Nelayan Di Yaman Kaya Mendadak Usai Temukan Muntahan Paus Sperma. (Foto: Cuplikan Video YouTube)
Dream - Muntahan paus sperma senilai 1,1 juta poundsterling (sekitar Rp22,2 miliar) ditemukan di dalam bangkai mamalia laut tersebut yang terapung di lepas pantai Yaman.
Sekelompok nelayan menemukan muntahan yang juga disebut ambergris itu di bangkai paus sperma raksasa saat berlayar di Teluk Aden di lepas pantai Yaman.
Berwarna abu-abu kusam atau kehitaman, ambergris merupakan benda yang sangat langka dan berharga.
Ambergis biasanya digunakan dalam industri kecantikan untuk membuat parfum mahal merek-merek terkenal.
Harga per kilo ambergris sangat mahal. Nilainya bisa mencapai lebih dari 35.000 per kilo atau Rp700 jutaan.
Ambergis ini dibilang langka dan mahal karena hanya diproduksi sebanyak 1-5% di dalam usus paus sperma.
Begitu menemukan bangkai paus sperma itu, para nelayan yang terdiri dari 35 orang langsung memotong ususnya.
Di bagian itulah mereka kemudian mengambil ambergris yang mirip lilin dan sangat mudah terbakar.
Salah satu nelayan mengatakan mereka yakin bangkai itu mengandung ambergris karena bau unik yang tercium saat mereka mendekatinya.
" Kami memutuskan untuk menyeret paus itu ke pantai dan memotongnya untuk melihat dalaman perutnya.
" Dan ternyata ada ambergris di sana. Baunya memang tidak terlalu enak, tetapi mendatangkan banyak uang," tambahnya.
Meski sudah tahu ambergis harganya mahal, mereka tetap saja terkejut karena temuan tersebut bernilai sekitar Rp22,2 miliar.
Mereka kemudian membagi uangnya, dan menyumbangkan sebagian untuk membantu orang miskin di desa mereka.
Paus sperma menghasilkan ambergris untuk melapisi perut mereka sehingga dapat mencerna makanan favorit mereka cumi-cumi yang memiliki paruh tajam..
Perburuan paus sperma, yang digambarkan dalam novel klasik Moby-Dick, menjadi industri besar di abad ke-19.
Namun praktik tersebut menghancurkan populasi paus sperma hingga perburuannya dilarang sejak tahun 1986.
Paus sperma sekarang terdaftar sebagai hewan yang terancam punah oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.
Mamalia laut raksasa ini diburu untuk diambil minyak ambergris dan spermanya, yang digunakan dalam lampu minyak, pelumas, dan lilin.
Sejak lama, perdagangan muntahan paus sperma yang berharga mahal ini dilarang di wilayah Amerika Serikat.
Sumber: DailyStar
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media