ISIS, Organisasi Teroris Terkaya di Dunia

Reporter : Ramdania
Minggu, 26 Oktober 2014 14:02
ISIS, Organisasi Teroris Terkaya di Dunia
Negara Islam Irak Suriah (ISIS) merupakan organisasi teroris yang memiliki perencanaan keuangan terbaik. Organisasi ini mampu mengisi pundi-pundi keuangannya meski dengan jalan kekerasan.

Dream - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) atau yang berubah nama menjadi Negara Islam (IS) kini menjadi kelompok teroris paling kaya di dunia. Mereka memperoleh pendapatan puluhan juta dolar sebulan dari penjualan minyak di pasar gelap. Selain itu mereka juga mendapat dana dari uang tebusan dan pemerasan.

ISIS mendapat untung US$ 1 juta setiap hari dari menjual minyak mentah yang diambil dari ladang-ladang minyak di Suriah dan Irak. Menurut Wakil Menteri Keuangan AS bidang Terorisme dan Keuangan, David Cohen, pendapatan itu berasal dari wilayah-wilayah yang dikuasai awal tahun ini.

Karena kelompok teroris ini telah mendapat kekayaan dengan cepat dari berbagai sumber, maka AS dan sekutunya tertantang untuk memotong aliran dana organisasi teror tersebut.

" Kami tidak memiliki peluru perak, tidak ada senjata rahasia untuk mengosongkan kas ISIS dalam semalam. Ini akan menjadi pertarungan berkelanjutan, dan kami berada dalam tahap awal," kata Cohen seperti dikutip dari Arab News, Minggu, 26 Oktober 2014..

" ISIS sekarang dianggap sebagai organisasi teror paling kaya dan memiliki sistem keuangan paling canggih," kata Marwan Muasher, wakil presiden di Carnegie Endowment for International Peace.

" Di antara kelompok teror yang dibiayai pemerintah, ISIS mungkin kelompok dengan pendanaan terbaik yang pernah kami hadapi," kata Cohen.

" Kelompok itu menggunakan taktik keuangan yang memungkinkannya menghasilkan pendapatan puluhan juta dolar setiap bulan."

Dari kilang-kilang minyak yang dikuasai, ISIS bisa memproduksi 50.000 barel setiap hari. Mereka menjualnya di pasar gelap, seperti Turki, dengan harga yang murah.

Turki menjadi tempat yang subur bagi perdagangan gelap karena sejarahnya yang panjang sebagai pasar perantara antara pedagang di sekitar atau di luar wilayah negara itu.

Bahkan Presiden Suriah Bashar Assad yang memerangi ISIS dan merupakan oposisi AS, terpaksa membeli minyak dari ISIS karena ladang dan kilang minyaknya sudah dikuasai organisasi itu. (Ism)

Beri Komentar