Miliarder Baru Bermunculan, Daftar 10 Orang Terkaya Indonesia 2025 Versi Forbes

Dinar | Jumat, 7 November 2025 11:04

Reporter : Abidah

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah nama besar asal Indonesia ikut bertengger di jajaran miliarder global.

DREAM.CO.ID - Forbes kembali mengumumkan daftar orang terkaya di dunia tahun 2025. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah nama besar asal Indonesia ikut bertengger di jajaran miliarder global. Namun, yang menarik kali ini adalah munculnya wajah-wajah baru dari sektor teknologi dan data center. Ini menandai pergeseran arah ekonomi nasional yang semakin digital.

Forbes sendiri menggunakan sistem Real-Time Billionaires, yaitu pemantauan kekayaan miliarder yang diperbarui secara langsung mengikuti pergerakan harga saham dan nilai aset.

Untuk perusahaan publik, pembaruan dilakukan setiap lima menit selama bursa saham dibuka. Sementara itu, perusahaan non-publik dinilai sekali sehari berdasarkan indeks industri dan data pasar. Jika seseorang memiliki lebih dari 20 persen saham di perusahaan swasta, valuasinya disesuaikan dengan data dari FactSet Research Systems.

Selain itu, daftar Forbes juga mencantumkan lima orang dengan kenaikan dan penurunan kekayaan terbesar setiap hari. Artinya, posisi seseorang bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pada fluktuasi pasar.

2 dari 5 halaman

10 Orang Terkaya di Indonesia 2025 versi Forbes

Per Kamis, 6 November 2025 berikut daftar miliarder Indonesia versi Forbes:

1. Low Tuck Kwong – US$27,3 miliar (≈ Rp431,3 triliun)

Berada di peringkat ke-72 dunia, Low Tuck Kwong tetap mempertahankan gelarnya sebagai “Raja Batu Bara Indonesia”. Di usia 76 tahun, ia terus mengukir prestasi lewat Bayan Resources, salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Asia Tenggara.

Meski dunia mulai beralih ke energi terbarukan, kekayaan Low justru terus meningkat, mencerminkan kuatnya fondasi sektor energi di Indonesia.

2. R. Budi Hartono – US$22,4 miliar (≈ Rp354,9 triliun)

Menduduki peringkat ke-90 dunia, R. Budi Hartono adalah ikon stabilitas ekonomi Indonesia. Di usia 84 tahun, ia memimpin Djarum Group dan menjadi pemegang saham utama Bank Central Asia (BCA).

Kombinasi bisnis rokok dan perbankan membuatnya bertahan di puncak selama lebih dari satu dekade, membuktikan bahwa diversifikasi yang matang tetap jadi kunci kekayaan jangka panjang.

3. Michael Hartono – US$21,5 miliar (≈ Rp339,7 triliun)

Selisih tipis dari sang kakak, Michael Hartono menempati peringkat ke-94 dunia. Di usia 85 tahun, ia tetap aktif memimpin kerajaan bisnis keluarga yang mencakup BCA dan Djarum.

Bersama Budi Hartono, keduanya dikenal sebagai duo konglomerat paling kuat di Asia Tenggara, menggabungkan ketajaman bisnis dengan manajemen konservatif yang solid.

3 dari 5 halaman

4. Prajogo Pangestu – US$20 miliar (≈ Rp316 triliun)

Nama Prajogo Pangestu, yang kini berada di peringkat ke-99 dunia, dikenal luas lewat kiprahnya di Barito Pacific dan Chandra Asri. Di usia 80 tahun, ia menjadi simbol transformasi industri petrokimia dan energi nasional.

Meski kekayaannya menurun dibanding tahun lalu akibat fluktuasi harga energi global, Prajogo tetap menjadi salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Indonesia.

5. Sri Prakash Lohia – US$8,5 miliar (≈ Rp134,3 triliun)

Berada di peringkat ke-353 dunia, Sri Prakash Lohia adalah sosok di balik kesuksesan Indorama Corporation, konglomerasi petrokimia yang kini beroperasi di lebih dari 30 negara.

Di usia 72 tahun, ia membuktikan bahwa pengusaha asal Indonesia mampu bersaing di panggung global melalui inovasi dan ekspansi manufaktur berkelanjutan.

6. Otto Toto Sugiri – US$7 miliar (≈ Rp110,6 triliun)

Menyandang peringkat ke-474 dunia, Otto Toto Sugiri menjadi wajah baru sektor teknologi Indonesia.

Di usia 71 tahun, pendiri DCI Indonesia ini memimpin salah satu perusahaan data center terbesar di Asia Tenggara. Perannya dalam memperkuat infrastruktur digital menjadikannya pionir yang membuka jalan bagi munculnya miliarder teknologi Tanah Air.

7. Tahir & Keluarga – US$5 miliar (≈ Rp79 triliun)

Masuk di peringkat ke-717 dunia, Tahir adalah contoh nyata pengusaha sekaligus dermawan sukses. Di usia 73 tahun, ia memimpin Mayapada Group, konglomerasi yang bergerak di bidang perbankan, rumah sakit, dan properti.

Selain bisnis, Tahir dikenal luas atas kiprahnya dalam kegiatan filantropi di bidang pendidikan dan kesehatan.

4 dari 5 halaman

8. Marina Budiman – US$4,9 miliar (≈ Rp77,4 triliun)

Berada di peringkat ke-734 dunia, Marina Budiman menjadi sosok perempuan pertama Indonesia yang menembus daftar miliarder sektor teknologi. Di usia 63 tahun, ia bersama Otto Toto Sugiri mengembangkan DCI Indonesia menjadi pemimpin regional di bidang data center. Kehadirannya menjadi simbol meningkatnya peran perempuan di industri teknologi Indonesia.

9. Dewi Kam – US$4,8 miliar (≈ Rp75,8 triliun)

Dengan posisi di peringkat ke-751 dunia, Dewi Kam merupakan salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh di industri tambang Indonesia.

Di usia 74 tahun, ia berhasil membangun kekayaan besar dari investasi di sektor batu bara. Ketajamannya membaca peluang bisnis menjadikannya figur penting di dunia energi nasional.

10. Agoes Projosasmito – US$4,5 miliar (≈ Rp71,1 triliun)

Menempati peringkat ke-801 dunia, Agoes Projosasmito adalah pebisnis berpengalaman di bidang pertambangan dan investasi. Di usia 69 tahun, ia terus memperluas portofolio ke berbagai proyek logam dan sumber daya alam di Asia.

Langkah investasinya yang strategis menunjukkan bahwa sektor tambang tetap menjadi penopang kuat bagi perekonomian Indonesia.

5 dari 5 halaman

Tren Kekayaan 2025 di Indonesia

Daftar tahun ini memperlihatkan bahwa energi, petrokimia, dan perbankan masih menjadi sumber utama kekayaan nasional. Munculnya nama-nama seperti Otto Toto Sugiri dan Marina Budiman menunjukkan arah baru ekonomi Indonesia yang perlahan tapi pasti bergerak ke ranah digital.

Ekonomi Indonesia tampaknya mulai bergeser menuju era digital. Meski kontribusi teknologi belum sebesar sektor energi, arah perkembangan menunjukkan tren yang jelas bahwa infrastruktur data, cloud, dan bisnis digital menjadi magnet baru bagi para investor dan pengusaha besar.

Jika dibandingkan secara global, peta kekayaan dunia sudah lebih dahulu bergeser. Sepuluh besar dunia kini didominasi figur dari industri teknologi dan keuangan seperti Elon Musk (Tesla, SpaceX), Mark Zuckerberg (Meta), Jeff Bezos (Amazon), serta duet Larry Page dan Sergey Brin (Google).

Artinya, kekayaan global saat ini digerakkan oleh inovasi dan teknologi finansial, sementara Indonesia baru mulai menapaki jalur yang sama. Dengan tumbuhnya sektor data center dan digital infrastructure, masa depan ekonomi nasional mungkin akan dipimpin oleh generasi baru miliarder teknologi yang kini sedang naik daun.

Bupati Luwu Utara: Lembut di Dalam, Garang di Luar
Join Dream.co.id