Presiden Jokowi Gagas Pembangunan Desa Wisata Nusantara

Reporter : Puri Yuanita
Senin, 17 Oktober 2016 13:11
Presiden Jokowi Gagas Pembangunan Desa Wisata Nusantara
Program "Desa Wisata" yang dicetuskan presiden, kata Menpar Arief Yahya, sejalan dengan rencana pembangunan 100.000 homestay yang bakal dimulai 2017 nanti.

Dream - Ada gagasan original yang keluar dari Presiden Joko Widodo di sela-sela acara puncak Sail Selat Karimata 2016, Sabtu, 15 Oktober 2016 yang digelar di Pelataran Pantai Pulau Datok, Desa Sutera, Kec Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar. Yakni, ide mengenai pembangunan desa wisata di Indonesia.

Tak sampai 24 jam, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun langsung menindaklanjuti gagasan yang dicetuskan oleh Presiden Jokowi tersebut.

" Saya sudah kontak Pak Eko Putro Sandjojo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Senin, 17 Oktober 2016, saya mengirim Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Kemenpar, Dadang Rizky untuk menindaklanjuti teknis dengan Dirjen PPMD Kemendes PDDT Prof Dr Erani yang ditunjuk sebagai PIC. Kita akan segera menentukan quick win, destinasi mana saja yang paling siap untuk diformat menjadi Desa Wisata," jelas Menpar Arief Yahya dikutip dari keterangan pers tertulis.

Arief menambahkan, prioritas Kemenpar dalam membangun destinasi selalu melihat pada indikator 3A. Yakni, bagaimana potensi atraksi, kesiapan akses, dan kekuatan amenitasnya.

Atas dasar itu, maka pilihan lokasi pertama adalah kawasan yang berada di 3 Greaters atau destinasi utama, yaitu Bali-Jakarta-Kepri. Keunggulan di tiga greaters itu, sudah mewakili 90 persen wisman masuk ke tanah air. Bali 40 persen, Jakarta 30 persen dan Kepri 20 persen.

" Di mana saja desa-desa yang bisa dibangun menjadi Desa Wisata di ketiga kawasan itu." ucap Arief Yahya.

Prioritas berikutnya, kata Arief, adalah desa-desa yang berada di 10 Bali Baru, atau 10 Top Destinasi. Dari Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Tengger Semeru (BTS) Jatim, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo Komodo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara. " Di mana saja, desa yang bisa cepat di-setting menjadi Desa Wisata," ungkap Menpar yang asli Banyuwangi itu.

Selain dua prioritas di atas, pilihan juga jatuh pada 10 Top Destinasi Teraktif, seperti Sumatera Barat, NTB, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Banyuwangi, Sulawesi Utara dan lainnya.

" Selain menggunakan kriteria 3A, juga lihat track record CEO Commitment-nya. Bagaimana pimpinan daerahnya-–dari Gubernur, Bupati dan Walikota--pilih yang serius dan konkret dalam membangun daerah dengan pendekatan pariwisata. Untuk Atraksi, utamakan yang sudah KSPN, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Ini penting agar berada dalam framework yang benar dan cepat," terang Menpar.

Program " Desa Wisata" yang dicetuskan presiden, kata Arief Yahya, juga sejalan dengan rencana pembangunan 100.000 homestay yang bakal dimulai 2017 nanti.

" Kelak, ketika Desa Wisata itu sudah siap jual, akan langsung dipromosikan, lalu selling platform-nya juga dimasukkan dalam DMP atau Digital Market Place. Maka Desa Wisata itu bisa berfungsi ganda. Bisa sebagai amenitas dengan homestay, akomodasi di rumah penduduk yang sudah sadar wisata. Juga bisa sebagai atraksi, karena berada dalam atmosfer kehidupan masyarakat desa yang homey, kaya dengan sentuhan budaya, dan nuansa kekeluargaan yang belum tentu bisa ditemukan di negara lain," tandasnya.

Beri Komentar