Kisah Perjuangan Wuhan Sebulan Bertahan Dalam Isolasi Akibat Virus Corona
Dream - Wuhan di Provinsi Hubei, China, sempat berubah menjadi kota mati sejak pemerintah setempat mengumumkan penutupan pada 23 Januari 2020. Virus corona telah menyebar dan menjangkiti 400 lebih warga Wuhan.
Banyak orang harus dikarantina karena terkena penyakit baru yang oleh WHO dinamai Coronavirus Disease-19 (Covid-19). Tidak sedikit orang berjatuhan di jalanan akibat tidak kuat bertahan.
Angka kematian terus meningkat. Demikian pula dengan jumlah orang terjangkit.
Situasi kota tersebut benar-benar sepi. Hampir tidak ada toko, pasar, restoran buka. Semua orang di Wuhan mengisolasi diri di rumah masing-masing.
Tenaga medis berjuang keras menangani para pasien yang terjangkit. Beberapa dokter maupun perawat sempat tertular dan ada sebagian yang meninggal.
Bukan Menyerah tapi Saling Membantu
Situasi ini sempat membuat masyarakat Wuhan frustasi. Tapi, sebagian besar dari mereka tidak mau berpangku tangan dan memilih terjun membantu tim medis sebisa mereka.
Semua berjuang bersama menyembuhkan Wuhan dari Covid-19. Rasa lelah seperti diabaikan begitu saja.
Berangsur-angsur, kasus positif terinfeksi virus corona di Wuhan menurun. Pasien dinyatakan sembuh semakin banyak. Wuhan pun bersiap untuk pulih.
Situasi tersebut digambarkan cukup jelas dalam video dokumenter yang dibuat oleh stasiun televisi China Global Television Network. Video berjudul 'The Lockdown: One Month in Wuhan' memuat pesan agar masyarakat dunia tidak panik dan berjuang bersama mengatasi wabah ini.
Saksikan Videonya
Penelitian Wuhan: 86% Pasien Tak Sadar Terinfeksi Virus Corona
Dream - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 86 persen orang tidak menyadari tubuhnya menjadi agen penyebar virus corona baru, Covid-19. Kondisi ini menyebabkan mereka tetap melakukan perjalanan hingga menyebabkan virus corona menyebar lebih cepat.
Menurut Journal Science, peneliti menggunakan pemodelan komputer untuk melacak infeksi sebelum dan sesudah dilakukan larangan bepergian di Wuhan, Provinsi Hubei, China yang menjadi pusat penyebaran virus corona.
Mereka kemudian melihat situasi yang terjadi di China dan mencatat bahwa enam dari tujuh kasus virus corona tidak dilaporkan sebelum larangan bepergian diberlakukan di negara itu.
Kasus yang tidak dilaporkan inilah yang kemudian menjadi pemicu menyebarnya virus corona hingga akhirnya menjadi pandemik global seperti sekarang ini.
"Dan masih banyak orang di luar sana yang tidak sadar bahwa mereka agen penyebar yang bisa menularkan virus corona ke orang lain," tulis penelitian tersebut.
Hanya Berpikir Flu Biasa
Dan yang lebih mengkhawatirkan adalah para agen penyebar yang tidak tercatat ini tidak memiliki atau tidak menunjukkan gejala.
"Mereka bisa berjalan dengan bebas di tengah masyarakat meski membawa ancaman kepada orang lain yang mungkin akan mengalami gejala yang lebih parah," kata Shaman, salah satu penulis penelitian.
"Mereka (para agen penyebar) tidak menyadarinya. Mereka berpikir hanya sakit flu biasa. Ini akan terus menjadi tantangan dalam mencegah penyebaran di masa depan," tambahnya.
Meski penelitian ini hanya melihat data yang ada di China tapi juga bisa terjadi di negara-negara yang saat ini menghadapi wabah Covid-19, termasuk Indonesia.
Itulah mengapa pentingnya melakukan berbagai langkah pencegahan virus yang menyebabkan Covid-19. Seperti mengurangi aktivitas di luar rumah agar tidak terjadi kontak dengan agen penyebar yang tidak tercatat yang bisa menularkan virus ke kita dan keluarga kita.
Sumber: World of Buzz
Penelitian Wuhan: Golongan Darah A Kemungkinan Lebih Rentan Virus Corona
Dream - Sebuah penelitian awal di China menunjukkan orang dengan golongan darah A kemungkinan lebih rentan terhadap virus corona baru. Sementara, orang dengan golongan darah O mungkin lebih tahan terhadap virus dengan nama resmi Covid-19 tersebut.
Penelitian itu dilakukan oleh tim medis di China terhadap 2.000 pasien positif terinfeksi virus corona baru di Wuhan, yang menjadi awal pusat pandemi, dan Shenzhen. Penelitian itu mendapat temuan bahwa pasien golongan darah A menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi dan cenderung mengalami gejala lebih parah.
Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa riset ini masih awal dan perlu dilakukan studi lebih lanjut. Mereka mendesak pemerintah Negeri Tirai Bambu dan fasilitas medis mempertimbangkan perbedaan golongan darah ketika merencanakan langkah-langkah mitigasi atau merawat pasien yang terinfeksi Covid-19.
"Orang-orang bergolongan darah A mungkin perlu secara khusus memperkuat imunitas untuk mengurangi kemungkinan infeksi," tulis para peneliti yang dipimpin oleh Wang Xinghuan, dikutip dari South China Morning Post, Rabu 18 Maret 2020.
"Pasien yang terinfeksi Sars-CoV-2 (virus penyebab Covid-19) dengan golongan darah A mungkin perlu menerima pengawasan yang lebih waspada dan perawatan yang agresif," tulis Wang.
Sebaliknya, menurut makalah yang mereka terbitkan di Medrxiv.org pada 11 Maret itu, "golongan darah O memiliki risiko yang secara signifikan lebih rendah terhadap penyakit menular dibandingkan dengan golongan darah non-O."
Dari 206 pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Wuhan, 85 bergolongan darah A. Angka itu 63 persen lebih banyak daripada pasien bergolongan darah O, yang jumlahnya 52. Pola ini terjadi pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda.
"Ini mungkin bermanfaat untuk memperkenalkan golongan darah ABO pada pasien dan tenaga medis sebagai bagian rutin dari manajemen Sars-CoV-2 dan infeksi coronavirus lainnya, untuk membantu menentukan opsi manajemen dan menilai tingkat paparan risiko orang," tulis Wang.
(Baca selengkapnya di sini)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lagi, Direktur WHO Peringatkan Seluruh Negara Harus Bersiap Hadapi Penyakit X
Penyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.
Baca SelengkapnyaWaspada Penularan Flu Singapura Pada Anak Cenderung Meluas Saat Mudik
Gejala khas dari flu singapura yaitu demam dan ada bintik merah di kulit.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi
Beberapa tempat memiliki jumlah virus lebih tinggi dibandingkan area lain. Kamu wajib meningkatkan daya tahan tubuh jika ingin mengunjunginya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kaesang Sebut Bansos Pandemi Dikorupsi Lebih Bermasalah, Ganjar: Dua-duanya Disikat Saja
Kaesang Sebut Bansos Pandemi Dikorupsi Lebih Bermasalah, Ganjar: Dua-Duanya Disikat Saja
Baca SelengkapnyaViral Ibu dan Bayi Meninggal Dunia Usai Persalinan di Rumah Sakit di Indramayu, Keluarga Menduga Terjadi Malapraktik
Keluarga pasien menuding rumah sakit terlambat memberi pertolongan, baru ditangani beberapa jam setelah pasien datang.
Baca SelengkapnyaVaksin Covid-19 Gratis Mulai Dibatasi, Epidemiolog Angkat Bicara
Epidemiolog, Dicky Budiman, memberi pendapatnya soal kebijakan baru ini.
Baca SelengkapnyaDRESS IT! Tips Lipat Celana Jeans
Kalian saat memakai celana kepanjangan pasti suka melipat bagian bawahnya biar terlihat rapi. Nah, mungkin tips ini yang sedang kalian cari.
Baca SelengkapnyaNOTED KAK! Kata-Kata Manis Bos
Sahabat Dream bercanda lagi soal kantor yuk. Kali ini ada gak bos kamu yang seperti `PHP` dengan kata-kata manisnya? Cuma bercyanda ya....
Baca Selengkapnya