Komunitas Ketimbang Ngemis, Say No to Ngemis
Komunitas Ketimbang Ngemis Jakarta (Foto: Ketimbangngemisjakarta.or.id)
Reporter : Okti Nur
Ini merupakan komunitas yang mengapresiasi para pejuang hidup yang tetap semangat mencari nafkah, daripada memilih jalan pintas ngemis.
DREAM.CO.ID - Pernah mendengar Komunitas Ketimbang Ngemis? Ini merupakan komunitas yang mengapresiasi para pejuang hidup yang tetap semangat mencari nafkah, daripada memilih jalan pintas ngemis.
Komunitas ini tersebar di berbagai kota di Indonesia. Mereka menyebut orang-orang yang menolak untuk mengemis walaupun terdapat keterbatasan dengan sebutan Solia alias Sosok Mulia.
Komunitas ini dibentuk untuk mengapresiasi dan membantu para sosok mulia yakni orang tua yang masih mau berusaha dalam keterbatasan fisik maupun usia untuk mencari nafkah bagi diri sendiri keluarganya dan menolak untuk mengemis.
"Say No To Ngemis," begitu profil yang dituliskan komunitas ini.
Komunitas ini awalnya berdiri di Yoygakarta pada tahun 2011, kemudian menjalar ke berbagai kota lain seperti Surabaya, Jakarta, Bali, Jepara, Kudus, Bandung, Pandeglang dan masih banyak lagi.
Untuk Komunitas Ketimbang Ngemis Jakarta sendiri berdiri pada 8 Juni 2015 yang digagas oleh Yona Luverina. Program yang dijalankan adalah memberikan informasi dan berita mengenai sosok mulia ke masyarakat luas melalui media sosial Ketimbang Ngemis Jakarta.
"Dan kami mengadakan bakti sosial dengan menyalurkan donasi ke sosok mulia di setiap bulannya," demikian dikutip dari website Ketimbang Ngemis Jakarta, Selasa, 7 Oktober 2025.
Tercatat, sudah ada 598 sosok mulia yang terbantu dari Ketimbang Ngemis Jakarta. Mereka juga telah melakukan 54 projek eksekusi rutin, 25 projek spesial, dan 20 projek kolaborasi.
Ketimbang Ngemis Jakarta juga merekrut relawan yang ingin membantu para Solia. Dengan keahlian yang bisa disesuaikan dengan divisi.
"Nggak muluk untuk bergabung menjadi saudara serumah kami. Jika kamu gigih, berpikiran terbuka dan ingin membantu sosok mulia, kamu cocok menjadi anggota KNJ," tulisnya.
Salah satu cerita yang dibagikan komunitas Ketimbang Ngemis Jakarta adalah sosok mulia bernama Udin. DIa merupakan kakek berusia 65 tahun (pada publikasi 2023), yang sehari-harinya berjualan kue ape atau serabi Betawi. Dia sudah berdagang selama 40 tahun.
Modal kakek berjualan sekitar Rp150 ribu dengan keuntungan per hari Rp30 ribu. Saat ditanya kenapa tidak mengemis, kakek Udin malu untuk mengemis. Jadi beliau tetap bekerja sampai sekarang.
Lain halnya dengan cerita Kakek Sorono, yang juga berumur 65 tahun. Dia memiliki keterbatasan penglihatan sejak 1994. Meskipun demikian, kakek ini tetap semangat mencari nafkah.
Dia bekerja sebagai pemecah batu. Kakek ini menjual per karungnya Rp5 ribu dan memperoleh pendapatan paling besar Rp30 ribu. Menariknya, kakek ini juga menggunakan hasil pendapatannya untuk menyantuni anak yatim hingga 75 anak. Kakek memutuskan untuk rutin menyantuni mereka lantaran tidak kunjung memperoleh keturunan.