6 dari 10 Bank di Dunia `Berdamai` dengan Fintech

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 21 September 2016 12:43
6 dari 10 Bank di Dunia `Berdamai` dengan Fintech
Financial Technologi dianggap sebagai masa depan bisnis keuangan. Bahkan industri perbankan kini mulai `berdamai` dengan bisnis baru ini.

Dream – Sebuah survei yang dilakukan IDC Financial Insight dengan SAP tentang bank pemeriksaan masa depan (future proofing bank) telah dilakukan. Hasilnya, 6 dari 10 bank di dunia yang siap bekerja sama dengan perusahaan teknologi keuangan (financial technology/fintech).

Dilansir dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Rabu 21 September 2016, survei ini menggunakan 265 bank retail dan korporat di 24 negara sebagai respondennya. Mereka menemukan hubungan bank dengan fintech mulai membaik. Bank masih perlu belajar dari fintech untuk mencapai transformasi digital secara penuh.

“ Bank kini berada di tengah-tengah transformasi digital, mencari cara untuk mempercepat waktu mereka ke pasar dan memberikan nilai baru untuk jasa kepada pelanggan,” kata Kepala Global Layanan Keuangan SAP, Rob Hetherington.

Hetherington mengatakan startup memiliki karakter mobile yang kuat dan dibuat semata untuk pelanggan. Tapi, mereka tidak punya peraturan pengetahuan dan keyakinan pelanggan yang dimiliki oleh perbankan.

“ Keduanya memiliki sesuatu yang diinginkan satu sama lain, dan saya berharap bahwa kita akan menyaksikan kolaborasi, integrasi yang jauh lebih besar  dalam beberapa kasus  akuisisi yang terjadi di tahun depan,” kata dia.

Contoh penemuan survey ini adalah Amerika Utara memfokuskan transformasi digital sebagai penghubung bisnis. Ada 40 persen bank di Amerika Utara menginvestasikan seperempat anggaran dari anggaran IT mereka untuk transformasi bisnis.  

Sementara itu, Direktur Riset untuk IDC Financial Insight, Jerry Silva, mengatakan transformasi digital di bank mana pun dimulai dengan evaluasi diri. Dari sana, bank harus berinvestasi dalam transformasi digital secara penuh dan membangun keterlibatan direksi dan struktur kepemimpinan untuk transformasi organisasi.

“ Akhirnya, membangun infrastruktur yang mendukung kerja sama bisnis,” kata dia.(Sah)

Beri Komentar