Kini Liburan Makin Mudah, Biayanya Bisa Dicicil

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 26 Oktober 2021 10:36
Kini Liburan Makin Mudah, Biayanya Bisa Dicicil
Mereka meluncurkan produk ini.

Dream – Sejak level PPKM di sejumlah wilayah Indonesia turun dan dibukanya perbatasan internasional di sejumlah negara asing, suasana liburan terasa semakin dekat. BCA, Mastercard, dan tiket.com, kompak merespons kondisi masyarakat yang sudah rindu liburan.

Mereka bekerja sama untuk meluncurkan kartu kredit yang menjawab segala kebutuhan konsumen dalam merencanakan liburan.

“ Upaya mendukung pemulihan sektor pariwisata dan perekonomian telah menjadi salah satu fokus bagi BCA. Kolaborasi yang dihadirkan oleh BCA, tiket.com, Mastercard, menjadi bentuk dukungan kami bagi kebangkitan sektor pariwisata,” kata Direktur BCA, Santoso, dalam virtual media gathering pada Senin, 25 Oktober 2021.

Co-Founder dan Chief Marketing Officer (CMO) tiket.com, Gaery Undarsa, menambahkan, fokus kerjasama ini adalah mendorong angka transaksi dan kunjungan wisatawan sehingga pariwisata domestik dapat bangkit dan kembali berjaya. Selain itu, pekerja dari sektor informal juga dapat melestarikan kesejahteraan dan meningkatkan taraf hidup.

Country Manager Mastercard Indonesia, Navin Jain, mengatakan, konsumen Indonesia sedang mengalami perubahan pola pikir digital by default. Oleh sebab itu, semakin banyak masyarakat yang mengandalkan pembayaran nirsentuh serta perdagangan online untuk melengkapi kehidupan sehari-hari.

Untuk itulah, kartu kredit ini dirancang untuk memfasilitasi masyarakat yang bergaya hidup dinamis, aktif, trendi, serta mobilitas tinggi. Di samping itu, layanan ini mengutamakan pengalaman kenyamanan dan keamanan bertransaksi format contactless dan cashless di manapun nasabah berada.

1 dari 4 halaman

Tebar Promo

Sekadar informasi, kartu kredit BCA, tiket.com, dan Mastercard ini dapat digunakan sebagai alat transaksi saat berwisata maupun dalam transaksi kegiatan sehari-hari.

Kartu pembayaran ini hadir dengan sejumlah keuntungan untuk setiap transaksi yang dilakukan nasabah seperti gratis iuran pertama, welcome bonus berupa e-voucher hingga Rp1 juta, hingga double tiket point khusus untuk pembelian tiket pesawat dan kamar hotel khusus di platform tiket.com.

Santoso berharap, kolaborasi ini dapat memberikan kemudahan untuk mendukung travel lifestyle masyarakat Indonesia dan menjadi stimulus pemulihan berbagai sektor.

Laporan: Elyzabeth Yulivia

2 dari 4 halaman

Kegiatan Ekonomi 2021 Mulai Menggeliat, Laba Bersih BCA Tembus Rp23 Triliun

Dream – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengantongi laba bersih senilai Rp23,2 triliun selama Januari-September 2021. Angka ini naik 15,8 persen secara year-on-year dari periode yang sama tahun lalu.

 

© Dream

 

“ Kami mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengendalikan Covid-19 di Indonesia, termasuk mengakslerasi program vaksinasi,” kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi pers virtual, Kamis 21 Oktober 2021.

Dengan begitu, aktivitas bisnis sudah mulai memulih seiring dengan mobilitas masyarakat yang meningkat.

3 dari 4 halaman

Penyaluran Kredit Naik 4,1 Persen

Berdasarkan data BCA, total kredit naik 4,1 persen yoy menjadi Rp605,9 triliun pada September 2021. Hal ini disebabkan perbaikan di segmen korporasi dan KPR. Kredit korporasi meningkat 7,1 persen yoy jadi Rp269,9 triliun dan KPR tumbuh 6,5 persen yoy menjadi Rp95,1 triliun.

Kemudian, kredit komersial dan UKM tumbuh 1,5 persen jadi Rp185,4 triliun. Saldo outstanding kartu kredit naik 1,2 persen menjadi Rp13,9 triliun.

“ Secara total, portofolio kredit consumer naik 2,1 persen yoy menjadi Rp144,7 triliun,” kata dia.

Sementara itu, dana murah BCA tercatat Rp721,8 triliun atau naik 21 persen yoy. Deposito juga naik 9,7 persen menjadi Rp201,9 triliun.

Secara total, dana pihak ketiga naik 18,3 persen menjadi 923,7 pada September 2021. Kenaikan ini mengerek aset BCA menjadi Rp1.169,3 triliun atau naik 16,5 persen.

4 dari 4 halaman

Kredit Kendaraan Bermotor Turun

Jahja menyebut kredit kendaraan bermotor (KKB) turun 7,6 persen yoy menjadi Rp35,6 triliun meskipun koreksinya membaik pada periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satunya adalah krisis chip yang mempengaruhi produksi kendaraan dan produksi yang terbatas selama Covid-19.

“ Terhadap penyediaan kendaraan bermotor, chip membuat produksi mobil agak tersendat,” kata dia.

Ditambah lagi, ada pemberlakukan PPKM darurat pada awal Juli 2021. Ini membatasi jumlah karyawan dan jam kerja. Ini membuat jumlah tenaga pabrik dan produksi menjadi turun. Jahja menilai produksi yang turun bisa membuat kebutuhan pasar menjadi tidak terpenuhi dan berujung inden.

“ Kalau inden berbulan-bulan, orang nggak mau beli karena harga nggak terikat,” kata dia.

Beri Komentar