Apartemen Presenter Pencaci Palestina Dibeli Pangeran Arab?

Uang US$ 28 juta dihabiskan untuk membeli apartemen mendiang Joan Rivers.

Dream - Meski sudah meninggal, Joan Rivers, presenter ternama yang membuat pernyataan kebencian terhadap Palestina, masih membuat sensasi. Rumah mewah yang ditinggalkannya ternyata dibeli seorang pangeran dari Arab Saudi.

Kabar ini sebetulnya pernah muncul pada Juli lalu. Kala itu, apartemen Joan Rovers di Upper East Side New York telah terjual ke seorang anggota kerajaan Timur Tengah senilai US$ 28 juta.

Meski masih kabur, namun informasi ini tak pernah dibantah. Kabar terbaru yang diperoleh Dailymail menyebutkan anggota kerajaan pembeli rumah tersebut adalah Muhammad bin Fahd, putra dari mendiang raja Arab Saudi, Raja Fahd.

Mantan gubernur di sebuah wilayah timur Arab Saudi ini dilaporkan telah merenovasi properti seluas 5.100 kaki persegi. Tak ayal, pembelian ini membuat penghuni apartemen tersebut heboh.

" Sejak Pangeran Fahd membeli rumah tersebut dua bulan lalu, sejumlah arsitek dan kontraktor hilir mudik di apartemen itu," seorang sumber mengatakan kepada Dailymail seperti dikutip Dream, Kamis, 27 Agustus 2015.

Apartemen yang terletak setengah blok dari Central Park dan dekat dengan The Plaza ini dikabarkan telah berubah total sejak dibeli dari Rivers.

Joan Rivers membeli apatemen ini pada 1988 dan mengubahnya menjadi apartemen baik istana.

Bangunan ini dibangun pada 1903 oleh seorang miliarder John Drexel. Berlokasi di kawasan bonafid, Fifth Avenue, struktur bangunan ini diubah menjadi kondominium pada 1930.

Sejak dibeli Pangeran Fahd, apartemen ini mengalami perombakan total agar sesuai keinginannya. Seorang sumber menyebut sebuah lift khusus juga diminta dibangun di apartemen ini.

Meski banyak permintaan, pangeran Saudi ini dikabarkan takkan menempati apartemen mahal tersebut. roperti ini akan diberikan kepada putranya sekaligus menjadi tempat singgah bagi keluarga pangeran Fahd saat berkunjung ke kota tersebut.

Masalah keamanan juga menjadi perhatian serius Pangeran Fahd. Dia meminta pengawalan 24 jam selama tujuh hari sepekan.