Ambisi Singapura Jadi Pusat Keuangan Syariah, Ini Hasilnya

Reporter : Syahid Latif
Senin, 23 November 2015 13:45
Ambisi Singapura Jadi Pusat Keuangan Syariah, Ini Hasilnya
Banyak perusahaan yang terjun ke bisnis syariah mengeluh. Belum lagi penerbitan surat utang syariah sangat minim.

Dream - Niat Singapura menjadi pusat ekonomi syariah sedikit menghadapi ganjalan. Pasar keuangan yang berguncang dan turunnya harga minyak membuat sistem keuangan syariah perlahan menjauh.

Hingga saat ini, pasar keuangan Singapura baru menerbitkan satu surat utang syariah (Sukuk) bernilai 163 juta dollar Singapura pada September lalu.

Bandingkan dengan penerbitan surat utang konvensional berbasis pendapatan tetap yang mencapai 136 produk bernilai 17,7 miliar dollar Singapura.

Head of Fixed Income dari DBS, Clifford Lee mengutip laman businesstimes.com.sg, Senin, 23 November 2015, menuding tak adanya tempat khusus untuk produk syariah di negara sekuler Singapura menjadi tantangan terbesar bagi penerbitan Sukuk.

Tanda-tanda meredupnya keuangan syariah di Singapura muncul setelah DBS Group Holdings menutup unit usaha syariah karena tak mampu memenuhi target skala ekonomi.

DBS telah mendirikan Islamic Bank of Asia pada 2007 dan menginvestasikan US$ 250 juta di bank syariah pertama Singapura.

Juru Bicara Otoritas Moneter Singapura (MAS), mengatakan The Islamic Financial Service Board telah mendorong adanya promosi keuangan syariah yang konsisten lintas regional.

" Untuk 2016, sentimen umum yang akan muncul adalah periode menantang bagi industri keuangan syariah di seluruh dunia," kata head of International Finance and Capital Market OCBC Al-Amin Bank Berhad, Alhami Abdan.

Sebagai negara nonmuslim, Singapura memang telah jauh dalam pengembangan keuangan Islami. Pada Juni lalu, Singapura bahkan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Konferensi Bank Syariah Dunia.

Bobby Tay, Chief Strategy Officer dari Sabana Real Estate Investment, satu-satunya perusahaan syariah yang tercatat di bursa Singapura mengatakan, " Perusahaan tak memperoleh insentif dalam menggunakan produk syariah, seperti tak adanya perlakuan pajak khusus terhadap keuangan syariah."

Beri Komentar