Kakek Makan Batu Selama 32 Tahun Karena Yakin Jadi Obat Sakit Perut

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Senin, 15 Maret 2021 18:14
Kakek Makan Batu Selama 32 Tahun Karena Yakin Jadi Obat Sakit Perut
Ramdas meredakan sakit perutnya dengan memakan batu.

Dream - Jika dilihat sekilas tidak ada hal yang aneh dari keseharian Ramdas Bodke. Hingga tiba waktunya makan siang.

Kakek asal Desa Adarki Khurd, Negara Bagian Maharshtra, India, menjadi viral setelah diketahui memakan batu selama 32 tahun terakhir.

Dikutip dari India.com, Senin 15 Maret 2021, kakek 78 tahun itu memakan sekurang-kurangnya 250 gram batu setiap hari. Bodke mengungkapkan, kebiasaan itu berawal ketika dia mengalami sakit perut dalam jangka waktu lama.

1 dari 3 halaman

Keluarga Khawatirkan Kesehatannya

Bosan dengan sakit perut yang tak kunjung sembuh, alhasil dia mengikuti nasihat seorang perempuan lanjut usia di desanya yang memintanya untuk makan batu.

Entah ffaktor sugesti atau faktor lain, Ramdas mulai menjadikan batu sebagai obat pereda sakit perutnya dan selama 32 tahun dia terus melakukan hal ganjil tersebut.

Pola makannya yang cukup aneh dan ekstrem ini membuat nama Ramdas jadi viral di media India. Tentunya kebiasaan makan batu ini ditolak oleh keluarga Ramdas yang khawatir dengan kesehatannya.

Lantaran sudah kecanduan memakan batu, Ramdas memutuskan untuk diam-diam menyantap batu itu. Menurut beberapa ahli kesehatan kebiasaan makan batu ini, bisa dikaitkan dengan masalah mental yang dialami Ramdas.

(Sah, Sumber: india.com)

2 dari 3 halaman

Makan Batu, Kebiasaan Ngidam Aneh Perempuan Hamil Kenya

Dream - Ada-ada saja kebiasaan para perempuan hamil di Kenya. Sejumlah perempuan hamil di Kenya punya kebiasaan makan batu guna memuaskan rasa mengidam mereka. Batu-batu yang dimakan berupa pecahan batu-batu tambang yang banyak dijual di kios-kios pinggir jalan. Batu-batu itu mereka sebut odowa.

Dilansir dari VOA News, Jumat 31 Juli 2015, meskipun sejumlah ahli medis sudah melarang tindakan ini, beberapa perempuan hamil di Kenya masih melakukannya. Salah satunya, Joyce Natutu.

Ibu dua anak berusia 29 tahun ini mengaku tidak dapat menahan rasa mengidam odowa. Dengan tiba-tiba, secara alami, ia ingin makan odowa dan keinginan itu dirasakan dua kali selama masa kehamilan.

" Ketika saya hamil, terutama kehamilan yang terakhir, ada waktu di mana saya bangun dan merasa ingin mencoba batu itu. Saat saya menuangkan air di atas tanah, saya mencium bau batu itu. Bau odowa saya rasakan sebagai aroma yang enak, membangkitkan nafsu makan. Sejak saat itu saya mulai makan odowa dan tidak bisa berhenti," terang Joyce.

 

3 dari 3 halaman

Dilaporkan, akhir-akhir ini kebiasaan makan batu seukuran gundu makin menyebar di banyak kota di Kenya. Untuk memenuhi permintaan para ibu hamil, batu-batu pun dijual di pinggir-pinggir jalan, di pasar-pasar kecil hingga pusat perbelanjaan di kota.

Leah Adhiambo yang merupakan seorang makelar batu mengatakan, kebiasaan makan batu makin populer dan pasar-pasar swalayan di Kenya justru menyambut baik. Banyak pedagang yang sengaja memajang batu-batu di tokonya. Odowa pun laris dan banyak dicari di pasaran.

" Kami menambahkan batu-batu itu di rak-rak toko kami hampir tiap minggu. Batu-batu itu terjual laris," ujar Leah.

Sementara menurut para pakar, fenomena aneh ini disebabkan para perempuan hamil di Kenya kekurangan mineral tubuh seperti kalsium. Mereka menilai ini sebagai kondisi kelainan kesehatan yang sangat serius.

Kebiasaan mengonsumsi odowa ini akan berujung pada munculnya infeksi. Lebih jauh lagi, batu-batuan yang dikonsumsi selama masa kehamilan akan berdampak buruk bagi kesehatan dan daya pikir anak.

Beri Komentar