Cerita Tompi Pernah Ingin Terima Tawaran Jadi Caleg, Akhirnya Dibatalkan
Tompi
Reporter : Okti Nur
"Namun last minute saya batalin pilihan karena beberapa hal," ungkapnya.
DREAM.CO.ID - Penyanyi sekaligus dokter, Tompi, mengungkap dirinya pernah ditawari oleh sebuah partai untuk mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg), namun dia memilih mundur saat hampir ketok palu.
Awalnya Tompi menyambut tawaran itu dengan pikiran terbuka, dirinya yang memiliki keinginan untuk membantu masyarakat. Ia juga ingin tahu lebih dalam soal penawaran tersebut.
Tawaran menjadi caleg tersebut bahkan sudah dilakukan sejak 2 periode pemilu lalu oleh beberapa partai ternama.
"Ada hasrat mau, karena ada keinginan untuk memperbaiki dan membantu. Dialog pun terjadi. Dan lansung dengan petinggi 2 kunci dari beberapa partai. Saya pikir ada baiknya denger aja dulu, jajaki, pikirkan baru putuskan mau berlayar dengan kapal pilihan," ceritanya dalam unggahan Instagram @dr_tompi.
Semua tawaran yang diajukan kepada pelantun "Menghujam Jantungku" terlihat sungguh-sungguh dan dirinya hampir ketok palu. Namun Tompi memutuskan untuk mundur.
"Namun last minute saya batalin pilihan karena beberapa hal," ungkapnya.
Sistem yang Tidak Masuk Akal Sehat
Terdapat enam alasan mengapa Tompi menolak tawaran menjadi caleg. Pertama, Tompi menganggap dirinya belum selesai secara finansial, dia sangat takut jika menjadi caleg akan tergoda untuk tidak jujur dan amanah.
Tompi juga mempertimbangkan profesinya sebagai dokter bedah plastik. Dia ragu apakah bisa konsisten membagi Waktu sebagai dokter dan politis. Alasan ketiga, setelah mengetahui sistem di dalam partai, banyak hal yang tidak bisa dicerna oleh akal sehatnya.
"3. Melihat sistemnya saat itu, belum bisa dicerna akal sehat saya. Baru lihat dari luar… belum masuk ke dalam. (Pendanaan kampanye,gaji dll)" ceritanya.
Harus Nurut Apapun Kata Partai
Pria berusia 46 tahun ini juga mengaku dirinya bukan tipikal orang yang gampang diatur. Dia pun sulit berkompromi dengan hal yang menurutnya keliru. Sedangkan jika masuk ke partai, dia harus nurut semua kata partai.
"Gak kebayang masuk diajak mikir tapi harus nurut ama apapun kata partai. Untuk yang sering berurusan sama saya pasti paham, saya agak sulit kompromi dengan hal yang menurut saya keliru. Bahkan di perkumpulan dokter untuk urusan medis pun saya dianggap “sulit diatur” —- lha kalo ada yang ngaco masa dipertahankan? UBAH LAH! Maaf ya, no kompromi," katanya.
Alasan kelima lain yang menurutnya sepele, Tompi tak mau menjadi bawahan yang diketuai oleh seseorang yang kurang kompeten.
"Alasan sepele lain: nggak mau jadi anggota/bawahan suatu kelompok yang diketuai oleh seseorang yang duduk disitu krn faktor “org lama atau keturunan” yang tdk disupport oleh background knowledge yang bergizi," ceritanya.
Pria kelahiran ini Aceh menutup alasan menolak tawaran partai karena tak dapat restu dari ibu dan sang istri.
Dalam postingan tersebut, Tompi mendoakan situasi partai saat ini sudah jauh lebih baik. Dia menambahkan, ceritanya dapat menjadi renungan untuk perbaikan yang lebih baik.
"Dilematis memang… berharap perubahan gak bisa hanya jadi penonton. Tapi kalau masuk, keseret arus …Kita semua percaya Indonesia ini hebat besar kuat banyak orang baik banyak orang pemikir….Tinggal perbanyak orang jujur kali ya," tulisnya.