Cinema XX1 (Foto: Dream.co.id/Okti Nur Alifia)
Dream - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, pengelola dari jaringan bioskop Cinema XXI bakal menjadi salah satu penghuni Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan berencana menggelar penawaran umum perdana (nitial Public Offering/IPO) dengan target dana segar Rp2,4 triliun.
Cinema XXI berencana melepas sebanyak-banyaknya 8,335 miliar saham dengan harga penawaran berkisar Rp270-Rp288. Nominal ini setara dengan 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor usai IPO.
Masa penawaran awal akan berlangsung mulai tanggal 10-14 Juli 2023 sementara masa penawaran umum berlangsung 27-31 Juli 2023.
Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Hans Gunadi menjelaskan perkembangan industri hiburan di tanah air, khususnya sektor bioskop, bakal terus positif di tahun-tahun mendatang.
" Cinema XXI mengambil aksi korporasi IPO sebagai salah satu langkah strategis," ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 7 Juli 2023.
Rencananya dana hasil IPO akan digunakan manajemen Cinema XXI sebesar 65 persen untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop dengan peningkatan fasilitasnya. Sementara alokasi sebesar 15 persen akan digunakan untuk modal kerja, dan sisanya 20 persen dialokasikan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek Perseroan alias utang terhadap bank.
Untuk melaksanakan proses IPO, Cinema XXI juga telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT JP Morgan Sekuritas indonesia, PT Mandin Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Diketahui hingga 31 Desember 2022, Cinema XX1 telah hadir di 50 kota, dengan 1.216 layar di 225 lokasi. Angka tersebut mewakili 58 persen dari total layar di Indonesia.
Sementara dari jumlah pengunjung, masyarakat yang menonton film melalui Cinema XX1 mewakili 68 persen dari total penonton di Indonesia.
Berdasarkan riset Euromonitor, negara maju rata-rata memiliki 84,3 layar per satu juta penduduk (estimasi 2022) sementara Asia Tenggara rata-rata memiliki 30,2 layar per satu juta penduduk.
Di sisi lain, Indonesia baru memiliki 7,6 layar per satu juta penduduk dengan total layar bioskop dari seluruh operator di Indonesia hingga akhir tahun 2022 diestimasi sekitar 2.107 layar.
Dari sisi keuangan, Cinema XXI mencatatkan kinerja pada 2022, yakni pendapatan sebesar Rp4,40 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp1,28 triliun di tahun 2021.
Pendapatan di tahun 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61 persen, penjualan makanan dan minuman sebesar 33 persen, iklan sebesar 3 persen dan digital platform sebesar 3 persen.
" Atas kerja keras dan komitmen seluruh keluarga besar Cinema XXI, kinerja keuangan mengalami pemulihan pendapatan yang kuat menuju level sebelum Covid-19. Pendapatan Rp4,40 triliun tersebut setara dengan 64 persen perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022," tutup Hans.
Dengan kinerja tersebut, Cinema XXI mencetak laba bersih Rp506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp354 miliar pada 2021. EBITDA Cinema XXI juga semakin tangguh yakni sebesar Rp1,44 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp329 miliar pada 2021.