Para CEO Hamburkan Uang Buat `Taksi Terbang`

Reporter : Syahid Latif
Jumat, 5 September 2014 07:05
Para CEO Hamburkan Uang Buat `Taksi Terbang`
Tanda-tanda pemulihan dunia usai krisis keuangan 2008 membuat CEO kembali boros.

Dream - Munculnya tanda-tanda pemulihan ekonomi dunia usai krisis keuangan 2008 menghidupkan kembali sifat boros para pemimpin perusahaan di Timur Tengah. Para bos dikabarkan kembali menggunakan pesawat jet pribadi untuk kenyamanan perjalanannya.

Perusahaan persewaan pesawat jet Private Jet Charter (PJC), yang memiliki kantor di London, Nice, Moskow, Florida, Dubai dan Jeddah mengakui tren penggunaan pesawat jet pribadi sempat terhenti lima tahun lalu saat sebagian besar perusahaan membatasi pengeluaran.

Seiring membaiknya ekonomi dunia, kini hampir 10 persen dari CEO di dunia Arab kembali menggunakan jet pribadi untuk kenyamanan perjalanan mereka. Jumlah ini memang masih lebih rendah dibandingkan CEO di Amerika Serikat (AS) sebanyak 30 persen.

Tren di kalangan CEO Arab untuk memilih jet pribadi untuk liburan diperkirakan akan mengambil momentum lebih lanjut. Pemicunya, mulai ada kesadaran akan manfaat yang ditawarkan oleh jet pribadi dalam hal kenyamanan, kemewahan, kustomisasi dan biaya ketika terbang dalam kelompok.

PJC mengatakan tingginya penggunaan jet pribadi di Eropa atau AS disebabkan oleh wilayah geografis yang lebih besar dari Timur Tengah.

" Tren ini mendapatkan momentum yang lebih besar di Timur Tengah karena meningkatnya infrastruktur penerbangan sipil dengan pelayanan jet pribadi," kata Ross Kelly, Managing Director PJC untuk Timur Tengah seperti dikutip laman Emirate247, Jumat, 5 September 2014.

Sebuah tinjauan catatan penerbangan Federal Aviation Administration AS mengungkapkan bahwa puluhan jet yang dioperasikan oleh perusahaan publik membuat lebih dari 30 persen dari perjalanannya ke atau dari tempat-tempat tujuan.

" Beberapa CEO di bagian lain dunia menggunakan pesawat pribadi seperti taksi pribadi dan tren ini akan hadir ke Timur Tengah dengan cara yang dramatis," kata Kelly.

" Di Timur Tengah, hampir 10 persen dari perjalanan CEO bersifat personal, sedangkan sisanya adalah murni bisnis," kata Kelly.

PJC menilai industri jet pribadi di Timur Tengah memiliki potensi besar karena wilayah ini cenderung menjadi tujuan hidup untuk pariwisata dan investasi. " Individu kaya raya masuk dalam kategori ini perlu merancang strategi perjalanan yang lebih bijak dengan penggunaan jet pribadi, bukan penerbangan komersial," katanya.

Beri Komentar