Winda Karunadhita, Salah Satu Seniman Difabel Di The Able Art. Credit: Tokopedia
Selalu ada kisah inspiratif yang bisa dipelajari dari para pelaku UMKM sukses tanah air, tak terkecuali pelaku UMKM difabel. Keterbatasan tak membuat mereka berpangku tangan. Sebaliknya, mereka membuktikan diri jika mampu berdikari dan mandiri, bahkan bisa memberikan sumbangsih bagi perekonomian digital nasional.
Nah, demi mengapresiasi para pelaku UMKM difabel ini, Tokopedia membagikan cerita inspiratif mereka. Menariknya, momen tersebut bertepatan dengan momen Hari Difabel Sedunia yang berlangsung pada 3 Desember 2021. Menurut Ekhel Chandra Wijaya selaku External Communications Senior Lead Tokopedia, pihaknyaterus memberikan panggung seluas-luasnya bagi pegiat UMKM lokal, termasuk difabel, untuk menciptakan peluang lewat pemanfaatan teknologi agar bisa bangkit bersama memulihkan ekonomi.
Di antara para pelaku UMKM difabel yang sukses memanfaatkan teknologi dan berkontribusi terhadap perekonomian digital pilihan Tokopedia adalah The Able Art dan warung kelontong Toko Lariz. Penasaran seperti apa kisah sukses mereka? Berikut ini cerita inspiratifnya.
Kisah pertama datang dari The Able Art. UMKM satu ini didirikan oleh Tommy Budianto. Bermula dari kecintaan terhadap dunia sosial, Tommy mendirikan The Able Art di Pasuruan pada 2017. Tommy membantu mereproduksi lukisan-lukisan karya seniman difabel menjadi berbagai produk, seperti hijab, tas, pouch dan lain-lain, untuk dijual offline maupun online.
“ The Able Art didirikan untuk memberdayakan para seniman difabel agar tetap bisa berkarya sehingga mereka bisa memperoleh pendapatan tetap. Kami ingin setiap karya memiliki nilai sosial bagi masyarakat Indonesia,” jelas Tommy.
Kerennya, Tommy menggandeng seniman lukis difabel dari sejumlah daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang hingga Bali. Tak jarang, untuk mendapatkan hasil reproduksi lukisan yang berkualitas tinggi, Tommy datang langsung ke tempat para seniman.
“ Di awal berjualan, penjualan kami hanya berkisar 10-20% dari sebelum kami bergabung dengan Tokopedia. Setelah memanfaatkan Tokopedia, The Able Art bisa mengirimkan rata-rata 100 pesanan dalam sebulan ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua,” kata Tommy.
Pelaku UMKM difabel lainnya yang juga dinilai Tokopedia begitu menginspirasi adalah Suhartini, pemilik warung kelontong Toko Lariz sekaligus tunadaksa asal Semarang. Sejak bergabung ke ekosistem Mitra Tokopedia pada 2019, Suhartini berhasil menstok produk sembako hanya melalui aplikasi, tanpa harus keluar rumah.
Aplikasi Mitra Tokopedia juga membuat Suhartini bisa menambah varian produk digital di tokonya, seperti pulsa, paket data, token listrik dan PDAM, sehingga pendapatannya pun meningkat.
“ Sejak bergabung di Mitra Tokopedia, warung saya semakin laris. Isi ulang stok warung juga sangat mudah karena saya tidak harus keluar rumah. Dengan berjualan produk digital, omzet saya naik 2x lipat,” ungkap Suhartini.
Warungnya bahkan kini menjadi sumber utama pendapatan keluarganya. “ Keterbatasan fisik bukan penghalang bagi saya. Dengan adanya teknologi, semua hal dimungkinkan. Saya ingin terus membuktikan bahwa tunadaksa bermodal minim juga bisa menciptakan peluang,” tutup Suhartini.
Kedua pelaku UMKM difabel itu pun bisa kamu jadikan inspirasi untuk mulai berani menjalankan usaha sendiri. Apalagi kini sudah ada platform digital seperti Tokopedia, yang mempermudah para pelaku UMKM di seluruh Indonesia tanpa terkecuali, untuk memasarkan produknya secara digital.
Advertisement
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen, Prabowo: Masih Tinggi Dibandingkan Seluruh Dunia
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini