Asuransi Korban MH17 Sulit Cair

Reporter : Ramdania
Sabtu, 19 Juli 2014 16:06
Asuransi Korban MH17 Sulit Cair
Sulitnya menemukan penyebab kecelakaan MH17 Malaysia Airlines yang diduga tertembak di wilayah Ukraina memberikan dampak sulitnya keluarga korban mengajukan klaim asuransi.

Dream - Pengurusan asuransi korban jatuhnya pesawat Malaysia Airline yang jatuh tertembak di wilayah Ukraina diperkirakan akan berjalan panjang dan rumit. Hal ini karena penyebab kecelakaan sulit ditentukan.

Malaysia Airlines menyebut saat MH17 terkena rudal, pesawat itu sempat kehilangan kontak saat terbang di atas 33 ribu kaki. Menurut pengacara penerbangan asal Hogan Lovells di Washington, Robert Cohn, dengan kondisi itu seharusnya lebih mudah diketahui apakah pesawat tersebut ditembak rudal atau meledak karena alasan lain.

" Ini akan menjadi isu menarik jika memang benar diledakkan penjahat. Apakah Anda akan menuntut pemberontak?" ujarnya seperti dikutip dari chicagotribune.com, Jumat 18 Juli 2014.

Ukraina menuduh teroris militan pejuang penyatuan Ukraina Timur dan Rusia, yang melakukan penembakan terhadap pesawat yang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur itu.

Para pemimpin pemberontak pro-Russian Donetsk People's Republic membantah keterlibatan pihaknya dalam kecelakaan itu. Mereka mengaku pesawatnya juga jatuh di wilayah Ukraina pada saat yang sama.

Menurut Bloomberg, Allianz SE Jerman merupakan pihak yang mengurusi kewajiban asuransi pesawat tersebut dengan broker asuransinya adalah Aon Plc London dengan nilai mencapai US$ 97,3 juta.

Beberapa waktu lalu, ketika hilangnya pesawat Malaysia Airlines, Malaysian memiliki kekuatan hukum dibantu dengan temuan-temuan negara lain yang membantu.

The US National Transportation Safety Board yang sering menyelidiki kecelakaan pesawat di berbegai negara telah diundang untuk membantu menyelediki dan menentukan penyebab meledaknya pesawat itu di kawasan Ukraina.

" Kami berkomunikasi dengan instansi pemerintah dan mengevaluasi apa peran kita dalam kasus ini," ujar lembaga tersebut.

AS dan regulator udara Eropa telah memberikan peringatan pada bulan April agar semua maskapai menghindari terbang di atas Semenanjung Krimea dan bagian negara Ukraina. Namun, Wakil Presiden FlightAware.com Mark Duell menyatakan beberapa maskapai secara rutin tetap terbang di atas bagian utara Ukraina.

Menurut data FlightAware, Lufthansa AG, Air India, dan Malaysia Airlines merupakan maskapai yang masih rutin melewati jalur larangan tersebut.

" Rasanya sulit untuk menghindari mmelewati Ukraina," ujar Duell.

Namun, beberapa maskapai penerbangan internasional, termasuk Australia Qantas Airways dan dua operator besar asal Korea mengatakan pihaknya telah menggeser rute penerbangan untuk menghindari wilayah udara Ukraina akibat konflik antara Kiev dan pemberontak pro-Moskow.

Cohn berharap pemerintah tiap negara mengeluarkan peringatan tegas mengenai pembatasan wilayah ini sehingga maskapai penerbangan akan lebih berhati-hati dalam menentukan jalur penerbangannya.

Otoritas penerbangan sipil China telah memperintahkan agar semua maskapai China menghindari wilayah tersebut. Begitupun dengan Federal Aviation Administration AS telah sukarela menyetujui penghentian jalur penerbangan di atas perbatasa Rusia-Ukraina. Turkish Airlines pun menyatakan akan menghindari wilayah Ukraina. (Ism)

Beri Komentar