kedatangan wisatawan. Sehingga penjualannya pun jatuh hingga 78,5 persen. Dengan penurunan sebesar 41,5 persen pada bulan Januari.
" Kami memiliki pengalaman pasang surut di Hong kong selama krisis yang berbeda. Jelas ini adalah yang paling parah yang pernah kami temui," kata Cheng.
(Sumber: channelnewsasia.com)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib