Dream - Tindakan sebuah restoran di Kuala Lumpur, Malaysia yang mengenakan biaya AC sebesar 10 ringgit (sekitar Rp 34 ribu) kepada pelanggan, menuai kritik netizen di media sosial.
Seorang pelanggan mengunggah foto tagihan tertanggal 15 April, yang memperlihatkan ada biaya AC jika makan di restoran.
Sekitar jam 8 malam waktu setempat, pelanggan itu makan di restoran itu bersama teman-temannya.
Namun alangkah terkejut mereka setelah melihat kembali tagihan yang menampilkan biaya AC sebanyak 10 ringgit.
Foto tanda terima itu kini gencar dibagikan warga dunia maya Malaysia, sehingga membuahkan kehebohan. Sebagian bahkan ingin memboikot restoran itu.
Melihat hal itu, mengutip laporan portal Sin Chew Daily, manajer restoran menjelaskan telah terjadi kesalahan staf ketika memberikan tagihan kepada pelanggan.
Menurut manajer restoran, bila pelanggan menggunakan ruang di lantai atas restoran itu untuk mengadakan pertemuan tanpa memesan makanan atau minuman, maka pihaknya akan mengutip biaya AC jika duduk lebih dua jam.
Tapi, jika mereka pesan makanan dan minuman, maka biaya itu tidak akan dikenakan. " Sejak tagihan itu tersebar di internet, banyak pelanggan datang dan menanyakan hal itu.
" Saya ingin tegaskan, kami tak mengenakan biaya itu. Ini adalah kesalahan karyawan ketika memberi tagihan kepada pelanggan. Kami sudah memberi tagihan lain dan tidak kenakan setiap biaya AC kepada mereka," jelasnya.
(Ism, Sumber: Mynewshub.cc)
Dream - Jika terbiasa menggunakan sistem nontunai dalam pembayaran, Anda harus berhati-hati. Bisa jadi, Anda harus membayar bon belanja jauh dari nilai yang sebenarnya.
Pengalaman ini pernah dialami oleh seorang wanita bernama Icha saat makan siang di sebuah kafe di kawasan perbelanjaan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Dia harus membayar menu makannya di kafe tersebut sebesar Rp 17 juta lebih.
Icha memfoto bon dan struk kartu debit dengan jumlah nominal yang berbeda. Foto itu lantas dia unggah ke akun jejaring sosial Path miliknya.
Dalam akun itu, Icha menulis dia sering mendengar kabar kasir sebuah restoran kerap memasukkan nominal tidak sesuai dengan yang tertera dalam bon tagihan makan ke dalam mesin EDC. Terkadang, kejadian semacam itu tidak disadari oleh pelanggan.
" Nah pas siang ini abis jemput Qianna gw mampir makan di resto ini. Pas mau bayar, gw kasih atm BCA gw ke pelayan," tulis Icha.
" Tapi karna perlu pin, makanya gw dipanggil ke kasih buat masukin pin. Sambil gw masukin pin, gw diajak ngobrol, ditanya makanannya enak ngga dll," lanjut dia.
" Nah tapi pas gw cek struk yg keluar dr mesin edc kok 17jut amat!!! Protes dong yaaaa...," ungkap dia.
Icha seketika meminta pelayan untuk memanggil manager restoran tersebut. Tetapi, satu pelayan memberitahu sang manager sedang salat.
Icha akhirnya memutuskan untuk menunggu sang manager. Sambil menunggu, sang kasir mengeluarkan perkataan yang mengejutkan Icha.
" Untung masih disini bu, kalo udah keluar resto ngga bisa kita proses pengembalian uangnya, dan kalaupun bisa pasti butuh waktu lama," tulis Icha menirukan perkataan sang kasir. (Ism)
Dream - Kasus rumah makan di Anyer, Banten 'getok' harga seenaknya bukan pertama kali terjadi. Beberapa orang pernah mengaku jadi korban.
Kali seorang pengguna Facebook bernama Abah Choirun Sholeh menceritakan pengalaman pahit makan di Pantai Karang Bolong, Anyer, 1 Maret 2014 lalu.
Dia kena 'getok' harga selangit Rp 515.000 dengan pesanan makanan; 1 Porsi Ikan bakar Rp 180.000, 1 porsi Cumi Saos Tiram Rp 200.000, 1 bakul nasi Rp 40.000, 4 kelapa muda Rp 80.000, dan 1 piring lalapan Rp 15.000.
" Begitu liat harganya Rp 515.000 awalnya ga percaya, mungkin nolnya kebanyakan jadi Rp 51.500. tapi kok masa sih tempat wisata murah banget. Saat tanya ternyata benar totalnya segitu," tulis Abah menceritakan pengalamannya itu di akun Facebook miliknya.
" Niatnya mau seneng jadi kecut gara kejadian itu. Untuk yang mau ke karang bolong ataupun wisata lainnya dimohon hati-hati kalau pergi ke tempat makan dimana pun berada" .
Banyak Makan Korban
Sejumlah rumah makan masakan laut di Anyer ditenggarai banyak tak mencantumkan harga. Yulia, seorang resepsionis hotel di Anyer mengaku sudah banyak yang jadi korban rumah makan getok harga ini.
" Kalau tamu hotel sering kita kasih rekomendasi, ini rumah makan yang harganya wajar. Biar mereka nggak kena tipu. Banyak yang mengeluh soal kena tipu pas makan sea food," kata Yulia saat berbincang dengan Merdeka.com dikutip Dream.co.id, Senin 8 September 2014.
Yulia menambahkan biasanya untuk makan berempat atau berlima dengan lauk ikan, udang dan cumi sekitar Rp 300.000. Menurutnya harga Rp 1 juta yang ramai diposting di Facebook sudah sangat tak masuk akal.
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI), Serang, Hardomo mengaku telah memberi masukan kepada dinas terkait untuk membuat peraturan agar rumah makan di Anyer mencantumkan lengkap menu dan harga.
Tapi dari asosiasi, lanjut dia, tidak mengontrol lagi. Karena itu tugas dinas terkait, entah dinas pariwisata ataupun dinas perdagangan.
Ia mengimbau wisatawan agar masuk ke rumah makan yang mencantumkan lengkap menu beserta harga. " Kalau tidak ada daftar harga jangan makan di situ," ujarnya. (Ism)
Dream - Ini peringatan bagi turis yang bahasa Inggrisnya minim dan mencoba belanja barang mahal di luar negeri.
Seorang turis asal Vietnam, Pham Van Thoai, sedang berwisata di Singapura bersama pacarnya. Atas nama cinta, Pham berniat membelikan pacarnya sebuah iPhone 6 di sebuah toko di Sim Lim Square sebagai hadiah ulang tahun. Pham kemudian mengajak pacarnya ke toko handphone Mobile Air.
Di toko tersebut, Pham membeli iPhone 6 yang dibanderol US$ 950 (Rp 11,5 juta). Setelah bertransaksi dan akan meninggalkan toko, Pham diminta membayar biaya tambahan sebesar US$ 1.500 (Rp 18 juta) untuk biaya garansi.
Tentu saja Pham kaget dan lemas. Kepada koran lokal, Lianhe Zaobao, Pham mengatakan bahwa dia hanyalah pekerja pabrik di negaranya. " Gajiku hanya US$ 200 (Rp 2,4 juta) per bulan, dan untuk mengumpulkan US$ 950 (Rp 11,5 juta) perlu beberapa bulan. Itu jumlah yang sangat besar bagiku."
Saat membeli iPhone di Mobile Air, Pham diminta untuk menandatangani perjanjian. Namun Pham tidak meneliti isinya karena bahasa Inggrisnya minim. Selama ini, Pham mengira bahwa Singapura adalah tempat yang aman untuk berbelanja.
" Saat itu mereka menyodorkan pilihan garansi satu atau dua tahun. Aku pikir satu tahun cukup, jadi aku bilang satu tahun. Tapi mereka tidak bilang bahwa itu harus bayar," katanya.
Pham diberitahu jika tidak membayar biaya garansi, dia tidak boleh membawa iPhone yang sudah dibelinya. Mendengar itu, Pham memohon sambil berlutut untuk mengembalikan saja uangnya, tapi para pegawai Mobile Air malah menertawakannya.
Mobile Air akhirnya bersedia mengembalikan US$ 600 (Rp 7,2 juta) kepadanya. Tapi pacar Pham bersikeras toko tersebut mengembalikan semua uang dan kemudian memanggil polisi.
Saat polisi datang, staf Mobile Air berkata bahwa Pham sudah menandatangani perjanjian dan menawarkan pengembalian hanya US$ 70 (Rp 850 ribu).
Setelah Consumers Association of Singapore (Case) turun tangan, Pham akhirnya hanya dapat US$ 400 (Rp 4,8 juta).
" Aku akan pulang dalam dua hari ini dan tak ingin ada masalah lagi. Jadi aku terima saja uang pengembalian itu," katanya.
Bukan kali ini saja Mobile Air mendapat keluhan dari pelanggan. Menurut data Case, toko tersebut mendapat 14 keluhan mulai dari Juli sampai September. Angka tersebut yang tertinggi di antara toko-toko di Sim Lim Square.
Mobile Air membuat heboh media Singapura pekan lalu. Mereka membayar seorang wanita yang memenangkan klaim senilai US$ 1.010 (Rp 12 juta) dengan uang koin.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik