Dream – Mengurus anak bisa jadi pekerjaan yang melelahkan. Jika punya uang lebih, orang-orang biasanya mengambil jalan singkat dengan menyewa seorang pengasuh anak.

Namun meski kebutuhan akan pengasuh anak semakin meningkat, majikan sepertinya harus berhati-hati merekrut mereka. Apalagi pengasuh anak zaman sekarang juga sudah mengenal media sosial. Mereka seringkali mengungkapkan sejumlah rahasia terpendam dan kebiasaan para majikannya.

Seperti para pengasuh anak yang menceritakan pengalaman mereka yang mencengangkan di laman Reddit ketika bekerja pada majikan yang super kaya. Tentu saja nama mereka tidak diungkapkan demi menjaga privasi dan kelangsungan pekerjaan mereka.

Dilansir dari Daily Mail, Kamis 29 Desember 2016, seorang pengasuh anak di keluarga kaya mengatakan pekerjaannya mirip dengan cerita dalam drama televisi.

"Si ayah punya anak perempuan dari hubungan gelap bersama wanita lain selama lima tahun," tulisnya di Reddit, menambahkan bahwa uang bagaikan sampah.

"Sebuah kursi seharga US$500 (Rp6,73 juta) tidak sesuai warnanya? Cukup dibuang di tempat sampah dan pergi beli lagi."

Yang lain menulis dua anak asuhannya berebut rumah boneka Barbie. "Kedua putri majikanku berebut rumah boneka Barbie. Cara melerai mereka cukup dengan mengajak pergi ke American Girl untuk beli boneka dan rumah boneka Barbie baru. Setelah itu mengajak mereka ke salon."

Lalu kelakuannya apa lagi?

Istri Malas Hamil Lagi

Pengasuh selanjutnya mengatakan rekannya bekerja untuk konglomerat dari Asia dengan tujuh anak. Dikatakan bahwa mayoritas anak majikannya lahir lewat bantuan teknologi. Alasannya mengejutkan, sang istri majikan tidak mau hamil lagi.

"Hanya putri sulung mereka yang dikandung dan dilahirkan oleh istrinya. Sementara enam lainnya dilahirkan oleh ibu pengganti karena istrinya malas hamil lagi. Keenam anaknya itu dilahirkan melalui teknologi khusus sehingga semuanya adalah laki-laki."

Yang lain sangat syok mengetahui bagaimana orang tua kaya tidak terlalu terikat secara fisik dan batin dengan anak-anaknya.

"Putri mereka lahir awal bulan Oktober ini, dan sepanjang bulan itu, saudaraku yang bekerja pada keluarga itu yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama bayi malang itu," tulis seorang Redditor.

"Si suami hanya ada di rumah satu hari saja sejak dia mulai bekerja di rumah itu. Sementara majikan perempuan memilih berada di luar rumah sejak jam 6 pagi dan baru pulang jam 9 malam," tambahnya.

Bosan dengan Barang Mahal

"Saat aku bersama anak-anak, orang tuanya juga ada di sana. Tapi lucunya, mereka lebih asyik ngobrol dengan orang lain daripada bersama anak-anaknya. Kadang aku berpikir mereka punya anak hanya karena tuntutan kewajiban saja, bukan karena mereka menginginkannya," tulis pengasuh anak lainnya.

Seorang pengasuh anak mengatakan dia sering melihat anak-anak tidak terlihat bahagia meski mendapatkan limpahan hadiah dari orang tua mereka.

"Yang aku lihat dari anak-anak majikanku adalah mereka tidak terlalu bahagia dengan hadiah dan mainan baru. Sebab, mereka sudah terbiasa dengan dua hal itu setiap harinya."

Tas Sekolah Rp1 Juta

Bahkan, lanjut pengasuh anak tersebut, anak-anak sampai kelelahan membuka hadiah yang sangat banyak dari orang tua mereka saat hari raya.

"Hadiah yang tidak sempat dibuka akan dibiarkan hingga beberapa bulan. Jika memang terlalu lama, hadiah itu akan dibuang," katanya.

Pengasuh anak berikutnya terkejut dengan item pakaian yang dimiliki oleh anak-anak gadis majikannya.

"Gadis-gadis ini memiliki banyak pakaian yang semuanya merek mahal - Burberry, Ralph Lauren, Vineyard Vines, Lilly Pulitzer. Bahkan tas sekolah untuk anak mereka yang masih berusia 6 tahun harganya US$85 (sekitar Rp 1,1 juta).”