Luthais McCash (Foto: Mirror UK)
Dream - Luthais McCash, pakar matematika di University of Leicester, mengklaim telah meramalkan pandemi Covid-19 jauh sebelum merebak ke seluruh dunia.
Dia mengaku telah memberikan berbagai peringatan tentang penarikan kebijakan yang terlalu dini. Dia juga mengklaim bahwa teori Covid-19 miliknya hingga kini selalu menjadi kenyataan.
Tidak berhenti disitu, dalam ramalan yang diutarakannya pada Maret 2020 lalu, McCash juga meramalkan bahwa virus corona akan terus menyebar hingga dua tahun.
Sebelumnya, pria 26 tahun itu memprediksikan angka kasus dan jumlah kematian akibat Covid-19 dan mengirimkan prediksinya pada orang-orang yang ia percaya. Tak disangka, hasil prediksinya benar.
Namun dikondisi seperti saat ini, ia tidak yakin apakah ramalannya akan valid dikarenakan banyaknya faktor yang mempersulit perhitungannya.
" Sebenarnya lebih sulit untuk memprediksi kondisi saat ini. Pada awal pandemi, banyak penduduk yang taat peraturan pemerintah. Sekaang lebih sulit diprediksi karena semakin banyaknya faktor perhitungan," ujar McCash, dikutip dari Daily Star, Senin 30 November 2020.
McCash pun mengaku sudah memiliki hipotesa yang diharapkannya tak menjadi kenyataan.
" Saat ini saya sedang berhipotesis dengan pandangan saya. Namun saya berharap saya salah, bahwa pandemi ini tidak akan berakhir kecuali kita menggunakan metode represif," ujar pria 26 tahun tersebut.
Ia mengatakan, pemerintah mungkin akan menemukan mekanisme yang lebih baik dari sebelumnya, namun hal itu tidak membuat pandemi ini berakhir.
© Shutterstock
McCash pun mengatakan, dirinya menemukan cara agar pandemi ini berakhir, namun tindakan ini akan beresiko terhadap kondisi negara.
" Kita harus menghentikan semuanya. Dibutuhkan penguncian (lockdown wilayah) selama kurang lebih 12 bulan. Tentu ini akan berdampak besar pada ekonomi dan kehidupan tiap orang, namun itu yang saat ini dibutuhkan," McCash memberi opini.
Bukan tanpa alasan, menurut McCash, kebijakan penguncian atau lockdown wilayah diperlukan untuk menekan pergerakan penyebaran virus corona. Dengan ditariknya kebijakan lockdown wilayah, menurutnya akan memperitinggi tingkat infeksi.
" Tidak ada gunanya mengatakan tidak lagi ada kebijakan lockdown hanya karena angka kematian dan kasus positif menurun, akan ada waktu setelahnya penyebaran akan muncul kembali," tutur McCash.
McCash mengingatkan masyarakat untuk tetap patuh terhadap protokol kesehatan. Jika abai pada prokes, tindakan tersebut dapat menempatkan orang lain pada risiko terpapar Covid-19.
" Saya mengimbau agar semua orang harus tetap menjaga jarak, menggunakan masker. Tetap waspada dan terus bekerja sama untuk melawan pandemi saat ini," ujarnya.
Pria yang disebut-sebut sebagai jenius asal Skotlandia ini, menyayangkan perilaku masyarakat yang tidak lagi mengikuti aturan pemerintah. Hal ini berdampak pada angka kasus positif Covid-19 yang terus bertambah.
" Saat ini orang-orang tidak lagi mengikuti aturan. Pada Februari tahun depan, akan ada peningkatan kasus yang tinggi. Akan ada lockdown kembali di musim panas tahun depan," ujar pria asal Skotlandia tersebut.
Sumber: Mirror UK
Jadi Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah, Erick Thohir: Ini Amanah
Lantunan Merdu Ayat Kursi Zaskia Gotik Buat Putri Kecilnya Tuai Pujian
Innalillahi, Nathalie Holscher Keguguran
Aurel Segera Menikah, Pertanyaan Polos Arsy Bikin Haru!
Doni Monardo Positif Covid-19: `Saya Yakin Saat Lepas Masker & Makan`
Kepala Sekolah SMK di Padang Minta Maaf Soal Siswi Nonmuslim Disuruh Berhijab
Video Detik-detik Mobil Presiden Jokowi Terjang Banjir di Kalsel
Respons Tegas Kemendikbud Soal Siswi Nonmuslim SMK di Padang Diminta Berjilbab
Pakai Boyfriend Jeans Kekinian, Gaya Nagita dengan Celana Rp19 Juta Disorot
Jadi Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah, Erick Thohir: Ini Amanah
Deteksi Covid-19 Pakai GeNose C19 Hanya Rp20 Ribu, Hasil Keluar 3 Menit