Bandara Internasional Soekarno-Hatta Menjadi Salah Satu Merek Termahal Di Indonesia. (Foto: Angkasa Pura II)
Dream – Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) menjadi salah satu merek termahal di Indonesia. Bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) ini menduduki peringkat ke-71 dari daftar Top 100 Indonesia Most Valuable Brands 2019.
Dikutip dari keterangan tertulis Angkasa Pura II yang diterima Dream, Kamis 13 Juni 2019, valuasi merek Bandara Soetta senilai US$72 miliar (Rp1.028,98 triliun).
Penilaian ini diperoleh dari hasil kajian konsultan Inggris, Brand Finance dengan majalah SWA. Metodologi yang digunakan oleh Brand Finance dalam menentukan nilai merek mencakup sejumlah proses yakni menghitung Brand Strength Index (BSI), Brand Royalty Rate, dan Brand Revenues, sampai mendapatkan Brand Value dari suatu merek.
Presiden Direktur Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan capaian ini menjadikan bandara itu satu-satunya bandara yang menjadi merek termahal. Kesuksesan Bandara Soetta berada di dalam jajaran merek paling mahal untuk pertama kalinya merupakan hasil dari transformasi yang tengah dijalankan perusahaan.
Transformasi tersebut berujung pada meningkatnya pelayanan ke standar tertinggi dan berdampak pada terbentuknya loyalitas pelanggan serta meningkatnya pendapatan.
“ Ada 3 transformasi yang sedang kami lakukan, yaitu business & portfolio transformation, infrastructure dan operation system transformation, dan human capital transformation. Transformasi tersebut untuk mencapai tujuan yakni menjadikan Soekarno-Hatta sebagai the best smart connected airport in the region,” kata dia di Jakarta.
Dia mengatakan perusahaan pelat merah itu juga membangun bandara secara masif, seperti terminal, runway, dan stasiun kereta. Kini, ada tiga terminal di Bandara Soetta, yaitu Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3.
“ Saat ini kami juga bersiap membangun Terminal 4, sebelum nantinya akan dilakukan pembangunan Soekarno-Hatta II,” kata Awaluddin.
Titik balik Soekarno-Hatta tentu saja adalah beroperasinya Terminal 3 pada 2016. Terminal berkapasitas 25 juta penumpang per tahun itu mampu membantu Terminal 1 dan 2 untuk mengurai kepadatan lalu lintas penumpang.
Sekarang, Terminal 3 bahkan menjadi referensi di Indonesia bagaimana seharusnya terminal penumpang pesawat beroperasi secara efektif dan efisien dengan standar pelayanan tinggi.
Soekarno-Hatta sejak 2017 juga telah dilengkapi dengan Skytrain sebagai moda transportasi antarterminal, sangat berbeda jauh dibandingkan dengan sebelumnya hanya mengandalkan shuttle bus.
Lebih lanjut, kereta bandara juga mulai melayani traveler sejak awal 2018 dengan rute dari Stasiun Bekasi, BNI City, Duri, Batu Ceper ke Soekarno-Hatta. Dalam waktu dekat, kereta juga akan melayani Stasiun Manggarai.
Ke depannya, pelayanan juga akan lebih meningkat dari sisi operasional dengan adanya runway ketiga dan east cross taxiway.
Selain infrastruktur fisik, perusahaan pelat merah itu juga membangun infrastruktur digital untuk Bandara Soetta. “ Di sisi lain, kami mengimbangi pembangunan itu itu dengan mengembangkan soft infrastructure yakni ekosistem digital,” kata dia.
Awaluddin mengatakan perpaduan antara pengembangan hard infrastructure dan soft infrastructure mampu membuat Soekarno-Hatta mempertahankan standar tinggi dalam melayani 60-70 juta penumpang pesawat per tahun.
“ Digitalisasi di Soekarno-Hatta sangat penting karena Soekarno-Hatta tidak bisa dikelola dengan cara-cara tradisional lagi. Lewat digitalisasi kami mampu melayani 60-70 juta penumpang meskipun kapasitas terminal baru sekitar 50 juta penumpang,” kata dia.
Berbagai infrastruktur pelayanan digital juga bisa dinikmati di Soekarno-Hatta mulai dari wifi berkecepatan tinggi (wi-shock), iMATE Lounge (i-Millennial Airport Travel Experience Lounge), tempat bermain e-sport, hingga personil yang dilengkapi dengan gadget (Digital Officer with Digital Device).
Pengembangan digital juga mencakup dirilisnya aplikasi untuk iOS dan Android guna memudahkan traveler mendapatkan pelayanan sebelum, saat, dan sesudah penerbangan.
“ Pengembangan hard infrastructure dan soft infrastructure membuat Soekarno-Hatta dapat beroperasi optimal dalam melayani penumpang,” jelas kata dia.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan