Pulau Henderson Yang Ternoda (Amusing Planet/Jennifer Lavers)
Dream - Henderson adalah pulau yang tak terjamah manusia di Samudera Pasifik dan menjadi warisan dunia. Namun sayang, sampah menumpuk di pulau terpencil itu.
Realita ini sangat menyedihkan, di sebuah pulau tak berpenghuni yang jaraknya 5.000 kilometer dari daratan utama, masih saja dipenuhi oleh sampah. Pantai berpasir putih ini penuh sesak dengan sampah, mulai dari jaring ikan, pelampung, botol air, helm, dan potongan-potongan plastik besar persegi panjang.
Dilansir Amusing Planet, Rabu 25 April 2018, para peneliti memperkirakan ada sekitar 38 juta keping plastik, dengan berat total 18.000 kg, tersebar di sekitar perairan pulau itu. Mayoritas puing-puing — sekitar 68 persen — bahkan tidak terlihat. Mereka terkubur di bawah pasir.
Setiap meter persegi pantai Henderson memiliki antara 20 sampai 670 keping plastik di permukaan dan antara 50 sampai 4.500 buah yang terkubur setinggi 10 sentimeter. Sekitar 3.750 potongan sampah baru 'datang' di pantai utara pulau itu setiap hari. Jika perkiraan ini benar, Pulau Henderson mungkin memiliki kepadatan pencemaran plastik tertinggi yang dilaporkan di mana pun di dunia.
Dari mana semua sampah ini berasal?
Kolam raksasa yang disebut laut, tentu saja. Pulau Henderson terletak di pinggiran Southern Pacific Gyre, sebuah arus laut besar berputar antara Australia dan Amerika Selatan, yang dibatasi oleh Khatulistiwa.
Pola rotasi gyre menarik sampah dari seberang Samudera Pasifik Selatan dan benua-benua yang jauh dan menyimpannya di pantai Henderson. Fenomena serupa terjadi di belahan bumi Utara, di mana plastik dari sekitar Samudera Pasifik Utara memenuhi pantai Kamilo Hawaii.
Jennifer Lavers, seorang ilmuwan di University of Tasmania yang memimpin penelitian, telah menelusuri sumber puing-puing di Pulau Henderson ke 24 negara berbeda dari setiap benua.
Setelah tanah plastik di pulau itu, radiasi sinar UV matahari membuat plastik rapuh dan mereka pecah menjadi ratusan atau bahkan ribuan keping, beberapa di antaranya kurang dari 2 milimeter. Mereka terkubur di pasir dan menjadi bagian permanen dari pulau itu.
Advertisement
Isi Lengkap Fatwa MUI yang Menyatakan Rumah Tinggal Tak Layak Ditagih PBB Berulang Kali

Eksis Sejak 2012, Komunitas Fotografi di Bandung Ini Punya Nama Unik

Di Tengah Hujan Abu Semeru, Kurir Ini Tetap Melaju Antarkan Paket

3,5 Miliar Data Akun WhatsApp Berpotensi Bocor, Peneliti Ungkap Celah Serius di Sistem Keamanan

Status Tanggap Darurat Semeru Diperpanjang, Pemerintah Lumajang Fokus pada Keselamatan Warga


Alyssa Daguise Hamil Anak Pertama, Maia Estianty Sudah Bikin Panggilan Imut Sebagai Nenek
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Mengenal Sinkop Vasovagal yang Diderita Chaeyoung TWICE, Penyakit yang Bikin Pingsan Mendadak


Fiki Naki dan Tinandrose Resmi Menikah: Momen Haru, Senyum Bahagia, dan Doa dari Sahabat

Keindahan Wastra dari Timur Indonesia Hadir Lewat Pagelaran `Aku, Wastra, Kisah`

Isi Lengkap Fatwa MUI yang Menyatakan Rumah Tinggal Tak Layak Ditagih PBB Berulang Kali

Trik Bikin Tahu Cabe Garam Super Krispi, Garing Lama, dan Tidak Hancur Saat Digoreng