© 2025 Https://www.instagram.com/klubdongeng
DREAM.CO.ID - Riuh tawa, lantunan lagu, dan warna-warni kostum memenuhi ruang pertunjukan di sebuah gedung budaya. Di atas panggung, anak-anak tampil penuh percaya diri membawakan kisah yang mereka tulis dan mainkan sendiri. Inilah suasana hangat Pesta Klub Dongeng 2025 bertema “ Cerita Penjaga Cilik”, sebuah perayaan tahunan yang digagas oleh Klub Dongeng Indonesia — komunitas yang selama ini konsisten menanamkan semangat literasi, empati, dan keberanian pada anak lewat seni bercerita.
Sejak berdiri, Klub Dongeng percaya bahwa setiap anak adalah penjaga cerita—penjaga nilai-nilai kehidupan yang lahir dari imajinasi mereka sendiri. Tahun ini, semangat itu diwujudkan melalui pertunjukan interaktif yang melibatkan anak-anak dari berbagai daerah, lengkap dengan kolaborasi seniman muda dan pendongeng profesional.
“ Anak-anak bukan hanya pendengar, tapi juga pencipta cerita. Melalui dongeng, mereka belajar memahami dunia sekaligus menemukan suaranya,” ujar salah satu pendiri Klub Dongeng yang juga penulis anak, dengan senyum hangat yang menular ke seluruh tim relawan di belakang panggung.
Acara ini bukan sekadar festival seni, tetapi ruang pertemuan antar generasi — antara orang tua, guru, seniman, dan anak-anak. Di setiap sudut ruangan, tampak berbagai aktivitas seperti lokakarya membuat boneka, latihan ekspresi suara, hingga pojok baca yang penuh buku cerita hasil karya anggota komunitas. Semuanya dirancang agar anak-anak bisa belajar tanpa merasa diajari.
Pentas utama “ Cerita Penjaga Cilik” juga menampilkan kisah-kisah bertema lingkungan, persahabatan, dan keberanian. Ada yang menulis tentang hutan yang berbicara, laut yang rindu kebersihan, hingga kisah seorang anak desa yang berani menegur raksasa yang serakah. “ Kami ingin anak-anak belajar bahwa kebaikan bisa lahir dari hal-hal sederhana,” jelas salah satu fasilitator yang juga aktif mengajar di komunitas ini.
Lebih dari itu, Klub Dongeng juga berupaya menjaga eksistensinya di tengah tantangan era digital. Mereka sadar, minat anak terhadap literasi konvensional menurun, dan banyak komunitas serupa yang mulai meredup. Karenanya, mereka tak berhenti berinovasi—menghadirkan dongeng lewat video pendek, podcast anak, hingga menggelar kolaborasi lintas platform agar tetap relevan bagi generasi yang tumbuh bersama gawai.
Salah satu langkah nyata mereka adalah menerbitkan jurnal ilmiah Pustakom, yang memuat hasil riset, praktik, dan refleksi tentang kegiatan literasi anak serta seni mendongeng. Kehadiran jurnal ini menjadi bentuk keseriusan komunitas untuk tidak hanya bergerak di ranah hiburan, tapi juga pendidikan dan kebudayaan. “ Kami sadar, agar komunitas bisa bertahan, kami perlu jembatan ke pihak-pihak yang lebih luas—akademisi, pemerintah, hingga lembaga pendidikan. Melalui jurnal ini, kami ingin membuka percakapan yang lebih dalam tentang pentingnya dongeng bagi tumbuh kembang anak,” ungkap salah satu pengurus redaksi.
Antusiasme peserta di Pesta Klub Dongeng 2025 menjadi bukti bahwa dongeng masih punya tempat di hati banyak orang. Tak sedikit orang tua yang datang bersama anaknya, bahkan beberapa di antaranya ikut serta dalam sesi mendongeng keluarga. “ Senang sekali melihat anak saya berani tampil di depan umum. Dulu dia pemalu, tapi setelah ikut klub ini, dia jadi lebih ekspresif dan suka bercerita,” kata salah satu orang tua peserta sambil menepuk bahu putrinya yang baru saja tampil di panggung.
Melalui acara ini, Klub Dongeng ingin menegaskan bahwa dongeng bukan sekadar hiburan masa kecil, melainkan sarana penting untuk membangun karakter dan empati sosial. Anak-anak diajak menyadari bahwa setiap kisah memiliki makna—dan bahwa mereka punya kuasa untuk menulis serta menyampaikan kisahnya sendiri.
“ Yang kami jaga bukan hanya cerita, tapi juga harapan,” tutup salah satu penggagas acara dengan mata berbinar. “ Kami ingin anak-anak tahu, mereka bisa menjadi penjaga kebaikan dunia, sekecil apa pun langkahnya.”
Pesta Klub Dongeng 2025 pun berakhir dengan sorak gembira dan pelukan hangat. Namun semangat “ Cerita Penjaga Cilik” akan terus bergema—di rumah, di sekolah, dan di hati anak-anak yang percaya bahwa dunia akan selalu lebih baik selama ada yang berani bercerita.
Anyway, Dream ingin menjadi media yang merangkul komunitas yang positif dan inspiratif di seluruh Indonesia. So, kalau kamu Ingin komunitasmu diliput oleh tim kami, yuk gabung di Communifest!
Advertisement
Serunya Pengalaman Festival Musik yang Jadi Jembatan ke Generasi Muda
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Jepang Butuh 400 Ribu Tenaga Kerja Tiap Tahun, Peluang Pekerja Migran Makin Besar
Ultah ke-3, Finally Found You! Rilis The Ultimate Concentrates
Foto Nisya Ahmad Kecil Mirip Banget Lily, Netizen: Memang Sudah Takdir
Punya Brand Sendiri, Ini Alasan Luna Maya dan Tasya Farasya Mau Jadi Muse Skincare Lokal
Keseruan DIY Mirror Clay Bareng GENDES di Campus Beauty Fair