Tangani Pasien Sakaratul Maut, Perawat Ingatkan Kematian

Reporter : Irma Suryani
Kamis, 6 Oktober 2016 06:01
Tangani Pasien Sakaratul Maut, Perawat Ingatkan Kematian
Ia mendengar suara yang mistis. Suara Berteriak Minta Air

Dream - Setiap orang punya bagiannya tersendiri ketika berhadapan dengan sakaratul maut. Ada yang melaluinya dengan mudah dan sudah dijanjikan tempat yang indah di sana. Namun tak sedikit yang sulit dan penuh dengan kengerian ketika menghadapinya.

Seperti kisah pengalaman seorang perawat magang ketika berhadapan dengan situasi sakaratul maut seorang pasien wanita yang uzur. Ia mendengar suara yang mistis. Suara berteriak minta air

" Aku ingin air.. Aku ingin air." Suara jeritan entah dari mana terdengar keras dalam ruangan itu ketika Dahlia (bukan nama sebenarnya) menjadi perawat magang bersama teman-temannya di sebuah rumah sakit.

Hari itu merupakan hari pertama Dahlia praktik menjadi perawat sebagai syarat untuk lulus semester satu. Dahlia dan teman-temannya terheran-heran setiap kali mendengar suara teriakan seseorang yang tampaknya sangat kehausan.

Mata mereka berusaha menyelidik setiap sudut ruang counter perawat itu untuk mencari suara yang membuat jantung mereka berdetak kencang. Siapa yang tidak tegang. Ini pertama kali mereka jaga ruangan dan menangani pasien secara langsung.

Makin lama suara itu makin kuat. " Mak, aku ingin air. Aku ingin air, aku haus. Ampunkan aku Mak, ampunkan aku."

Ternyata suara itu berasal dari balik tirai separuh tertutup di ruang seberang counter. Perawat Dahlia dan teman-temannya melapor kepada seniornya Suster Shalini.

Saat mengarahkan pandangan pada tirai itu, Dahlia melihat sang empunya suara terlihat meronta-ronta dengan tangan diikat di ujung tempat tidur.

1 dari 4 halaman

Terus Panggil 'Ibu' dari Pagi

Terus Panggil 'Ibu' dari Pagi © Dream

Saat Suster Shalini memperkenalkan diri pada Dahlia dan teman-temannya, tiba-tiba si pemilik suara itu berteriak, " Hoi, tuli kah? Aku bilang ingin air!"

" Ros, ada apa dengan Ibu Zainah itu? Dari tadi tinggal teriak-teriak terus. Sebelum ini dia baik-baik saja kan?" tanya Suster Shalini kepada staf perawat Ros yang sedang duduk menulis laporan Ibu Zainah.

Ternyata, suara yang dari tadi teriak-teriak minta air dan memanggil-manggil ibunya itu bernama Ibu Zainah.

" Ibu itu mungkin sudah NBM (kependekan dari Nil by Mouth - kondisi pasien tak bisa makan apa pun kecuali lewat infus). Dari tadi pagi terus berak darah saja. Mungkin sudah dekat," potong Dr Arman menjawab pertanyaan Suster Shalini.

Setengah berbisik di hadapan Suster Shalini, Dahlia, dan teman-temannya, Dr Arman berkata, " Aku rasa ibu itu tak lama lagi. Karena dari tadi tinggal panggil ibunya terus. Seram dengarnya."

Kata-kata Dr Arman itu membuat Dahlia dan teman-temannya bergidik.

2 dari 4 halaman

Diberi Tugas Ikut Bersihkan Bekas Kotoran Pasien

Diberi Tugas Ikut Bersihkan Bekas Kotoran Pasien © Dream

Proses orientasi berjalan lancar, Dahlia dan teman-temannya bisa menjalankan tugas dengan baik meski terhitung sedikit lambat. Namun Suster Shalini memahami karena mereka baru pertama kalinya.

Ketika membahas masalah mengukur suhu dan nadi, Dahlia dan temannya, Adawiah, mendengar suara staf perawat Miskiah marah Ibu Zainah.

" Ya Allah Bu, apa yang ibu buat ini? Pampers entah ke mana, baju juga. Jangan seperti ini Bu, malu dilihat orang," seru Miskiah yang segera menutup tirai tempat tidur ibu itu.

Pandangan Dahlia sekilas sempat terarah ke tempat tidur Ibu Zainah. Dia terbelalak ketika mengetahui kondisi tempat tidur ibu itu yang penuh dengan bekas berak. Pertama kalinya dalam seumur hidup Dahlia melihat keadaan seperti itu. Meremang seluruh bulu roma.

Tiba-tiba suara staf perawat Jannah membuyarkan lamunan Dahlia. " Dik, kenapa berdiri macam patung saja. Pergi siapkan troli untuk membantu saya mencuci bekas berak pasien itu."

Terkejut Dahlia mendapat perintah ikut membersihkan bekas kotoran Ibu Zainah. Tapi apa boleh buat, itu sudah tugas yang harus dipikulnya.

3 dari 4 halaman

Hampir Tak Kuat Tangani Pasien

Hampir Tak Kuat Tangani Pasien © Dream

Prosedur membersihkan tempat tidur Ibu Zainah dilakukan bersama Miskiah, Dahlia dan temannya Masfina. Namun hampir-hampir Dahlia dan Masfina mau muntah karena bau anyir darah bercampur kotoran Ibu Zainah.

Belum lagi kelakuan pasien yang meludah ke sana ke mari setiap kali kemaluan dan duburnya akan dibersihkan.Tidak itu saja, Ibu Zainah tak henti-hentinya mengeluarkan kata-kata makian

Tidak itu saja, Ibu Zainah tak henti-hentinya mengeluarkan kata-kata makian

" Mak, lihat.. mereka kasar kepadaku. Aku minta air. Aku ingin air. Nanti aku maki-maki mereka ini baru tahu rasa," Ibu Zainah terus meracau.

Usai membersihkan Ibu Zainah, Dahlia dan teman-temannya meneruskan tugas lainnya hingga jam 12 siang. Lewat tengah hari, mereka minta izin istirahat untuk makan siang.

Beruntung kantin kampus dan rumah sakit tempat praktik tidak jauh. Mereka berjalan melewati kamar Ibu Zainah yang terlihat 'tengah tidur'.

" Huh, akhirnya diam juga. Sudah capek bersilat di atas tempat tidur rupanya," desis hati Dahlia.

4 dari 4 halaman

Beberapa Jam Ini Pasien Itu Ternyata Sedang Sekarat

Beberapa Jam Ini Pasien Itu Ternyata Sedang Sekarat © Dream

Jam 1 mereka kembali ke counter perawat. Terlihat tirai Ibu Zainah tertutup rapat. Troli gawat darurat didorong cepat seperti dilanda angin ribut. Orang-orang tergopoh-gopoh.

Saat melintas, hembusan kipas angin membuka sedikit tirai tempat tidur Ibu Zainah. Dahlia dan teman-temannya terkejut dan hanya bisa terpaku ketika melihat jasad berbalut kain putih di atas tempat tidur itu.

Bukannya baru tadi pagi mereka mendengar teriakan Ibu Zainah? Bukannya baru saja mereka menyentuh tubuh hangat ibu itu? Bukannya juga baru saja mereka melihatnya tidur terlelap?

Sebentar saja kamar itu ditinggalkan. Belum sampai 1 hari, malah belum 1 jam, Ibu Zainah telah diambil nyawanya oleh Yang Maha Kuasa.

Di hari pertama, mereka melihat bagaimana ajal manusia itu ternyata tidak bisa diduga. Mungkin hari ini senyum dan tawa terlihat di bibir kita. Tapi hari esok, senyum dan tawa itu mungkin akan hilang ketika nyawa telah terpisah dari jasad.

" Tiap-tiap jiwa itu akan merasakan kematian," bunyi surat Al Imran ayat 185.

Beri Komentar